Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebiasaan Janggal Ibu-Anak yang Ditemukan Tinggal Tulang di Depok: Keluar Setiap Kamis

Kompas.com - 09/09/2023, 07:11 WIB
Baharudin Al Farisi,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Jenazah ibu dan anak laki-lakinya ditemukan di kediaman mereka, Perumahan Bukit Cinere Indah, Jalan Puncak Pesanggrahan 8 No.39, RT 01 RW 16, Kecamatan Cinere, Kota Depok, Jawa Barat, Kamis (7/9/2023).

Berdasarkan data yang diterima Kompas.com dari pihak kepolisian, mereka bernama Grace Arijani Harahapan (68) dan David Ariyanto Wibowo (38).

Keduanya ditemukan dalam keadaan tinggal tulang belulang dan bersandar ke dinding kamar mandi yang tidak terkunci.

Di antara dua jasad tersebut, petugas menemukan botol beling dan bungkus cokelat.

Baca juga: Ibu-Anak yang Ditemukan Tinggal Tulang di Depok Hidup Berdua Sejak Ayahnya Meninggal, Tak Pernah Ada Tamu

Selain itu, petugas juga menemukan sebuah tulisan berjudul ‘to you whom ever' dalam sebuah laptop.

"Jadi di sana tertulis, 'siapa pun yang membaca tulisan ini ini, mungkin pada saat melihat tulisan ini saya dan ibu saya sudah meninggal dunia'," ungkap Direskrimum Polda Metro Jaya Kombes Pol Hengki Haryadi, Jumat (8/9/2023).

Polisi menduga Grace dan David meninggal dunia sejak satu bulan yang lalu.

Terlepas dari itu, tetangga hingga petugas keamanan perumahan mengungkapkan beberapa fakta tentang mereka.

Kemunculan terakhir

Satpam Perumahan Bukit Cinere bernama Jafar mengaku, terakhir melihat Grace dan David pada pertengahan Juli 2023.

“Saya terakhir (melihat korban) kurang lebih hampir sebulan setengah lalu, di bulan Juli, sekitar pertengahan," ucap dia.

Baca juga: Keluarga Ibu-Anak yang Jasadnya Tersisa Tulang Pindah ke Depok pada 1987

 

Saat itu, ia melihat korban hendak keluar dari Perumahan Cinere dan naik taksi Bluebird untuk membeli makanan.

Berdasarkan pengamatan Jafar, keduanya memang keluar rumah hanya setiap hari Kamis.

“Biasanya setiap hari Kamis keluar pakai taksi Bluebird, diperkirakan belanja saja atau mencari makan," ungkap Jafar.

Setelah pertengahan Juli 2023 itu, ia tidak pernah lagi melihat Grace dan David keluar rumah atau keluar permukiman.

Berbeda dengan Jafar, tetangga korban bernama Toto Trinyoto (74) terakhir melihat keduanya sekitar dua bulan lalu.

"Saya melihat secara fisik kira-kira dua bulan lalu lah. Itu karena dia (Grace) buang sampah lewat di depan rumah saya, jadi saya tahu," ucap Toto.

Baca juga: Ibu dan Anak Tewas Tinggal Tulang Belulang di Depok Sangat Mirip dengan Kasus di Kalideres, Berikut Kesamaannya...

Hanya saja, Toto mengetahui Grace dan David keluar rumah setiap Kamis, naik taksi Bluebird, dan entah ke mana.

Jarang bersosialisasi

Tetangga korban bernama Ratna Ningsih Trinyoto (71) menyebut Grace dan David jarang bergaul dengan warga sekitar.

Bahkan, banyak tetangga yang tidak mengenal mereka meskipun sejak 1987 sudah tinggal di Perumahan Bukit Cinere.

"Selama bertahun-tahun, beliau tidak pernah bersosialisasi dengan tetangga. Jadi dengan tetangga, ada yang kenal, kebanyakan yang enggak," sebut Ratna. 

Baca juga: Siapa Penulis Surat To You Whomever di Dekat Kerangka Ibu-Anak di Depok?

Toto menambahkan, warga di Perumahan Bukit Cinere acap kali membuat sebuah acara. Namun, Grace sekeluarga tak pernah ikut acara tersebut.

"Tiap bulan itu ada acara ngumpul ya. Kita bikin acara silaturahim, jalan santai. Itu hanya wahana untuk bersilaturahim, untuk berkomunikasi antarwarga, beliau tidak pernah datang," tutur Toto.

Menurut dia, Grace dan anaknya juga tidak ikut saat perayaan HUT ke-78 RI. Pada perayaan tahun-tahun sebelumnya, mereka juga tidak pernah ikut. 

Toto tak mengetahui pasti mengapa Grace-David begitu tertutup dan tidak bersosialisasi.

"Ya tidak tahu, kan bukan cuma dia yang tidak ikut, ada yang lain (tidak ikut juga)," kata dia.

Tak mau masuk grup WhatsApp

Ketua RW 12 Perumahan Bukit Indah Cinere, Herry Meidjiantono mengungkapkan bahwa Grace dan David sangat tertutup semasa hidup.

Baca juga: Ada Surat Berbahasa Inggris dalam Rumah Jasad Ibu-Anak di Depok, Mungkin Saya dan Ibu Sudah Meninggal...

Saking tertutupnya, mereka menolak dimasukkan ke dalam grup WhatsApp (WA) warga.

"Kalau secara informasi dari warga sekitar, mereka itu tertutup dan tidak berkomunikasi dengan depan, dengan tetangga," kata Herry.

Ketua RW 16 Perumahan Bukit Cinere Indah, Herry Meidjiantono dalam wawancara soal TKP ditemukannya jasad ibu-anak yang sisa tulang di Cinere, Depok, Jawa Barat, Jumat (8/9/2023) Kompas.com/Wasti Samaria Simangunsong Ketua RW 16 Perumahan Bukit Cinere Indah, Herry Meidjiantono dalam wawancara soal TKP ditemukannya jasad ibu-anak yang sisa tulang di Cinere, Depok, Jawa Barat, Jumat (8/9/2023)

"Kalau di RT, RW ada grup WA, dia enggak mau dimasukkan nomor HP-ya. Karena tertutup ya enggak bergaul juga. Kalau komunikasi, cuma terbatas simpel aja, misal dia kalau belanja ke warung sebelah itu dia cuma lewat gitu saja, enggak ada interaksi," sambung dia.

Herry tidak tahu apa alasan mereka tidak ingin dimasukkan dalam grup WA. Bahkan, sebagai pengurus lingkungan, Herry mengaku tidak pernah sekali pun bertemu keduanya. 

Penemuan jasad Grace dan David sendiri terjadi, Kamis (7/9/2023). Warga seringkali mencium bau busuk di sekitar rumah korban.

 

Kecurigaan semakin menjadi-jadi karena sang empunya rumah tak pernah terlihat setidaknya satu bulan terakhir.

Baca juga: Tim Forensik Cari Unsur Racun di Kerangka Ibu-Anak di Depok

 

Warga didampingi sekuriti perumahan kemudian merangsek masuk ke dalam rumah. Ternyata benar saja, Grace dan David ditemukan tewas membusuk, bahkan tinggal tulang belulang di dalam kamar mandi.

Polisi melakukan otopsi lengkap demi mencari penyebab kematian.

Menariknya, polisi menemukan tulisan di dalam laptop keluarga itu. Polisi belum mau mengungkap isi tulisan. Tetapi, judul dari tulisan itu adalah 'to you whom ever' di mana salah satunya menyiratkan tulisan dibuat sebelum mereka menjemput ajal.

"Jadi di sana tertulis, 'siapa pun yang membaca tulisan ini ini, mungkin pada saat melihat tulisan ini saya dan ibu saya sudah meninggal dunia'," ujar Direktur Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes (Pol) Hengki Haryadi, Jumat (8/9/2023).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW4

Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW4

Megapolitan
12.851 ASN di DKI Jakarta Masuk Usulan Penonaktifan NIK

12.851 ASN di DKI Jakarta Masuk Usulan Penonaktifan NIK

Megapolitan
Jaga Keakuratan, Dukcapil DKI Bakal Data 11,3 Juta Warga yang Tinggal di Jakarta

Jaga Keakuratan, Dukcapil DKI Bakal Data 11,3 Juta Warga yang Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Pengamat: Kaesang Lebih Berpotensi Menang di Pilkada Bekasi Ketimbang di Depok

Pengamat: Kaesang Lebih Berpotensi Menang di Pilkada Bekasi Ketimbang di Depok

Megapolitan
Polda Metro Pastikan Video Soal Tepung Dicampur Narkoba Hoaks

Polda Metro Pastikan Video Soal Tepung Dicampur Narkoba Hoaks

Megapolitan
BPBD DKI Siapkan Pompa 'Mobile' untuk Antisipasi Banjir Rob di Pesisir Jakarta

BPBD DKI Siapkan Pompa "Mobile" untuk Antisipasi Banjir Rob di Pesisir Jakarta

Megapolitan
Ini 9 Wilayah di Pesisir Jakarta yang Berpotensi Banjir Rob hingga 29 Mei 2024

Ini 9 Wilayah di Pesisir Jakarta yang Berpotensi Banjir Rob hingga 29 Mei 2024

Megapolitan
Komplotan Maling Gasak Rp 20 Juta dari Kios BRILink di Bekasi

Komplotan Maling Gasak Rp 20 Juta dari Kios BRILink di Bekasi

Megapolitan
Supirnya Mengantuk, Angkot Tabrak Truk Sampah di Bogor

Supirnya Mengantuk, Angkot Tabrak Truk Sampah di Bogor

Megapolitan
KPAI: Banyak Program Pemerintah yang Belum Efektif Cegah Kekerasan Seksual pada Anak

KPAI: Banyak Program Pemerintah yang Belum Efektif Cegah Kekerasan Seksual pada Anak

Megapolitan
Polisi Kantongi Identitas Penusuk Lansia di Kebon Jeruk

Polisi Kantongi Identitas Penusuk Lansia di Kebon Jeruk

Megapolitan
KPAI: Kekerasan Seksual pada Anak Bisa Dicegah lewat Pola Pengasuhan yang Adaptif

KPAI: Kekerasan Seksual pada Anak Bisa Dicegah lewat Pola Pengasuhan yang Adaptif

Megapolitan
Pengamat: Kalau Dukungan Dananya Besar, Peluang Kaesang Menang pada Pilkada Bekasi Tinggi

Pengamat: Kalau Dukungan Dananya Besar, Peluang Kaesang Menang pada Pilkada Bekasi Tinggi

Megapolitan
Polisi Tangkap 6 Remaja yang Terlibat Tawuran di Sawah Besar

Polisi Tangkap 6 Remaja yang Terlibat Tawuran di Sawah Besar

Megapolitan
Rubicon Mario Dandy Tak Dilirik Pembeli, Mobil Akan Dilelang Lagi dengan Harga yang Telah Dikorting

Rubicon Mario Dandy Tak Dilirik Pembeli, Mobil Akan Dilelang Lagi dengan Harga yang Telah Dikorting

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com