JAKARTA, KOMPAS.com - Banyak remaja hingga orang dewasa menggunakan Jalan Taman Aries, Kembangan, Jakarta Barat, untuk arena balap liar.
Balap liar itu pun baru-baru ini memakan korban jiwa.
Seorang remaja berinisial MA (18) tewas usai menabrak separator atau pembatas jalan saat hendak balap liar.
Warga setempat bernama Andre (35), mengatakan pembalap liar biasanya berkumpul setiap malam hari untuk sekadar mengetes motor.
"Iya (sering ada balap liar). Biasanya di atas jam 22.00 WIB-24.00 WIB. Kadang cuma setting (mengetes) motor. Balap liarnya kadang di seberang, kadang di sini," kata Andre saat ditemui di Jalan Taman Aries, Senin (2/10/2023).
Baca juga: Diduga Hendak Balap Liar, Remaja di Kembangan Tewas Tabrak Separator
Menurut dia, balap liar di lokasi itu sudah ada sejak sembilan tahun ke belakang. Namun, kondisi kala itu lebih parah dibandingkan sekarang.
Andre menuturkan, intensitas balap liar mulai berkurang setelah polisi tidur dibangun di seberang Jalan Taman Aries, sehingga jalan itu tak bisa digunakan untuk trek balapan.
"Kalau setting motor setiap malam. Semenjak kejadian kemarin (remaja tewas) sih enggak ada," ujar Andre.
"Biasa kan kalau kayak begitu. Misalnya ada kejadian, (balap liar) enggak ada, nanti ada lagi," lanjut dia.
Sudah sering makan korban
Andre menyebutkan bahwa balap liar beberapa kali menyebabkan kecelakaan.
Tak hanya melibatkan pelaku, insiden tabrakan dengan pengendara lain pun pernah terjadi.
"Misalkan orang mau lewat, tahu-tahu dari sana sudah di-setting. Motor lewat, adu banteng. Sering saya juga tolongin, sampai ada anak sama bapak meninggal sekitar tahun 2016," jelasnya.
Baca juga: Warga Sebut Lokasi Joki Remaja Tewas di Kembangan Kerap Jadi Arena Balap Liar
Sebagai petugas sekuriti yang berjaga di sekitar lokasi, ia merasa terganggu dengan kebisingan kala malam datang. Pasalnya, para pembalap liar datang setiap hari ke lokasi itu.
"Pasti resah lah, karena berisik. Namanya motor kayak begitu pasti berisik. Apalagi mengganggu aktivitas," sebut Andre.
Apalagi, lanjut dia, sebagian besar motor dipasang knalpot brong. Alhasil, kebisingan pun bertambah parah.
Kucing-kucingan pembalap liar dengan polisi
Andre mengatakan, kucing-kucingan antara pelaku balap liar dengan polisi sering terjadi di Jalan Taman Aries. Kendati dibubarkan, tak jarang pembalap liar kembali lagi ke lokasi esok harinya.
"Polisi ya pasti ada. Cuman namanya anak kayak begitu kadang dibubarin besoknya ada lagi. Kan, polisi juga enggak di sini saja, mobile. Kadang kucing-kucingan, ada polisi dia kabur," ungkap Andre.
Sementara itu, Kasat Samapta Polres Metro Jakarta Barat AKBP M Hari Agung Julianto menyampaikan petugas rutin mengamankan lokasi rawan balap liar. Biasanya, kata dia, pelaku anak yang ditangkap pun bakal dibina.
"Beberapa kali polisi mengamankan atau menggagalkan balap liar. Polisi ada, ditambah lagi laporan dari warga," ucap Agung dihubungi secara terpisah.
Baca juga: Kucing-kucingan Pembalap Liar dengan Polisi di Kembangan, Sering Dibubarkan tapi Muncul Lagi
Pengamanan, lanjut dia, juga rutin dilakukan di Jalan Taman Aries. Namun, sering kali ketika polisi datang para pembalap liar langsung kocar-kacir bersembunyi.
Kecelakaan menewaskan joki remaja
Pada Jumat (29/9/2023), seorang joki balap liar berinisial MA tewas usai kecelakaan di Jalan Taman Aries.
Wakil Kepala Polsek Kembangan AKP Benget Sibuea mengatakan, korban MA hendak ikut balap liar sekitar pukul 04.30 WIB.
"Ada warga yang info ke Polsek bahwa di jalan baru, pinggir tol Taman Aries ada anak-anak muda yang sudah berkumpul diperkirakan mau balap liar," papar Benget saat dihubungi, Jumat.
Bergegas, polisi mendatangi lokasi balap liar tersebut. Akan tetapi, beberapa orang yang berada di lokasi langsung kabur.
"Ditemukan di TKP satu unit sepeda motor yang sudah rusak berat, patah setangnya," imbuh dia.
Baca juga: Sudah Dibubarkan Polisi, Pembalap Liar Kerap Kembali ke Jalan Taman Aries di Kembangan
Dihubungi secara terpisah, Kanit Gakkum Polres Metro Jakarta Barat AKP Agus Suwito menjelaskan peristiwa bermula ketika MA melaju di Jalan Taman Aries menggunakan sepeda motor.
"Dikarenakan kurang hati-hati dan konsentrasi, korban oleng ke kanan menabrak separator atau pembatas jalan yang berada di tengah jalan," ungkap Agus.
Korban kemudian terjatuh dari sepeda motornya. Akibat peristiwa itu, korban mengalami luka berat di kepala.
"Setelah mendapat perawatan selama sekitar empat jam atau sekitar pukul 09.15 WIB korban tidak dapat ditolong lagi. Meninggal di RS Siloam," tutur Agus.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.