Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tingkat Polusi Udara Dinilai Belum Mengkhawatirkan, Pemkot Bogor Tak Berlakukan WFH bagi ASN

Kompas.com - 25/08/2023, 19:51 WIB
Ramdhan Triyadi Bempah,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

BOGOR, KOMPAS.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor, Jawa Barat, tidak akan memberlakukan kebijakan work from home atau WFH sesuai dengan Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) Nomor 2 Tahun 2023 Tentang Pengendalian Pencemaran Udara pada Wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek).

Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto mengatakan, kebijakan itu diambil setelah dirinya mendapat hasil laporan dan data dari para pakar serta peneliti lingkungan berkait kualitas udara di Kota Bogor.

Bima menyebut tingkat polusi udara di Kota Bogor saat ini masih dalam tahap yang belum mengkhawatirkan.

Baca juga: M Idris Keukeuh Kualitas Udara di Depok Tergolong Sedang

"Data menunjukkan situasinya belum terlalu mengkhawatirkan sebetulnya. Memang kualitas udara memburuk, kadang kuning, kadang merah. Tapi secara keseluruhan situasinya itu belum membutuhkan kebijakan WFH," ucap Bima, di Balai Kota Bogor, Jumat (25/8/2023).

Bima mengungkapkan alasan lainnya, yakni kebijakan WFH belum tentu efektif mengurangi polusi udara. Apalagi, hal itu juga dapat mempengaruhi kinerja aparatur sipil negara (ASN).

Namun, Bima mempersilakan kepada pegawai ASN untuk bekerja dari rumah apabila memiliki penyakit berisiko tinggi, seperti penyakit bawaan dan hamil.

"Jadi WFH ini khusus bagi yang beresiko tinggi, seperti hamil atau pun memiliki ISPA dan penyakit rentan lainnya," sebut Bima.

Baca juga: Akui Kasus ISPA Naik, Wali Kota Depok Sebut Peningkatannya sampai 200 Persen

Bima pun mengimbau kepada seluruh warganya untuk selalu memantau perkembangan mengenai angka polusi udara di Kota Bogor melalui seluruh kanal informasi Pemkot Bogor.

Termasuk, lewat informasi yang ditayangkan melalui layar LED yang dipasang di berbagai sudut kota.

"Mulai besok akan ditayangkan di semua kanal informasi. Jadi, Kominfo akan bekerjasama dengan Bapeda dan juga IPB untuk menayangkan angka polusi udara secara real time di Kota Bogor dan warga diminta untuk memantau itu," tuturnya.

"Kalau angkanya kuning dan merah, berarti mengkhawatirkan. Maka diminta untuk menggunakan masker. Jadi penggunaan masker ini situasional, melihat dari tingkat polusi udara di Kota Bogor," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Megapolitan
Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Megapolitan
3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Megapolitan
Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Megapolitan
Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Megapolitan
Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Megapolitan
Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com