Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelanggan PDAM Mengais Air Kubangan, Kecewa Bayar Tagihan tapi Tak Dapat Air Bersih

Kompas.com - 27/09/2023, 17:11 WIB
Firda Janati,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Pelanggan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), Sindy (23), mengais air kubangan proyek PDAM di pinggir Jalan Raya Tarumajaya, Desa Setiamulia, Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi.

Sindy mengaku tidak dapat distribusi air selama dua pekan. Namun, dia tetap membayar tagihan air.

"(Tetap) bayar, mahal lagi. Tergantung bayarnya, (saya) Rp 100.000. Ada yang Rp 200.000," ujar Sindy saat ditemui di lokasi, Rabu (28/9/2023).

Baca juga: Ambil Air Kubangan PDAM yang Keruh, Warga Bekasi: Terpaksa Buat Mandi dan Nyuci

Hal itu yang membuat Sindy kecewa. Ia tetap harus membayar padahal tidak mendapat pelayanan yang baik.

"Perasaannya ya enggak enak, kecewa lah masa air mati, kita disuruh bayar juga. Saya tetap bayar (walau air mati). Makanya mau komplain ini kenapa bisa bayar gede," kata dia.

Hal yang sama juga dirasakan Ujang (52), warga Kampung Tanggul Serong, Kabupaten Bekasi. Sudah seminggu ini ia tidak mendapat air.

"Seminggu lebih. Dulu pernah mati sehari dua hari, hidup lagi (airnya), ini paling lama. Kecewa pasti ya," ucap dia.

Ujang akui tagihannya tidak terlalu besar yakni Rp 60.000 sampai 70.000. Namun, ia menyayangkan harus membayar walau tidak mendapatkan air bersih.

Baca juga: Ironi Pelanggan PDAM Mengais Air dari Kubangan Pipa Bocor di Tengah Krisis

Sindy dan Ujang akhirnya mengambil air kubangan pipa air PDAM. Dalam sehari, Sindy mengambil 15 galon.

Sementara Ujang, ia baru mengambil air tiga galon hari ini. Biasanya, dia meminta air ke rumah saudara di Cilincing.

Dari pengamatan Kompas.com pada Rabu (27/9/2023) di lokasi, warga berdatangan membawa ember dan galon demi mendapatkan pasokan air untuk kebutuhan rumah tangga.

Proyek perbaikan pipa saluran air PDAM itu berada tepat dipinggir Jalan Raya Tarumajaya. Air yang keluar cukup deras sehingga dimanfaatkan warga.

Sejak pagi, sejumlah warga mengambil air dengan menggunakan gayung atau ember, lalu kemudian dimasukkan ke dalam jeriken atau galon.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Megapolitan
Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Megapolitan
Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas 'Bodong', Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas "Bodong", Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

Megapolitan
Pelanggan Minimarket: Ada atau Enggak Ada Jukir, Tak Bisa Jamin Kendaraan Aman

Pelanggan Minimarket: Ada atau Enggak Ada Jukir, Tak Bisa Jamin Kendaraan Aman

Megapolitan
4 Bocah Laki-laki di Cengkareng Dilecehkan Seorang Pria di Area Masjid

4 Bocah Laki-laki di Cengkareng Dilecehkan Seorang Pria di Area Masjid

Megapolitan
KPU DKI Bakal 'Jemput Bola' untuk Tutupi Kekurangan Anggota PPS di Pilkada 2024

KPU DKI Bakal "Jemput Bola" untuk Tutupi Kekurangan Anggota PPS di Pilkada 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com