Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Momen Mendag Zulhas "Dipaksa" Beli Produk Pembersih Wajah dan Serum oleh Pedagang di PGC

Kompas.com - 03/10/2023, 14:31 WIB
Nabilla Ramadhian,
Abdul Haris Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Momen menarik terjadi ketika Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan meninjau pedagang di Pusat Grosir Cililitan (PGC), Kramat Jati, Jakarta Timur, pada Selasa (3/10/2023).

Dalam peninjauan tersebut, Zulhas, panggilan akrab Zulkifli Hasan, "dipaksa" untuk membeli produk perawatan wajah oleh seorang pedagang toko kosmetik.

Awalnya, Zulhas bertanya ke pedagang kosmetik itu tentang efek negatif dari kehadiran social commerce, misalnya TikTok Shop, Facebook, dan Instagram.

Baca juga: Kunjungi Pusat Grosir Cililitan, Mendag Zulhas Belanja Pakaian hingga Produk Pembersih Wajah

"Gimana ada social commerce, terganggu dagangnya?" tanya Zulhas.

"Iya (terganggu), karena kan kita di sini harganya normal. Sedangkan di TikTok jauh di bawah (harga normal), bukan lagi separuh harga normal, di bawah separuh harga normal," jawab sang pedagang.

Mendengar keluhan tersebut, Zulhas memberitahu bahwa penjual barang via social commerce atau online menerapkan skema penjualan bernama predatory pricing.

Untuk diketahui, pada penerapan predatory pricing, pedagang via online menjual barang dengan harga yang jauh lebih murah daripada harga belinya.

Hal itu dilakukan agar pembeli tidak melirik jualan para pedagang di pasar atau toko fisik.

Setelah pedagang di pasar atau toko fisik "mati", barulah pedagang via online akan menaikkan harga yang ia jual.

Baca juga: Bertemu Pedagang Tanah Abang, Mendag Sebut Penjual Online Kerap Terapkan Predatory Pricing

Dipaksa beli produk pembersih wajah dan serum

Usai memberitahu soal predatory pricing, Zulhas bertanya soal produk yang dijual si pedagang kosmetik.

Kemudian, pedagang kosmetik itu menawarkan beragam produk perawatan wajah buatan lokal kepada Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) itu.

"Nih buat Bapak mantep, pembersih wajah. Jadi, Bapak nanti item-itemnya ilang," ujar sang pedagang ke Zulhas.

"Ah yang bener? Hitam-hitam di muka bisa ilang?" tanya Zulkifli.

"Bener, kalau Bapak rutin (pakainya) si. Kalau cuma pakai sekali percuma," jawab si pedagang.

Baca juga: Mendag Zulhas Borong Pakaian hingga Jutaan Rupiah di Pasar Tanah Abang, lalu Dibagikan

Kemudian, si pedagang juga menawarkan produk perawatan wajah lainnya berupa serum ke Zulhas.

Zulhas lantas menanyakan apa fungsi dari serum. Bukannya menjawab, si pedagang malah menyuruh Zulhas untuk buru-buru membeli produk perawatan wajah yang sudah disodorkan.

"Udah deh Pak, beli mending Pak buat penglaris," ujar si pedagang sembari tertawa.

"Oke-oke saya belanja, udah belanja, belanja," ujar Zulhas.

Sesaat kemudian, Zulhas mengeluarkan uang untuk membayar produk perawatan wajah yang ditawarkan kepadanya.

Adapun total harga produk perawatan wajah yang dibelinya sejumlah Rp 375 ribu, terdiri dari satu pembersih wajah dan dua serum.

"Oke bayar dulu, penglaris, penglaris," tutur Zulhas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
“Kalau Belum Punya Istri dan Anak, Saya Juga Enggak Mau Jadi Jukir Liar Minimarket”

“Kalau Belum Punya Istri dan Anak, Saya Juga Enggak Mau Jadi Jukir Liar Minimarket”

Megapolitan
Ratusan Miliar Rupiah Uang Parkir Liar di Jakarta Diduga Mengalir ke Ormas hingga Oknum Aparat

Ratusan Miliar Rupiah Uang Parkir Liar di Jakarta Diduga Mengalir ke Ormas hingga Oknum Aparat

Megapolitan
Pejabat Kemenhub Dilaporkan Istrinya ke Polisi atas Dugaan Penistaan Agama

Pejabat Kemenhub Dilaporkan Istrinya ke Polisi atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Protes Jukir Liar Minimarket Saat Ditertibkan | Pengakuan Jukir Uang Parkir Masuk Kas RT dan Ormas

[POPULER JABODETABEK] Protes Jukir Liar Minimarket Saat Ditertibkan | Pengakuan Jukir Uang Parkir Masuk Kas RT dan Ormas

Megapolitan
Motor dan STNK Mayat di Kali Sodong Raib, Keluarga Duga Dijebak Seseorang

Motor dan STNK Mayat di Kali Sodong Raib, Keluarga Duga Dijebak Seseorang

Megapolitan
Terganggu Pembangunan Gedung, Warga Bentrok dengan Pengawas Proyek di Mampang Prapatan

Terganggu Pembangunan Gedung, Warga Bentrok dengan Pengawas Proyek di Mampang Prapatan

Megapolitan
Ponsel Milik Mayat di Kali Sodong Hilang, Hasil Lacak Tunjukkan Posisi Masih di Jakarta

Ponsel Milik Mayat di Kali Sodong Hilang, Hasil Lacak Tunjukkan Posisi Masih di Jakarta

Megapolitan
Pakai Seragam Parkir Dishub, Jukir di Duri Kosambi Bingung Tetap Diamankan Petugas

Pakai Seragam Parkir Dishub, Jukir di Duri Kosambi Bingung Tetap Diamankan Petugas

Megapolitan
Sekolah di Tangerang Selatan Disarankan Buat Kegiatan Sosial daripada 'Study Tour' ke Luar Kota

Sekolah di Tangerang Selatan Disarankan Buat Kegiatan Sosial daripada "Study Tour" ke Luar Kota

Megapolitan
RS Bhayangkara Brimob Beri Trauma Healing untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

RS Bhayangkara Brimob Beri Trauma Healing untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

Megapolitan
KPU Kota Bogor Tegaskan Caleg Terpilih Harus Mundur jika Mencalonkan Diri di Pilkada 2024

KPU Kota Bogor Tegaskan Caleg Terpilih Harus Mundur jika Mencalonkan Diri di Pilkada 2024

Megapolitan
Pemilik Mobil yang Dilakban Warga gara-gara Parkir Sembarangan Mengaku Ketiduran di Rumah Saudara

Pemilik Mobil yang Dilakban Warga gara-gara Parkir Sembarangan Mengaku Ketiduran di Rumah Saudara

Megapolitan
Sebelum Ditemukan Tak Bernyawa di Kali Sodong, Efendy Pamit Beli Bensin ke Keluarga

Sebelum Ditemukan Tak Bernyawa di Kali Sodong, Efendy Pamit Beli Bensin ke Keluarga

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Prioritaskan Warga Jakarta dalam Rekrutmen PJLP dan Tenaga Ahli

Pemprov DKI Diminta Prioritaskan Warga Jakarta dalam Rekrutmen PJLP dan Tenaga Ahli

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com