Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Pemuda di Depok Tusuk Ayah Kandung: Pelaku Masih Marah-marah Saat Ayahnya Sudah Terkapar

Kompas.com - 04/10/2023, 07:57 WIB
Wasti Samaria Simangunsong ,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Seorang pria di Depok berinisial RTL (27) tega menusuk ayah kandungnya sendiri, S (64), gara-gara masalah harta. 

Peristiwa ini terjadi di kawasan Kampung Tipar, Mekarsari, Cimanggis, Kota Depok pada Selasa (3/10/2023).

Menurut pengakuan salah seorang warga yang juga tetangga korban, Sujud Subekti (63), peristiwa ini terjadi sekitar pukul 11.00 WIB saat ia mendengar teriakan bersumber dari dekat rumahnya.

Saat dicek, ternyata korban S sudah dalam keadaan terkapar di aspal dengan kondisi berlumur darah.

"Tahu-tahu saya keluar rumah, sudah terkapar terus darah berserak. Anaknya ada tapi dia masih marah-marah gitu, teriak-teriak," kata Sujud Subekti kepada wartawan di lokasi, Selasa.

Baca juga: Pemuda Tusuk Ayah Kandung di Cimanggis Depok

Usai menemukan S yang terkapar, Sujud beserta tetangga lainnya pun menolong korban dengan membawanya ke rumah ketua RT yang juga merupakan petugas kesehatan.

"Dia sudah lemas terkapar, terus ditolongin dibawa ke Pak RT yang kebetulan orang kesehatan. Dibopong, terus dibawa ke rumah sakit," lanjut dia.

Polisi yang tiba di tempat kejadian perkara (TKP) tak lama kemudian langsung mengamankan pelaku RTH.

Ia langsung dibawa ke Mapolsek Cimanggis untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Dilatari masalah harta dan ingin menikah lagi

Perseteruan ayah dan anak yang berujung penusukan ini diduga dipicu perselisihan harta keluarga.

Korban S ingin menjual bangunan ruko beserta rumah tanpa sepengetahuan sang anak.

"Jadi ada beberapa harta keluarga yang dari bapaknya ini mau dijual tanpa konfirmasi dengan anaknya. Sehingga anaknya menanyakan, kenapa harus dijual. Di situlah timbul perdebatan," ungkap Kapolsek Cimanggis Kompol Arief Budiharso di Polsek Cimanggis, Selasa.

Baca juga: Anak Tikam Ayahnya di Cimanggis Depok, Darah Tercecer hingga 10 Meter

Selain masalah harta, keinginan korban untuk menikah lagi juga disebut menjadi faktor lain penyebab penusukan terjadi.

Diketahui S adalah seorang duda yang ditinggal mati oleh istrinya.

S sudah setahun menetap di Kampung Tipar, Kelurahan Mekarsari, Cimanggis, Depok.

"Kalau hal tersebut (izin mau menikah lagi) ada kemungkinan, akan tetapi untuk penyebabnya lebih cenderung pada yang satu hal tadi (masalah harta)," lanjut Arief.

Ditusuk menggunakan pisau dapur

Adapun senjata yang digunakan pelaku untuk menusuk korban ialah sebuah pisau dapur yang didapat secara spontan dari rumah S.

Pisau dapur itu kini sudah diamankan sebagai barang bukti.

"Senjata yang digunakan adalah pisau dapur. Spontanitas yang ada di lokasi tersebut. Enggak (disediakan dahulu)," ujar Arief.

Baca juga: Anak yang Tusuk Ayah di Depok Disebut Emosi Aset Keluarga Ingin Dijual Tanpa Izin

Korban selamat dan sedang dirawat di rumah sakit

Beruntung nyawa korban S bisa diselamatkan setelah warga membawanya ke rumah sakit.

S kini menjalani perawatan di Rumah Sakit Tugu Ibu Mekarsari. Untuk sementara, polisi berkata S terkena satu luka tusukan di dekat bagian perut.

"Korban saat ini dirawat di RS Tugu Ibu Mekarsari Cimanggis Depok dan masih dalam keadaan hidup. Sedang dalam penanganan pihak rumah sakit," ucap Arief.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jual Video Porno Anak via Telegram, Pria Asal Sumenep Ditangkap Polisi

Jual Video Porno Anak via Telegram, Pria Asal Sumenep Ditangkap Polisi

Megapolitan
Iuran Tapera sampai Pensiun, Karyawan Swasta: Siapa yang Mau Cicil Rumah 30 Tahun?

Iuran Tapera sampai Pensiun, Karyawan Swasta: Siapa yang Mau Cicil Rumah 30 Tahun?

Megapolitan
Kekesalan Ketua RT di Bekasi, Tutup Akses Jalan Warga yang Dibangun di Atas Tanahnya Tanpa Izin

Kekesalan Ketua RT di Bekasi, Tutup Akses Jalan Warga yang Dibangun di Atas Tanahnya Tanpa Izin

Megapolitan
Pemetaan TPS pada Pilkada DKI 2024 Pertimbangkan 4 Aspek

Pemetaan TPS pada Pilkada DKI 2024 Pertimbangkan 4 Aspek

Megapolitan
Orangtua Calon Siswa Diwanti-wanti Tak Lakukan Kecurangan Apa Pun pada PPDB Kota Bogor 2024

Orangtua Calon Siswa Diwanti-wanti Tak Lakukan Kecurangan Apa Pun pada PPDB Kota Bogor 2024

Megapolitan
Tak Masalah Pendapatan Dipotong Tapera, Tukang Bubur: 3 Persen Menurut Saya Kecil

Tak Masalah Pendapatan Dipotong Tapera, Tukang Bubur: 3 Persen Menurut Saya Kecil

Megapolitan
Polisi Usut Dugaan TPPO dalam Kasus ART Lompat dari Lantai 3 Rumah Majikan

Polisi Usut Dugaan TPPO dalam Kasus ART Lompat dari Lantai 3 Rumah Majikan

Megapolitan
Setuju Pendapatannya Dipotong untuk Tapera, Tukang Bubur: Masa Tua Terjamin

Setuju Pendapatannya Dipotong untuk Tapera, Tukang Bubur: Masa Tua Terjamin

Megapolitan
Hampir Terjaring Razia karena Dikira Jukir, Ojol: Saya 'Driver', demi Allah

Hampir Terjaring Razia karena Dikira Jukir, Ojol: Saya "Driver", demi Allah

Megapolitan
KPU Susun Pemetaan TPS, Jumlah Pemilih Pilkada DKI Bertambah 62.772 Orang

KPU Susun Pemetaan TPS, Jumlah Pemilih Pilkada DKI Bertambah 62.772 Orang

Megapolitan
Tak Setuju Program Tapera, Pekerja: Enggak Percaya Pemerintah Lagi buat Kelola Uang Rakyat

Tak Setuju Program Tapera, Pekerja: Enggak Percaya Pemerintah Lagi buat Kelola Uang Rakyat

Megapolitan
PKS Usulkan Anies Jadi Cagub Jakarta, Pengamat: Sosoknya Melekat dengan PKS

PKS Usulkan Anies Jadi Cagub Jakarta, Pengamat: Sosoknya Melekat dengan PKS

Megapolitan
Cegah Kecurangan Saat PPDB, Pemkot Bogor Bentuk Tim Khusus

Cegah Kecurangan Saat PPDB, Pemkot Bogor Bentuk Tim Khusus

Megapolitan
12 Jukir Liar Terjaring Razia, Ada yang Kabur ke Panti Asuhan

12 Jukir Liar Terjaring Razia, Ada yang Kabur ke Panti Asuhan

Megapolitan
DPRD Kota Bogor Buka Posko Pengaduan PPDB 2024, Warga Bisa Lapor jika Temukan Kecurangan

DPRD Kota Bogor Buka Posko Pengaduan PPDB 2024, Warga Bisa Lapor jika Temukan Kecurangan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com