Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Begini Isi Surat Perjanjian Lurah Papanggo dengan Warga Kampung Bayam untuk Relokasi ke Rusun Nagrak

Kompas.com - 27/09/2023, 13:42 WIB
Baharudin Al Farisi,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Lurah Papanggo Tomi Haryono menandatangani surat perjanjian sebelum warga Kampung Bayam yang tinggal di tenda darurat direlokasi ke Rusunawa Nagrak, Cilincing, Jakarta Utara pada Selasa (26/9/2023).

Penandatanganan surat perjanjian di atas meterai itu berlangsung di kantor Kelurahan Papanggo, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa.

Berdasarkan surat perjanjian yang diterima Kompas.com, pihak pertama dalam hal ini adalah Tomi dan pihak kedua merupakan Persaudaraan Warga Kampung Bayam (PWKB).

Baca juga: Jaminan Heru Budi agar Warga Kampung Bayam yang Direlokasi ke Rusun Nagrak Hidup Layak...

Pasal 1 tentang Jaminan Atas Tenda berbunyi, pihak kelurahan tidak membongkar tenda di depan Jakarta International Stadium sebelum PWKB mendapatkan tempat tinggal di rumah susun yang ditawarkan pihak kelurahan.

Pasal 2 tentang Jaminan Proses Pemindahan tertulis, Tomi menyediakan transportasi gratis untuk perpindahan sementara PWKB ke Rusunawa Nagrak.

"(Pasal 2 Ayat (2) berbunyi) Pihak Pertama menyediakan transportasi gratis untuk perpindahan pihak kedua dari Rusunawa Nagrak ke Kampung Susun Bayam (KSB) setelah ada ketentuan tertulis lebih lanjut yang mengatur terkait hal tersebut," bunyi surat perjanjian itu.

Pasal 3 tentang Status Hunian Rusunawa Nagrak berbunyi, pihak kelurahan mengurus status hunian sementara di Rusunawa Nagrak bagi warga sesuai ketentuan Peraturan Gubernur Nomor 87 Tahun 2021, sampai Pihak Kedua bisa menempati Kampung Susun Bayam.

Pasal 4 tentang Transportasi Anak, yakni Pihak Pertama memfasilitasi transportasi untuk anak sekolah.

Baca juga: Lurah Pastikan Relokasi Warga Eks Kampung Bayam Hanya Sementara

Diberitakan sebelumnya, warga eks Kampung Bayam yang tinggal di tenda darurat yang berdiri di depan JIS akhirnya bersedia direlokasi.

Mereka menyambut penawaran dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta setelah sepekan lebih bernegosiasi dengan Tomi Haryono.

Terlebih, alasan mereka mau direlokasi karena Tomi menyepakati sejumlah persyaratan yang disodorkan warga.

Salah satu persyaratan tersebut adalah relokasi hanya bersifat sementara.

Pasalnya, warga eks Kampung Bayam masih menginginkan hunian di rumah susun Kampung Susun Bayam (KSB) yang berdiri di dekat JIS.

Baca juga: Warga Eks Kampung Bayam Ikut Undian untuk Dapat Unit di Rusun Nagrak

Kini, tenda darurat yang berdiri di depan JIS sudah dibongkar untuk kepentingan pembangunan trotoar jelang penyelenggaraan Piala Dunia U-17 pada November 2023 mendatang.

Untuk diketahui, warga Kampung Bayam merupakan korban pembebasan lahan dari proyek JIS.

Seharusnya, warga Kampung Bayam adalah penghuni KSB. Namun, mereka belum bisa menghuni rusun itu karena satu dan lain hal.

Karena tidak sanggup membayar kontrakan, beberapa warga Kampung Bayam akhirnya mendirikan tenda di depan JIS.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

15 Tempat Wisata di Puncak untuk Libur Natal dan Tahun Baru

15 Tempat Wisata di Puncak untuk Libur Natal dan Tahun Baru

Megapolitan
Heru Budi Ajak Masyarakat untuk Cegah Banjir Bersama-sama

Heru Budi Ajak Masyarakat untuk Cegah Banjir Bersama-sama

Megapolitan
Hadapi Musim Hujan, Heru Budi Periksa Kesiapan Rumah Pompa Waduk Pluit

Hadapi Musim Hujan, Heru Budi Periksa Kesiapan Rumah Pompa Waduk Pluit

Megapolitan
Kuasa Hukum Aiman Mengaku Tak Diberitahu Polisi soal Perubahan Aturan Penyelidikan Peserta Pemilu

Kuasa Hukum Aiman Mengaku Tak Diberitahu Polisi soal Perubahan Aturan Penyelidikan Peserta Pemilu

Megapolitan
Mayat Pria Tanpa Identitas Ditemukan di Kali Ciluar Bogor

Mayat Pria Tanpa Identitas Ditemukan di Kali Ciluar Bogor

Megapolitan
Aiman Berharap Tak Dapat Ancaman Usai Diperiksa soal Kasus Oknum Polisi Tak Netral

Aiman Berharap Tak Dapat Ancaman Usai Diperiksa soal Kasus Oknum Polisi Tak Netral

Megapolitan
Sekretaris Fraksi Gerindra DPRD DKI Purwanto Meninggal Dunia

Sekretaris Fraksi Gerindra DPRD DKI Purwanto Meninggal Dunia

Megapolitan
Pelantikan Ketua KPK Sementara Dinilai Cacat Hukum

Pelantikan Ketua KPK Sementara Dinilai Cacat Hukum

Megapolitan
Polisi Pastikan Tak Ada Intimidasi Terhadap Pentas Teater Butet Kartaredjasa

Polisi Pastikan Tak Ada Intimidasi Terhadap Pentas Teater Butet Kartaredjasa

Megapolitan
Usai Bakar Istrinya Hidup-hidup, Jali Langsung Berdagang

Usai Bakar Istrinya Hidup-hidup, Jali Langsung Berdagang

Megapolitan
Diperiksa 5,5 Jam, Aiman Dicecar 60 Pertanyaan soal Pernyataan Oknum Polri Tak Netral di Pemilu 2024

Diperiksa 5,5 Jam, Aiman Dicecar 60 Pertanyaan soal Pernyataan Oknum Polri Tak Netral di Pemilu 2024

Megapolitan
Antisipasi Banjir, Dinas Bina Marga DKI Sebar Petugas untuk Bersihkan Tali Air yang Tersumbat

Antisipasi Banjir, Dinas Bina Marga DKI Sebar Petugas untuk Bersihkan Tali Air yang Tersumbat

Megapolitan
Kronologi Pembunuhan Wanita di Bogor oleh Pacarnya Sendiri

Kronologi Pembunuhan Wanita di Bogor oleh Pacarnya Sendiri

Megapolitan
BPBD dan KPU DKI Bahas Strategi Penanganan 2.841 TPS Rawan Banjir

BPBD dan KPU DKI Bahas Strategi Penanganan 2.841 TPS Rawan Banjir

Megapolitan
Usai Bunuh Pacarnya di Bogor, Alung Ternyata Dibantu Temannya Saat 'Buang' Jasad Korban ke Ruko Kosong

Usai Bunuh Pacarnya di Bogor, Alung Ternyata Dibantu Temannya Saat "Buang" Jasad Korban ke Ruko Kosong

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com