Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mirisnya Penghuni Rusunawa Marunda yang Dibiarkan Tinggal di Tempat Tak Layak Huni Setahun Terakhir

Kompas.com - 05/09/2023, 13:00 WIB
Larissa Huda

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Kondisi rumah susun sewa (Rusunawa) Marunda, Jakarta Utara, yang tak layak huni ternyata sudah diketahui lebih awal oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Kondisi tak layak huni ini diakui oleh Plt Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman DKI Jakarta Retno Sulistyaningrum.

Menurut dia, kondisi bangunan itu sudah diteliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Struktur bangunan Rusunawa Marunda dinilai sudah tak layak dan membahayakan.

Baca juga: Penghuni Rusunawa Marunda Seharusnya Direlokasi sejak 2022, tetapi Tertunda Pandemi Covid-19

Penghuni Rusunawa Marunda pun seharusnya sudah direlokasi ke Rusun Nagrak sejak Maret 2022.

Namun, mereka tak kunjung dipindahkan hingga akhirnya atap bangunan rusunawa itu ambruk pada Rabu, 30 Agustus 2023.

Tertunda karena alasan Covid-19

Retno Sulistyaningrum mengatakan relokasi penghuni Rusunawa Marunda tertunda akibat pandemi Covid-19. Saat itu, Rusunawa Nagrak masih jadi tempat isolasi pasien Covid-19.

Menurut Retno, warga rusunawa akhirnya bersedia direlokasi setelah pemerintah daerah bersama pengelola melakukan sosialisasi lanjutan pada 31 Agustus 2023.

Baca juga: Atap Beton Rusunawa Marunda Blok C5 Ambruk lalu Berujung Relokasi 451 KK ke Rusunawa Nagrak

Warga kemudian mulai mengemas barang-barang mereka dan mengikuti proses pengundian nomor unit hunian di Rusun Nagrak.

"Pasca kejadian, pihak UPRS II telah melakukan Sosialisasi kembali kepada warga Klaster C (Blok C1-C5) dan warga dengan kooperatif bersedia untuk direlokasi atas alasan keselamatan," ungkap Retno.

Relokasi ditargetkan rampung akhir September

Warga Rusunawa Marunda Blom C5 mulai mengemas dan memindahkan barang-barang ke Rusunawa Nagrak.  KOMPAS.com/BAHARUDIN AL FARISI Warga Rusunawa Marunda Blom C5 mulai mengemas dan memindahkan barang-barang ke Rusunawa Nagrak.

Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menargetkan, relokasi penghuni Blok C Rusunawa Marunda rampung akhir September 2023. Para penghuni Blok C saat sudah mulai mengemas dan mengangkut barang-barangnya.

Proses pemindahan barang ke Rusun Nagrak difasilitasi oleh pengelola rusunawa bersama jajaran Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Utara.

Baca juga: Atap Rusun Marunda Ambruk, Pemprov DKI Disebut Tak Becus Merawat

Menurut Retno, para penghuni bersedia untuk direlokasi ke Rusun Nagrak dengan alasan keselamatan, pasca-insiden atap bangunan Rusunawa Marunda Blok C ambruk.

Pemprov DKI mengakui bahwa bangunan rusun itu sudah tidak layak huni. "Warga dengan kooperatif bersedia untuk direlokasi atas alasan keselamatan," ungkap Retno.

Menurut Retno, ada 451 keluarga penghuni Blok C1-C5 Rusunawa Marunda yang direlokasi.

Halaman:


Terkini Lainnya

Jadwal dan Daftar Kereta Api Tambahan 16-31 Mei 2024

Jadwal dan Daftar Kereta Api Tambahan 16-31 Mei 2024

Megapolitan
Putar Otak Jukir Liar Setelah Dilarang, Ingin Jadi Tukang Servis AC hingga Kerja di Warung

Putar Otak Jukir Liar Setelah Dilarang, Ingin Jadi Tukang Servis AC hingga Kerja di Warung

Megapolitan
Pelajar Depok Nyalakan Lilin dan Doa Bersama di Jembatan GDC untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga

Pelajar Depok Nyalakan Lilin dan Doa Bersama di Jembatan GDC untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga

Megapolitan
FA Curi dan Sembunyikan Golok Tukang Kelapa untuk Bunuh Pamannya di Tangsel

FA Curi dan Sembunyikan Golok Tukang Kelapa untuk Bunuh Pamannya di Tangsel

Megapolitan
Bentuk Tim Lintas Jaya untuk Tertibkan Juru Parkir Liar, Kadishub DKI: Terdiri dari Polisi, TNI, sampai Kejaksaan

Bentuk Tim Lintas Jaya untuk Tertibkan Juru Parkir Liar, Kadishub DKI: Terdiri dari Polisi, TNI, sampai Kejaksaan

Megapolitan
Korban Kecelakaan Bus di Subang Bakal Diberi Pendampingan Psikologis untuk Hilangkan Trauma

Korban Kecelakaan Bus di Subang Bakal Diberi Pendampingan Psikologis untuk Hilangkan Trauma

Megapolitan
Tak Setuju Penertiban, Jukir Liar Minimarket: Yang di Bawah Cari Makan Setengah Mati

Tak Setuju Penertiban, Jukir Liar Minimarket: Yang di Bawah Cari Makan Setengah Mati

Megapolitan
Mengaku Tak Pernah Patok Tarif Seenaknya, Jukir di Palmerah: Kadang Rp 500, Terima Saja…

Mengaku Tak Pernah Patok Tarif Seenaknya, Jukir di Palmerah: Kadang Rp 500, Terima Saja…

Megapolitan
Elang Kumpulkan Uang Hasil Memarkir untuk Kuliah agar Bisa Kembali Bekerja di Bank...

Elang Kumpulkan Uang Hasil Memarkir untuk Kuliah agar Bisa Kembali Bekerja di Bank...

Megapolitan
Pegawai Minimarket: Keberadaan Jukir Liar Bisa Meminimalisasi Kehilangan Kendaraan Pelanggan

Pegawai Minimarket: Keberadaan Jukir Liar Bisa Meminimalisasi Kehilangan Kendaraan Pelanggan

Megapolitan
Polisi Tangkap Tiga Pelaku Tawuran di Bogor, Dua Positif Narkoba

Polisi Tangkap Tiga Pelaku Tawuran di Bogor, Dua Positif Narkoba

Megapolitan
Yayasan SMK Lingga Kencana Sebut Bus yang Digunakan untuk Perpisahan Siswa Dipesan Pihak Travel

Yayasan SMK Lingga Kencana Sebut Bus yang Digunakan untuk Perpisahan Siswa Dipesan Pihak Travel

Megapolitan
Usai Bunuh Pamannya Sendiri, Pemuda di Pamulang Jaga Warung Seperti Biasa

Usai Bunuh Pamannya Sendiri, Pemuda di Pamulang Jaga Warung Seperti Biasa

Megapolitan
Kecelakaan Rombongan SMK Lingga Kencana di Subang, Yayasan Akan Panggil Pihak Sekolah

Kecelakaan Rombongan SMK Lingga Kencana di Subang, Yayasan Akan Panggil Pihak Sekolah

Megapolitan
Soal Janji Beri Pekerjaan ke Jukir, Heru Budi Akan Bahas dengan Disnakertrans DKI

Soal Janji Beri Pekerjaan ke Jukir, Heru Budi Akan Bahas dengan Disnakertrans DKI

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com