JAKARTA, KOMPAS.com - Rutan Kelas I Cipinang, Jakarta Timur, menghadirkan dapur sehat bertajuk Dapur Ruci Sehati yang diresmikan pada Rabu (23/8/2023).
Dikutip dari keterangan resmi, dapur tersebut bertujuan untuk meningkatkan pemenuhan makanan sehat bagi warga binaan pemasyarakatan (WBP) Rutan Kelas I Cipinang.
Direktur Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM (Dirjenpas Kemenkumham) Reynhard Silitonga menuturkan, dapur tersebut juga telah memiliki Sertifikat Laik Higiene.
"Seluruh dapur di 527 UPT Pemasyarakatan telah memiliki Sertifikat Laik Higiene atau “Dapur Sehat” dari Dinas Kesehatan," kata dia dalam keterangan resmi, Rabu.
Baca juga: Tambah Keahlian, Klien Bapas Jakpus Terbantu Pelatihan Perbaikan AC
Melalui sertifikat itu, seluruh makanan yang didistribusikan di UPT Pemasyarakatan telah dinyatakan memenuhi standar kesehatan.
Reynhard mengatakan, selama ini mereka telah diberi santapan sesuai dengan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2022 tentang Pemasyarakatan Pasal 7, Pasal 9 dan Pasal 12.
Meski demikian, Rutan Kelas I Cipinang meningkatkan standarisasi makanan agar lebih baik dan lebih sehat.
Berdasarkan hasil penilaian Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, standar kesehatan dapur rumah tahanan itu sudah berada pada angka 93,6 persen.
Baca juga: Persiapan Kembali ke Masyarakat, Klien Bapas Jakpus Dibekali Pelatihan Montir AC
Adapun persentase itu melebihi target minimal yang telah ditentukan Kementerian Kesehatan, yaitu 80 persen.
"Saya sangat mengapresiasi Kepala Rutan Kelas I Cipinang dan jajarannya atas capaiannya ini. Semoga hal baik ini dapat memberi motivasi bagi Kepala UPT Pemasyarakatan penyelenggara makanan lainnya di seluruh Indonesia,” ucap Reynhard.
Kepala Rutan Kelas I Cipinang Sukarno Ali menambahkan, adanya Dapur Ruci Sehati juga memudahkan para petugas mengolah bahan makanan.
Pengolahan bahan makanan menjadi hidangan siap saji menjadi lebih teratur dan terjaga dari kontaminasi silang (cross-contamination).
Kontaminasi silang adalah perpindahan bakteri atau mikroorganisme dari satu substansi ke substansi lainnya.
Kontaminasi silang pada makanan dapat menyebabkan orang-orang yang menyantapnya mengalami masalah kesehatan.
Baca juga: Sidak Sel Warga Binaan, Petugas Lapas Bulak Kapal IIA Temukan Ponsel hingga Alat Solder
Salah satu cara untuk menghindari kontaminasi silang saat menyiapkan makanan adalah mencegah bahan makanan saling bercampur.
“Dengan adanya dapur yang baru, penempatan bahan makanan dapat lebih terpetakan. Pendistribusian makanan bisa lebih terjamin dan tepat waktu," jelas Sukarno dalam keterangan resmi.
Lebih lanjut, kualitas makanan akan lebih terjamin. Sebab, sirkulasi udara dalam dapur itu lebih lancar.
Dengan demikian, kontaminasi dari juru masak seperti keringat yang menetes ke bahan makanan juga bisa diminimalisir.
Sukarno mengatakan, melalui proses memasak yang lebih baik dan higienis, tampilan makanan dapat lebih menarik dan menggugah selera.
"Selain itu secara psikologis, pekerja dapur merasa lebih percaya diri dalam pelaksanaan kegiatan. Mulai dari pengolahan bahan makanan, penyajian makanan, sampai pendistribusian ke warga binaan Pemasyarakatan,” pungkas dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.