Sasaran moda ini adalah mobilitas warga di area perkotaan, dalam lintasan-lintasan pendek. Muatannya tidak sebanyak MRT dan KRL tetapi melebihi bus kota.
Merujuk riset berkelanjutan TTI, LRT merupakan solusi layanan cepat dan hemat biaya untuk wilayah metropolitan. Semestinya, ongkos LRT lebih murah dibanding MRT dan KRL.
Baca juga: Tarif LRT Dinilai Masih Terlalu Mahal, Subsidi Bisa Ditambah?
Idealnya, LRT terintegrasi dengan aneka moda transportasi lain, itu juga tidak hanya yang berbasis rel.
Lihat postingan ini di Instagram
Indonesia, khususnya Jakarta, pernah pula punya sejarah memiliki trem laiknya negara-negara di dunia yang kini menggunakan LRT sebagai salah satu moda transportasi.
Tepatnya, ini di masa kolonialisme Belanda dan Jakarta masih bernama Batavia hinnga periode awal kemerdekaan.
Trem pertama di sini diresmikan pada 1869. Semula, trem di Batavia ditarik oleh kuda. Belakangan, seperti halnya kereta api, trem ditenagai uap dari pembakaran batubara di lokomotif, dan akhirnya menggunakan tenaga listrik sampai moda ini tak lagi dioperasikan di masa awal kemerdekaan Indonesia.
Rute yang pernah dilayani trem di Batavia pada masa itu adalah
Trem di Jakarta setelah dinasionalisasi pada masa awal kemerdekaan juga merupakan cikal bakal kehadiran perusahaan Pengangkutan Penumpang Djakarta (PPD) pada dekade terakhir Orde Lama.
Belakangan, PPD yang sejak 1981 berganti nama menjadi Perum Pengangkutan Djakarta tinggal mengooperasikan bus kota di Jakarta dan itu pun akhirnya tutup pada Juni 2023, dilebur ke Damri.
Selain di Batavia atau Jakarta, trem pernah pula ada di kota lain di Indonesia, seperti Bogor, Solo, Mojokerto, dan Surabaya.
Baca juga: Sejarah Trem di Surabaya dan Dampaknya
Naskah: KOMPAS.com/PALUPI ANNISA AULIANI
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.