Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengakuan Para Pemeran Film Dewasa Jaksel, Ada yang Dipaksa hingga Diupah Tak Sesuai Janji

Kompas.com - 20/09/2023, 11:22 WIB
Ivany Atina Arbi

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebanyak 12 pemeran film dewasa buatan rumah produksi di Jakarta Selatan telah memenuhi pemeriksaan di Mapolda Metro Jaya, Selasa (19/9/2023).

Di luar 12 pemeran yang sudah menjalani pemeriksaan, masih ada empat pemeran lain yang belum menghadiri undangan kepolisian.

Adapun sebelumnya polisi telah menentukan lima orang tersangka terkait aktivitas rumah produksi film dewasa di Jakarta Selatan.

Kelima tersangka yakni I selaku produser sekaligus sutradara, JAAS (kamerawan), AIS (editor film), AT (sound enginering), dan SE (sekretaris).

Dirkrimsus Polda Metro Jaya Kombes Ade Safri Simanjuntak mengatakan, dari 12 pemeran film yang telah diperiksa, 8 di antaranya adalah pemeran wanita dan 4 sisanya adalah pria.

Mengaku dipaksa

Salah satu yang diperiksa yakni selebgram berinisial CN. Kuasa hukum CN, Acong Latief, mengatakan bahwa kliennya bermain di dua film.

Baca juga: Kuasa Hukum Selebgram Sebut Kliennya Jadi Korban Usai Mainkan 2 Film Dewasa

Acong mengeklaim, kliennya menjadi korban karena dipaksa menjadi pemeran dua film dewasa.

"Ada paksaan, artinya dia diajak, terus dia (CN) sempat nolak," kata Acong di Mapolda Metro Jaya.

Acong belum menyebutkan siapa yang mengajak kliennya jadi pemeran film dewasa itu. Namun ia memastikan terdapat unsur pemaksaan terhadap CN untuk memainkan film dewasa.

"Dia (CN) ini diajak oleh seseorang untuk jadi pemeran salah satu film yang diproduksi mereka, walaupun sebenarnya sempat menolak pertama," ujar Acong.

Dibohongi soal tarif

Sementara itu, salah satu pemeran berinisial MGP mengaku hanya dibayar Rp 1 juta oleh rumah produksi film dewasa di Jakarta Selatan.

Padahal, produser film dewasa tersebut menjanjikan bayaran sebesar Rp 10 juta sampai Rp 15 juta.

Baca juga: Dalami Kemungkinan Penggunaan Narkoba, Polisi Tes Urine 12 Pemeran Film Dewasa di Jaksel

"Kemarin kan bilangnya dibayar Rp 10 juta sampai Rp 15 juta. Tapi nyatanya aku cuma dibayar Rp 1 juta," ucap MGP usai diperiksa di Mapolda Metro Jaya.

MGP mengatakan, awalnya ia tak mau dan tak menerima tawaran tersebut. Kemudian salah satu pelaku memaksanya sehingga MGP menerima tawaran itu.

"Aku awalnya juga nggak mau, tapi dia maksa banget. Dia sampai chat aku pakai lima nomor berbeda," ungkap MGP.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Seorang Pria Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar

Seorang Pria Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar

Megapolitan
74 Kelurahan di Jakarta Masih Kekurangan Anggota PPS untuk Pilkada 2024

74 Kelurahan di Jakarta Masih Kekurangan Anggota PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Denda Rp 500.000 Untuk Pembuang Sampah di TPS Lokbin Pasar Minggu Belum Diterapkan

Denda Rp 500.000 Untuk Pembuang Sampah di TPS Lokbin Pasar Minggu Belum Diterapkan

Megapolitan
Warga Boleh Buang Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu pada Pagi Hari, Petugas Bakal Lakukan 'OTT'

Warga Boleh Buang Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu pada Pagi Hari, Petugas Bakal Lakukan "OTT"

Megapolitan
Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Ditahan Selama 7 Hari

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Ditahan Selama 7 Hari

Megapolitan
Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Megapolitan
Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Megapolitan
Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Megapolitan
PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Megapolitan
Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Megapolitan
Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Megapolitan
Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Megapolitan
Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai 'Kompori' Tegar untuk Memukul

Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai "Kompori" Tegar untuk Memukul

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com