Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Pelaku “Tinder Swindler Indonesia” Jerat Korbannya: Bangun Kepercayaan dan Ajak Berbisnis demi Masa Depan

Kompas.com - 22/08/2023, 07:00 WIB
Baharudin Al Farisi,
Ihsanuddin

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com – Pelaku penipuan “Tinder Swindler” versi Indonesia menggunakan bisnis jual beli daring fiktif untuk mendapatkan untung dari puluhan korbannya.

Pelaku menyasar wanita mapan yang masih melajang, dan melancarkan bujuk rayu agar korban mau berbisnis bersama demi membangun masa depan.

Salah satu korban berinisial DH (41) mengungkapkan, sebelum menawarkan bisnis ini, pelaku terlebih dahulu mendapatkan kepercayaan korban melalui komunikasi intens berisi perkenalan latar belakang.

“Dalam tiga-empat hari, aku merasa klik sama dia. Karena dia ini pintar banget. Kelihatan dari cara dia berbicara dan topik pembicaraan kami,” ujar DH saat berbincang dengan Kompas.com di salah satu kafe bilangan Jakarta Barat, Sabtu (15/7/2023).

Baca juga: Kisah “Tinder Swindler” Versi Indonesia: Pelaku Bermodus Romansa, Korban Merugi Miliaran

Kepada DH, pelaku mencitrakan diri sebagai pria bernama Andrew, warga negara Malaysia, berusia 30-an akhir yang pernah menikah tetapi sang istri meninggal dunia karena kanker.

Andrew mengaku berprofesi sebagai auditor di perusahaan minyak Malaysia.

Selain itu, Andrew mengaku, ditinggal orangtua sejak usia lima tahun. Ia diasuh oleh paman dan bibi yang meninggal dunia ketika ia memasuki masa kuliah.

“Dia mencoba bangun empati dan membuat saya berpikir, kok ada orang ganteng yang nasibnya kayak begitu ya? Dia juga cerita panjang soal masa lalunya pernah jobless dan enggak punya teman. Dia baru dapat teman setelah sukses dan sebagainya,” ujar DH.

Ajak menikah

Puncak dari komunikasi ini adalah janji pelaku akan melepaskan pekerjaannya di Malaysia dan pergi ke Jakarta untuk menikahi DH.

Pada momen inilah pelaku kemudian menyinggung bisnis jual beli daring yang disebutnya sebagai salah satu sumber kekayaannya selama ini.

Bisnis itu disebut sangat penting sebagai fondasi finansial ketika nanti mereka sudah berumah tangga.

Bisnis jual beli daring yang dimaksud adalah sebuah website. Pelaku menyebut, itu adalah e-commerce besar di China.

Baca juga: Pig Butchering, Modus Penipuan Investasi Kripto Mirip “Tinder Swindler di Netflix

DH pertama-tama diminta membuat akun di website itu. Artinya, DH mendaftarkan diri jadi merchant di sana.

Meski berstatus merchant, DH diminta membeli barang di dalam website itu seperti meja, kursi, lampu hias, dan sebagainya. Pembelian dilakukan menggunakan aplikasi penyedia transaksi menggunakan dollar.

Sekilas, mekanisme kerjanya seperti dropshipper di mana pemilik toko tidak mesti berurusan dengan barang dan pengemasan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Megapolitan
Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Megapolitan
Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas 'Bodong', Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas "Bodong", Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com