Kesaksian Warga Gambir Saat Detik-detik Kebakaran Hebat Habiskan Harta Bendanya

JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang warga yang tinggal di permukiman padat penduduk, Gang Ober, Petojo Selatan, Gambir, Jakarta Pusat, yakni Metal (46), menceritakan soal kronologi awal kejadian musibah kebakaran tadi malam.

Metal menuturkan, api berasal dari kompor salah satu rumah warga yang memasak.

"Informasinya begitu (dari kompor). Itu dari rumah warga, dia masak," kata Metal saat ditemui di lokasi kejadian, Kamis (24/8/2023).

Dirinya yang saat itu sedang makan, lalu diteriaki oleh ibunya yang saat itu mendengar suara teriakan warga.

Baca juga: Menengok Permukiman Padat Penduduk di Gambir Usai Kebakaran Besar Semalam

"Ibu saya nonton TV, terus ada teriak anak-anak, kebakaran. Saya pikir lagi pada latihan joget untuk acara panggung (perayaan 17 Agustus). Saya dengar lagi, eh iya benar ternyata kebakaran," ucap Metal.

Mendengar adanya musibah tersebut, Metal langsung bergegas membawa ibunya keluar. Sementara situasi di luar rumah, sudah banyak warga yang berlarian.

"Saya bawa ibu saya keluar, ke gedung kantor wali kota, sudah saya balik lagi ke dalam gang keluarin semuanya. Surat-surat untung masih dapat," tutur Metal.

Meski surat berharga bisa diselamatkan, namun pria tersebut mengaku bahwa harta bendanya telah habis.

Baju yang ia kenakan pun belum diganti sejak musibah terjadi.

Baca juga: Dua Warga Tewas akibat Kebakaran Hebat di Permukiman Padat Gambir

"Habis (harta benda). Saya selama ini di gang saja, enggak ke mana-mana. Belum tidur, baju juga belum ganti," imbuh Metal.

Sebelumnya diberitakan, ratusan orang menjadi korban kebakaran di permukiman padat penduduk tersebut.

Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Komarudin mengatakan, berdasarkan data sementara, ada empat RT yang terdampak kebakaran ini, yakni RT 002 sampai 005 di RW 08 Kelurahan Petojo Selatan.

"Total kepala keluarga seluruhnya 196 KK. Tercatat 600 jiwa," kata Komarudin di Kantor Pemerintah Kota Jakarta Pusat usai kebakaran padam, Kamis (24/8/2023) dini hari.

Selain itu, Komarudin berujar, ada empat korban yang dilarikan ke Rumah Sakit. Mereka mengalami sesak napas.

"Korban kami bawa ke RS Tarakan dan puskesmas setempat. Namun, saat ini masih kami data. Rata-rata pingsan dan sesak napas," ujar Komarudin.