JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Asep Kuswanto mengatakan sumber polusi paling besar di Jakarta berasal dari sektor transportasi.
"Memang sektor transportasi inilah bagi Pemprov DKI merupakan sektor yang menjadi penyumbang terbesar kondisi kualitas udara di Jakarta pada saat ini," kata Asep dalam konferensi pers yang disiarkan secara daring, Kamis (24/8/2023).
Sektor transportasi bahkan menyumbang hingga 67,04 persen polutan PM 2,5 yang sangat berbahaya bagi tubuh.
Tercatat, konsentrasi bulanan PM 2.5, sebagai polutan yang menjadi acuan masyarakat, tertinggi pada tahun ini ada di bulan Juli yakni sebanyak 48,72 mikrogram.
Baca juga: Bahaya Polusi Udara Bagi Ibu Hamil, Bisa Sebabkan Bayi Lahir Stunting
Sedangkan yang terendah ada di Februari, yakni 16.98 mikrogram, lantaran di bulan tersebut baru selesai musim penghujan.
Padahal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan batas ambang paparan tahunan PM 2,5 sebesar 5 mikrogram per meter kubik.
Belum lagi polutan-polutan lain termasuk NOx, SO2, karbon hitam, hingga PM 10. Semua mayoritas berasal dari asap yang dikeluarkan kendaraan bermotor.
"Kami sebenarnya tahun 2020 sudah melakukan kajian yang menyatakan bahwa dari parameter yang berkontribusi dalam menurunnya kualitas udara Jakarta itu ada tujuh parameter.
Untuk SO2 sumber utamanya dari industri 61.96 persen. Kemudian NOx, CO, PM 10, PM 2,5 kemudian black karbon itu memang mayoritas dari transportasi," papar dia lagi.
Baca juga: Yakin PLTU Bukan Penyebab Polusi, Wali Kota Tangsel: 65 Persen Disumbang Asap Kendaraan
Untuk itu, Asep juga mengajak masyarakat agar lebih melek dan ikut serta mengurangi polusi yang dihasilkan oleh emisi kendaraan bermotor ini, dengan beralih pada penggunaan transportasi umum.
"Kami juga berharap masyarakat bisa ikut mengurangi emisi yang dihasilkan yaitu dengan menggunakan transportasi publik, tidak membakar sampah, ikut uji emisi, menggunakan bahan bakar ramah lingkungan serta memproteksi diri menggunakan masker," ucap dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.