Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belajar Empati dari Petugas KRL yang "Gagalkan" Ibu Bunuh Diri bersama Bayinya

Kompas.com - 07/09/2023, 06:30 WIB
Larissa Huda

Penulis

"Apresiasi untuk para petugas keamanan KAI yang sigap menenangkan sang ibu," ujar Erick, dilansir dari Antara, Selasa.

Erick mengharapkan, semoga situasi semakin membaik untuk ibu dan bayi. Dia pun mengajak semua pihak meningkatkan kesadarannya akan pentingnya kesehatan mental serta mengimbau agar masyarakat saling rangkul tanpa menghakimi atas kejadian tersebut.

Baca juga: KAI Bangga Petugasnya Berhasil Cegah Percobaan Bunuh Diri Ibu yang Bawa Bayinya di Stasiun Pasar Minggu

"Mari kita bangun kesadaran tentang pentingnya kesehatan mental, baik bagi diri sendiri maupun orang lain di sekitar kita. Saling rangkul dan jaga, tanpa rasa menghakimi," ujar Erick.

Butuh perhatian khusus

Psikolog dewasa, Rini Hapsari Santosa, berujar perilaku ekstrem dari kondisi ini bisa dicegah jika ibu bisa mengomunikasikan masalah yang dirasakan dan kebutuhannya kepada kerabat.

Menurut dia, ibu bisa meminta waktu untuk menyendiri, kesempatan untuk merawat diri, atau sekadar memiliki teman untuk berbicara.

Kebutuhan itu, kata Rini, sebaiknya disadari atau menjadi perhatian orang terdekat sang ibu. Kebutuhan ini bervariasi, tapi yang paling penting adalah kehadiran orang sekitar.

Baca juga: Erick Thohir Apresiasi Petugas KAI yang Cegah Percobaan Bunuh Diri

"Kehadiran sebagai teman berkomunikasi atau pemberi bantuan untuk merawat bayi," kata dia, dikutip dari Harian Kompas, Rabu (6/9/2023).

Setelah melakukan tindakan ekstrem ini, si ibu tdak bisa lagi ditinggal sendirian sembari mendapatkan penanganan profesional, seperti psikolog, agar peristiwa serupa tak terulang.

Ada kesenjangan lingkungan

Sosiolog Universitas Negeri Jakarta, Asep Suryana, melihat kejadian ini sebagai fenomena anomi, yaitu perubahan sikap manusia karena kesenjangan lingkungan di sekitarnya.

Masalah ini, kata Asep, lazim ditemui di kota besar, saat masyarakat dituntut mandiri memenuhi kebutuhannya sehingga kurang, bahkan tak lagi memedulikan orang lain.

Baca juga: Ibu Coba Bunuh Diri bersama Bayinya, Polisi: Mengaku Khilaf lalu Pulang dengan Aman

Di sisi lain, banyak orang masih ingin dikunjungi keluarganya, dibantu ketika ada masalah ekonomi, dan sebagainya.

"Tapi karena tidak ada, akhirnya dia merasa sendirian, enggak ada tempat curhat karena saudara sibuk. Akibatnya, bisa mengakibatkan bunuh diri," ucap Asep, dikutip dari Harian Kompas.

Menurut Asep, masyarakat tak boleh meremehkan fenomena anomi ini karena meningkatkan keinginan bunuh diri. Untuk mencegahnya, masyarakat harus peduli dengan sesama.

Tidak bisa dibenarkan

Kendati demikian, ahli psikologi forensik, Reza Indragiri Amriel, memandang apa pun alasan atau faktor pemicunya, perbuatan si ibu harus dipandang sebagai perbuatan salah.

Baca juga: Masalah Keluarga Mendera, Seorang Ibu di Pasar Minggu Diduga Hendak Bunuh Diri bersama Bayinya

"Tidak boleh ada pembenaran apa pun terhadap perbuatan membunuh anak dan bunuh diri," ucap Reza pada Kompas.com, dikutip Kamis (7/9/2024).

Secara normatif, kata Reza, tersedia payung hukum untuk memidanakan sang ibu, yaitu menggunakan pasal yang berkaitan dengan kekerasan terhadap anak.

Di sisi lain, penyelesaian masalahnya bisa menggunakan alternative dispute resolution (ADR), yaitu penyelesaian konflik atau sengketa di luar pengadilan secara kooperatif.

"Selain itu, bisa juga pengobatan masalah kejiwaan, penyediaan dukungan sosial dan lainnya," ungkap Reza.

(Penulis : Dzaky Nurcahyo, Erika Kurnia (Harian Kompas) | Editor : Ihsanuddin, Ambaranie Nadia Kemala Movanita)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Banyak Motor Lewat Trotoar di Matraman, Diduga akibat Penyempitan Jalan Imbas Proyek LRT

Banyak Motor Lewat Trotoar di Matraman, Diduga akibat Penyempitan Jalan Imbas Proyek LRT

Megapolitan
Bunuh Pamannya, Faizal Emosi Dibangunkan Saat Baru Tidur untuk Layani Pembeli di Warung

Bunuh Pamannya, Faizal Emosi Dibangunkan Saat Baru Tidur untuk Layani Pembeli di Warung

Megapolitan
Hindari Kecurigaan, Faizal Sempat Simpan Golok untuk Bunuh Pamannya di Atas Tumpukan Tabung Gas

Hindari Kecurigaan, Faizal Sempat Simpan Golok untuk Bunuh Pamannya di Atas Tumpukan Tabung Gas

Megapolitan
Minta Dishub DKI Pilah-pilah Penertiban, Jukir Minimarket: Kalau Memaksa, Itu Salah

Minta Dishub DKI Pilah-pilah Penertiban, Jukir Minimarket: Kalau Memaksa, Itu Salah

Megapolitan
Babak Baru Kasus Panca Pembunuh 4 Anak Kandung, Berkas Segera Dikirim ke PN Jaksel

Babak Baru Kasus Panca Pembunuh 4 Anak Kandung, Berkas Segera Dikirim ke PN Jaksel

Megapolitan
KPU DKI Beri Waktu Tiga Hari ke Dharma Pongrekun untuk Unggah Bukti Dukungan Cagub Independen

KPU DKI Beri Waktu Tiga Hari ke Dharma Pongrekun untuk Unggah Bukti Dukungan Cagub Independen

Megapolitan
Mahasiswa Unjuk Rasa di Depan Istana Bogor, Minta Jokowi Berhentikan Pejabat yang Antikritik

Mahasiswa Unjuk Rasa di Depan Istana Bogor, Minta Jokowi Berhentikan Pejabat yang Antikritik

Megapolitan
Banyak Motor Lewat Trotoar di Matraman, Warga: Sudah Jadi Pemandangan yang Umum Setiap Pagi

Banyak Motor Lewat Trotoar di Matraman, Warga: Sudah Jadi Pemandangan yang Umum Setiap Pagi

Megapolitan
Menolak Ditertibkan, Jukir Minimarket: Besok Tinggal Parkir Lagi, Bodo Amat...

Menolak Ditertibkan, Jukir Minimarket: Besok Tinggal Parkir Lagi, Bodo Amat...

Megapolitan
3 Pemuda di Kalideres Sudah 5 Kali Lakukan Penipuan dan Pemerasan Lewat Aplikasi Kencan

3 Pemuda di Kalideres Sudah 5 Kali Lakukan Penipuan dan Pemerasan Lewat Aplikasi Kencan

Megapolitan
Kejari Jaksel: Rubicon Mario Dandy Dikorting Rp 100 Juta Agar Banyak Peminat

Kejari Jaksel: Rubicon Mario Dandy Dikorting Rp 100 Juta Agar Banyak Peminat

Megapolitan
Jebak Korban di Aplikasi Kencan, Tiga Pemuda di Kalideres Kuras 'Limit Paylater' hingga Rp 10 Juta

Jebak Korban di Aplikasi Kencan, Tiga Pemuda di Kalideres Kuras "Limit Paylater" hingga Rp 10 Juta

Megapolitan
Pilkada DKI Jalur Independen Sepi Peminat, Pakar Khawatir Fenomena Calon Tunggal

Pilkada DKI Jalur Independen Sepi Peminat, Pakar Khawatir Fenomena Calon Tunggal

Megapolitan
Ini Ucapan Tukang Soto yang Memprovokasi Faizal Bunuh Pamannya di Tangsel

Ini Ucapan Tukang Soto yang Memprovokasi Faizal Bunuh Pamannya di Tangsel

Megapolitan
Usung Supian Suri di Pilkada Depok, PDI-P: Beliau Tahu Persoalan dan Kebutuhan Warga

Usung Supian Suri di Pilkada Depok, PDI-P: Beliau Tahu Persoalan dan Kebutuhan Warga

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com