Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Heru Budi Klaim Warga Kampung Bayam Mau Direlokasi, tetapi Minta Sejumlah Syarat

Kompas.com - 25/09/2023, 17:25 WIB
Ivany Atina Arbi

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengeklaim permasalahan terkait tempat tinggal warga eks Kampung Bayam, Jakarta Utara, telah tuntas.

Warga eks Kampung Bayam sendiri merupakan korban penggusuran untuk proyek Jakarta International Stadium (JIS).

Heru Budi mengatakan, warga yang sebelumnya menolak buat direlokasi ke beberapa rumah susun saat ini disebut telah menerima tawaran Pemprov DKI.

"Tidak (tidak menolak direlokasi). Kan kemarin itu kami sudah ke lapangan dengan mereka (warga eks Kampung Bayam)," ujar Heru di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (25/9/2023).

Heru mengatakan, Pemprov DKI telah mengajak warga eks Kampung Bayam disebut telah diajak untuk survei ke dua rumah susun (rusun), yakni Rusun Muara Angke di Penjaringan dan Rusun Nagrak di Cilincing.

Baca juga: Lurah Papanggo Pelajari Syarat yang Diajukan Warga Kampung Bayam

Heru mengatakan, warga Kampung Bayam yang saat ini masih tinggal di bawah tenda sekitar JIS telah bersedia untuk direlokasi ke dua rusun itu.

"Minta di rumah susun ltu. Sudah (kordinasi). Camat juga sudah koordinasi," kata Heru.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta masih membebaskan biaya sewa Rusun Nagrak bagi warga Kampung Bayam karena Pergub Pemprov DKI Nomor 61 Tahun 2021 masih berlaku.

Sebelumnya, warga Kampung Bayam tergusur dari kediaman mereka imbas pembebasan lahan proyek JIS.

Mereka kemudian dijanjikan untuk tinggal di Kampung Susun Bayam (KSB).

Namun, karena KSB belum bisa dihuni, warga tinggal di tenda dekat JIS sejak November 2022. Mereka mengaku tidak sanggup membayar kontrakan dan menolak untuk pindah ke Rusunawa Nagrak.

Baca juga: Heru Budi Sebut Warga Kampung Bayam Kini Bersedia Direlokasi ke Rusun Nagrak dan Muara Angke

Keluhkan jarak

Di sisi lain, warga eks Kampung Bayam masih mengeluhkan jarak dari Rusunawa Nagrak menuju kawasan Jakarta International Stadium (JIS) yang terbilang jauh dan memakan waktu.

Keluhan tersebut disampaikan setelah warga Kampung Bayam melakukan survei ke Rusunawa Nagrak pada Kamis (22/9/2023) menggunakan mikrotrans JakLingko.

"Iya, (kemarin survei sama anak-anak), kami mau lihat lokasi jarak dari sini (daerah JIS) ke sana (Nagrak) atau sebaliknya itu berapa jam. Nah, kami itu sampai jam 15.00 WIB lho," ujar Minawati kepada Kompas.com, Sabtu (23/9/2023).

Waktu tersita paling lama menunggu mikrotrans. Sebab, armada mikrotrans kurang banyak sehingga harus berebut dengan warga di sana.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

15 Tempat Wisata di Puncak untuk Libur Natal dan Tahun Baru

15 Tempat Wisata di Puncak untuk Libur Natal dan Tahun Baru

Megapolitan
Heru Budi Ajak Masyarakat untuk Cegah Banjir Bersama-sama

Heru Budi Ajak Masyarakat untuk Cegah Banjir Bersama-sama

Megapolitan
Hadapi Musim Hujan, Heru Budi Periksa Kesiapan Rumah Pompa Waduk Pluit

Hadapi Musim Hujan, Heru Budi Periksa Kesiapan Rumah Pompa Waduk Pluit

Megapolitan
Kuasa Hukum Aiman Mengaku Tak Diberitahu Polisi soal Perubahan Aturan Penyelidikan Peserta Pemilu

Kuasa Hukum Aiman Mengaku Tak Diberitahu Polisi soal Perubahan Aturan Penyelidikan Peserta Pemilu

Megapolitan
Mayat Pria Tanpa Identitas Ditemukan di Kali Ciluar Bogor

Mayat Pria Tanpa Identitas Ditemukan di Kali Ciluar Bogor

Megapolitan
Aiman Berharap Tak Dapat Ancaman Usai Diperiksa soal Kasus Oknum Polisi Tak Netral

Aiman Berharap Tak Dapat Ancaman Usai Diperiksa soal Kasus Oknum Polisi Tak Netral

Megapolitan
Sekretaris Fraksi Gerindra DPRD DKI Purwanto Meninggal Dunia

Sekretaris Fraksi Gerindra DPRD DKI Purwanto Meninggal Dunia

Megapolitan
Pelantikan Ketua KPK Sementara Dinilai Cacat Hukum

Pelantikan Ketua KPK Sementara Dinilai Cacat Hukum

Megapolitan
Polisi Pastikan Tak Ada Intimidasi Terhadap Pentas Teater Butet Kartaredjasa

Polisi Pastikan Tak Ada Intimidasi Terhadap Pentas Teater Butet Kartaredjasa

Megapolitan
Usai Bakar Istrinya Hidup-hidup, Jali Langsung Berdagang

Usai Bakar Istrinya Hidup-hidup, Jali Langsung Berdagang

Megapolitan
Diperiksa 5,5 Jam, Aiman Dicecar 60 Pertanyaan soal Pernyataan Oknum Polri Tak Netral di Pemilu 2024

Diperiksa 5,5 Jam, Aiman Dicecar 60 Pertanyaan soal Pernyataan Oknum Polri Tak Netral di Pemilu 2024

Megapolitan
Antisipasi Banjir, Dinas Bina Marga DKI Sebar Petugas untuk Bersihkan Tali Air yang Tersumbat

Antisipasi Banjir, Dinas Bina Marga DKI Sebar Petugas untuk Bersihkan Tali Air yang Tersumbat

Megapolitan
Kronologi Pembunuhan Wanita di Bogor oleh Pacarnya Sendiri

Kronologi Pembunuhan Wanita di Bogor oleh Pacarnya Sendiri

Megapolitan
BPBD dan KPU DKI Bahas Strategi Penanganan 2.841 TPS Rawan Banjir

BPBD dan KPU DKI Bahas Strategi Penanganan 2.841 TPS Rawan Banjir

Megapolitan
Usai Bunuh Pacarnya di Bogor, Alung Ternyata Dibantu Temannya Saat 'Buang' Jasad Korban ke Ruko Kosong

Usai Bunuh Pacarnya di Bogor, Alung Ternyata Dibantu Temannya Saat "Buang" Jasad Korban ke Ruko Kosong

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com