Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Ngintilin" Menteri Jokowi ke Kantor Tanpa Mobil Dinas, Asyik Naik MRT dan Jalan Kaki...

Kompas.com - 14/09/2023, 05:00 WIB
Xena Olivia,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia (Menko PMK) Muhadjir Effendy menjadi salah satu pejabat yang masih menggunakan transportasi umum untuk beraktivitas. 

Dia ingin menjaga ketahanan tubuhnya dan mencoba berkontribusi untuk mengurangi polusi, meskipun tidak setiap hari.

Pada Rabu (23/8/2023), Kompas.com berkesempatan untuk mengikuti perjalanan Muhadjir dari rumahnya di Kompleks Menteri Widya Chandra ke Kantor Kemenko PMK di Jalan Medan Merdeka Barat, Gambir, Jakarta Pusat.

Hari itu, dia tinggalkan kendaraan dinasnya. 

Dari rumah dinasnya di Kompleks Menteri Widya Chandra, Kebayoran Baru, Muhadjir jalan kaki sekitar 1,5 kilometer ke Stasiun MRT Istora Senayan.

Tidak banyak "rombongan" yang mengikuti perjalanan Muhadjir pada pagi itu. 

Baca juga: Saat Fauzi Bowo Apresiasi Upaya Pemprov DKI Tangani Polusi Udara Jakarta

Dia hanya ditemani oleh salah satu ajudan dan juga stafnya. Muhadjir berjalan tanpa pengawalan. Dia masuk ke Stasiun MRT layaknya pegawai biasa yang sehari-hari beraktivitas di Ibu Kota. 

Di dalam kereta, Muhadjir sempat berdiri karena tidak kebagian tempat duduk. Dia menghabiskan sisa waktu di perjalanan dengan membaca. Ketika itu, Muhadjir mengenakan masker. Penumpang lain yang berada di dalam kereta tidak menyadari keberadaannya.

Muhadjir turun di Stasiun MRT Bundaran HI. Setelah itu, dia melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki, menyusuri trotoar di Jalan Sudirman dan M.H Thamrin yang masih banyak aral rintangnya. 

Baca juga: KLHK Sebut Kualitas Udara Jakarta Membaik, Kecuali Lubang Buaya dan Bantar Gebang

Saksikan selengkapnya wawancara khusus jurnalis Kompas.com Fabian Januarius dengan Muhadjir Effendi dalam tayangan video di bawah ini: 

Baca juga: Upaya Heru Hadapi Kualitas Udara yang Tak Kunjung Membaik: Genjot Pemasangan Water Mist dan Perpanjang WFH

Menjaga ketahanan tubuh 

Muhadjir mengatakan, dia memilih untuk naik MRT dan berjalan kaki adalah untuk menjaga ketahanan tubuhnya. 

“(Pilih jalan kaki untuk) menjaga endurance (ketahanan tubuh) dan kesehatan. Yang kedua, walaupun mungkin andilnya kecil, (ingin) ikut mengurangi kepadatan lalu lintas,” kata Muhadjir kepada Kompas.com di Stasiun MRT Istora Senayan.

“Kemudian juga (untuk mengurangi) polusi karena polusi besar sekali,” lanjut dia.

Dalam seminggu, dia jalan kaki dan naik transportasi umum ke kantor setidaknya dua kali.

“Biasanya Rabu sama Kamis. Kemudian, Jumat naik sepeda ke kantor karena sudah ditunggu juga (oleh) para pegawai untuk olahraga Jumat,” imbuh Muhadjir.

Secara keseluruhan, jarak dari rumah Muhadjir ke kantornya sekitar 8-10 kilometer. Apabila naik sepeda, Muhadjir memilih rute memutar melalui Senayan agar jaraknya lebih panjang.

Baca juga: Kualitas Udara Buruk, Menkes Sarankan Olahraga Sore Hari, Bukan Pagi dan Malam

“Nanti kira-kira (perjalanannya) 20 kilometer,” celetuk dia.

Muhadjir berharap, masyarakat bisa memanfaatkan fasilitas transportasi umum yang telah disediakan pemerintah. Sebab, memiliki dampak yang baik bagi berbagai aspek.

Multiplier effect-nya besar, terutama untuk menjaga keamanan dan kesehatan. Sekarang ini, ongkos biaya yang dikeluarkan Pemerintah sebagian besar adalah akibat gaya hidup masyarakat, bukan dari penyakit yang betul-betul tak bisa dihindari,” terang Muhadjir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Ditahan Selama 7 Hari

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Ditahan Selama 7 Hari

Megapolitan
Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Megapolitan
Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Megapolitan
Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Megapolitan
PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Megapolitan
Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Megapolitan
Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Megapolitan
Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Megapolitan
Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai 'Kompori' Tegar untuk Memukul

Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai "Kompori" Tegar untuk Memukul

Megapolitan
Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Megapolitan
Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Megapolitan
Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com