Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kala Kader Demokrat di Bekasi Kecewa, Ratusan Baliho dan Spanduk Anies-AHY Dicopot

Kompas.com - 04/09/2023, 08:05 WIB
Firda Janati,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Sejumlah kader Demokrat di Bekasi memutuskan untuk mencopot baliho serta spanduk berlatar foto bakal calon presiden Anies Baswedan dan Ketum Demokrat Agus Harimukti Yudhoyono (AHY) yang sudah tersebar di berbagai wilayah.

Hal itu sebagai respons kader atas "kekecewaan" langkah Anies menggaet Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin sebagai calon wakil presiden (cawapres) untuk Pemilu 2024.

Anies dinilai telah mengkhianati Demokrat. Padahal sebelumnya dia berjanji akan menggandeng AHY sebagai bacawapresnya.

Baca juga: Baliho dan Spanduk Anies-AHY Dicopot di Bekasi, Ketua DPC Demokrat: Semua Saya Suruh Turunkan

Partai Demokrat kini telah resmi menyatakan mereka keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) dan mencabut dukungan dari Anies Baswedan sebagai Capres 2024.

Pencopotan baliho

Menyusul dengan keputusan duet Anies-Cak Imin, Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrat Kota Bekasi Ronny Hermawan meminta semua kader Partai Demokrat di Bekasi untuk mencopot baliho dan spanduk Anies-AHY.

"Sudah dari dua hari lalu semuanya saya suruh turun-turunkan, copot-copotin saja," ujar Ronny saat dihubungi Kompas.com, Minggu (3/9/2023).

Ronny mengatakan, pencabutan baliho Anies adalah hal yang wajar dilakukan para kader yang merasa kecewa. Terlebih lagi pembuatan baliho itu menggunakan dana pribadi.

Baca juga: Copot Baliho Anies-AHY di Bekasi, Demokrat: Komitmen Dilanggar, Ya Kecewa...

"Baliho Anies-AHY itu yang buat kita, bukan dia. Itu kita turun-turunkan. Enggak ada sumbangan dari partai, partai Nasdem, enggak ada sumbangan dari Anies, kita juga enggak minta kok," kata dia.

Meski semua seolah berakhir sia-sia, kata Ronny, pihaknya tidak perhitungan soal biaya pengadaan baliho.

"Kita enggak ada istilah tekor untuk perjuangan Mas Ketum AHY, kita enggak pernah hitung-hitungan," ujarnya.

Baca juga: Cabut Baliho Anies-AHY, Demokrat Bekasi: Tak Ada Istilah Tekor untuk Perjuangan Mas Ketum

Tanpa pembicaraan

Ronny menyebut kekecewaan itu bukan tanpa alasan. Pasalnya, pemilihan cawapres ditentukan tanpa adanya pembicaraan terlebih dahulu.

Para kader ingin ada komunikasi yang berjalan dengan baik. Bukan maksud memaksakan AHY menjadi cawapres mendampingi Anies.

"Hidup ini kan segala sesuatu bisa dibicarakan. Bukan kita ngoyo seolah-olah ingin jabatan cawapres, enggak, intinya komunikasi yang baik," kata Ronny.

Baca juga: Baliho dan Spanduk Anies-AHY Dicopot di Jakarta, Ketua Demokrat DKI: Saya yang Instruksikan!

Ronny akui, dalam dunia politik ini banyak taktik, strategi dan segala kemungkinan bisa terjadi. Namun tetap ada kekecewaan yang hadir di hati para kader.

Komitmen dilanggar

Ronny sangat menyayangkan komitmen yang selama ini dibangun seketika runtuh dengan masuknya koalisi baru tanpa ada komunikasi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sempat Ditutup Pengelola Mal, Jalan Tembus Menuju Pasar Jambu Dua Dibuka Pemkot Bogor

Sempat Ditutup Pengelola Mal, Jalan Tembus Menuju Pasar Jambu Dua Dibuka Pemkot Bogor

Megapolitan
Muncul Lagi Usai Ditertibkan, Jukir Liar Minimarket: RW yang 'Nanggung'

Muncul Lagi Usai Ditertibkan, Jukir Liar Minimarket: RW yang "Nanggung"

Megapolitan
Dianggap Mengganggu Warga, Restoran di Kebon Jeruk Ditutup Paksa Pemilik Lahan

Dianggap Mengganggu Warga, Restoran di Kebon Jeruk Ditutup Paksa Pemilik Lahan

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Jemaah Haji Asal Bogor Diimbau Waspada dan Jaga Kesehatan

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Jemaah Haji Asal Bogor Diimbau Waspada dan Jaga Kesehatan

Megapolitan
Tiap Hari, Jukir Liar Minimarket di Koja Mengaku Harus Setor ke RW

Tiap Hari, Jukir Liar Minimarket di Koja Mengaku Harus Setor ke RW

Megapolitan
Aturan Walkot Depok, Dishub Wajib Rilis Surat Kelayakan Kendaraan 'Study Tour'

Aturan Walkot Depok, Dishub Wajib Rilis Surat Kelayakan Kendaraan "Study Tour"

Megapolitan
Penyelenggara 'Study Tour' di Depok Diimbau Ajukan Permohonan 'Ramp Check' Kendaraan ke Dishub

Penyelenggara "Study Tour" di Depok Diimbau Ajukan Permohonan "Ramp Check" Kendaraan ke Dishub

Megapolitan
KNKT Telusuri Lisensi Pilot Pesawat Tecnam P2006T yang Jatuh di Tangsel

KNKT Telusuri Lisensi Pilot Pesawat Tecnam P2006T yang Jatuh di Tangsel

Megapolitan
KNKT Sebut Pesawat Jatuh di Tangsel Statusnya Bukan Pesawat Latih, tapi Milik Perseorangan

KNKT Sebut Pesawat Jatuh di Tangsel Statusnya Bukan Pesawat Latih, tapi Milik Perseorangan

Megapolitan
Jenazah Korban Pesawat Jatuh Telah Diambil dari RS Polri, Kini Dibawa Keluarga Menuju Rumah Duka

Jenazah Korban Pesawat Jatuh Telah Diambil dari RS Polri, Kini Dibawa Keluarga Menuju Rumah Duka

Megapolitan
948 Calon Jemaah Haji Asal Kota Bogor Diberangkatkan pada Musim Haji 2024

948 Calon Jemaah Haji Asal Kota Bogor Diberangkatkan pada Musim Haji 2024

Megapolitan
Casis Bintara yang Dibegal di Kebon Jeruk Dapat Hadiah Motor Baru

Casis Bintara yang Dibegal di Kebon Jeruk Dapat Hadiah Motor Baru

Megapolitan
Jenazah Korban Pesawat Jatuh di Tangsel Utuh, RS Polri: Kematian Disebabkan Benturan

Jenazah Korban Pesawat Jatuh di Tangsel Utuh, RS Polri: Kematian Disebabkan Benturan

Megapolitan
Jasad Wanita di Selokan Bekasi, Polisi Masih Dalami Dugaan Korban Hamil

Jasad Wanita di Selokan Bekasi, Polisi Masih Dalami Dugaan Korban Hamil

Megapolitan
Muncul Lagi meski Sudah Ditertibkan, Jukir Liar di Koja: Makan 'Gimana' kalau Dilarang?

Muncul Lagi meski Sudah Ditertibkan, Jukir Liar di Koja: Makan "Gimana" kalau Dilarang?

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com