Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Evaluasi Setahun Pj Gubernur, PDI-P: Pak Heru Profesional Murni, tetapi Dikaitkan ke Partai

Kompas.com - 10/10/2023, 05:02 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD DKI Gembong Warsono mengevaluasi kinerja Heru Budi Hartono sebagai Penjabat (Pj) Gubernur selama satu tahun terakhir.

Gembong mengatakan, pemilihan Heru Budi oleh Presiden Joko Widodo untuk menggantikan gubernur sebelumnya dilakukan secara profesional.

Namun, menurut dia, tak jarang sosok Heru Budi dikaitkan dengan PDI-P.

"Bicara pak Heru Budi, profesional murni. Tetapi persepsi masyarakat seperti itu. Maka selalu saya minta Pak Heru, sudah lah, kerja maksimal," ujar Gembong di Gedung DPRD DKI Jakarta, Senin (9/10/2023).

"Maka ketika kerja pak Heru maksimal, insya Allah bawa dampak positif bagi pak Heru," imbuh dia.

Baca juga: Evaluasi Heru Budi Setahun Jabat Pj Gubernur DKI, PDI-P: Komunikasi Publik Kurang Baik

Gembong pun meminta kepada publik yang menilai baik atau buruknya Heru Budi untuk tidak mengaitkan dengan PDI-P.

"Baik atau buruknya Pj Gubernur seolah-olah PDI-P. Ini kan persoalan. Selama ini dipersepsikan, karena yang milih (Heru sebagai PJ Gubernur) presiden, berarti orangnya PDI-P," kata dia.

Gembong sebelumnya menilai, selama Heru Budi menjabat sebagai pemimpin Jakarta, komunikasi publiknya masih belum maksimal.

"Pertama (evaluasinya itu) komunikasi publik Pak Heru kurang baik. Masih sama. Maka, ini perlu diperbaiki," kata dia.

Gembong mengatakan, komunikasi seorang pemimpin yang baik sangat diperlukan, meski Heru merupakan orang birokrat.

Sebab, Heru Budi akan memberikan arahan kepada anak buahnya setiap kebijakan dan program yang sudah atau akan dijalankan.

"Dan ketika komunikasi itu baik, maka eksekusi akan berjalan baik. Tapi karena komunikasi kurang baik, maka yang terjadi tersendat-sendat," ucap Gembong.

Baca juga: Diminta PSI Transparan Soal APBD 2024, Heru Budi: Sudah Dikasih Soft Copy

Gembong menduga, komunikasi yang kurang baik dari Heru Budi itu tak terlepas dari karakter.

Dengan demikian, Gembong meminta Dinas Kominfo DKI Jakarta untuk mendampingi Heru setiap apa yang disampaikan.

"Kominfo selalu saya sampaikan, harus (backup). Pemberitaan tentang Jakarta bersumber dari Kominfo. Tapi ini kan belum terjadi, harusnya Jakarta bisa dibedah secara utuh," kata Gembong.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Permudah Faizal Buang Jasad Pamannya, Naedi Inisiatif Beli Karung Goni

Permudah Faizal Buang Jasad Pamannya, Naedi Inisiatif Beli Karung Goni

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta, Rabu dan Besok: Tengah Malam Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta, Rabu dan Besok: Tengah Malam Cerah Berawan

Megapolitan
Sakit Hati dan Provokasi Buat Faizal Tega Bacok Pamannya hingga Tewas, lalu Buang Jasad Korban ke Jalan

Sakit Hati dan Provokasi Buat Faizal Tega Bacok Pamannya hingga Tewas, lalu Buang Jasad Korban ke Jalan

Megapolitan
[POPULER MEGAPOLITAN] Tanjung Priok Macet Total | Tukang Tambal Ban Digeruduk Ojol

[POPULER MEGAPOLITAN] Tanjung Priok Macet Total | Tukang Tambal Ban Digeruduk Ojol

Megapolitan
Naedi Acungkan Jempol dan Tersenyum Usai Faizal Terhasut Bunuh Sang Paman di Pamulang

Naedi Acungkan Jempol dan Tersenyum Usai Faizal Terhasut Bunuh Sang Paman di Pamulang

Megapolitan
PDI-P Bebaskan Sekda Supian Suri Pilih Bakal Calon Wakil Wali Kota di Pilkada 2024

PDI-P Bebaskan Sekda Supian Suri Pilih Bakal Calon Wakil Wali Kota di Pilkada 2024

Megapolitan
Dibacok Empat Kali oleh Keponakan yang Dendam, Penyebab Pria di Pamulang Tewas di Tempat

Dibacok Empat Kali oleh Keponakan yang Dendam, Penyebab Pria di Pamulang Tewas di Tempat

Megapolitan
Banyak Motor Lewat Trotoar di Matraman, Diduga akibat Penyempitan Jalan Imbas Proyek LRT

Banyak Motor Lewat Trotoar di Matraman, Diduga akibat Penyempitan Jalan Imbas Proyek LRT

Megapolitan
Bunuh Pamannya, Faizal Emosi Dibangunkan Saat Baru Tidur untuk Layani Pembeli di Warung

Bunuh Pamannya, Faizal Emosi Dibangunkan Saat Baru Tidur untuk Layani Pembeli di Warung

Megapolitan
Hindari Kecurigaan, Faizal Sempat Simpan Golok untuk Bunuh Pamannya di Atas Tumpukan Tabung Gas

Hindari Kecurigaan, Faizal Sempat Simpan Golok untuk Bunuh Pamannya di Atas Tumpukan Tabung Gas

Megapolitan
Minta Dishub DKI Pilah-pilah Penertiban, Jukir Minimarket: Kalau Memaksa, Itu Salah

Minta Dishub DKI Pilah-pilah Penertiban, Jukir Minimarket: Kalau Memaksa, Itu Salah

Megapolitan
Babak Baru Kasus Panca Pembunuh 4 Anak Kandung, Berkas Segera Dikirim ke PN Jaksel

Babak Baru Kasus Panca Pembunuh 4 Anak Kandung, Berkas Segera Dikirim ke PN Jaksel

Megapolitan
KPU DKI Beri Waktu Tiga Hari ke Dharma Pongrekun untuk Unggah Bukti Dukungan Cagub Independen

KPU DKI Beri Waktu Tiga Hari ke Dharma Pongrekun untuk Unggah Bukti Dukungan Cagub Independen

Megapolitan
Mahasiswa Unjuk Rasa di Depan Istana Bogor, Minta Jokowi Berhentikan Pejabat yang Antikritik

Mahasiswa Unjuk Rasa di Depan Istana Bogor, Minta Jokowi Berhentikan Pejabat yang Antikritik

Megapolitan
Banyak Motor Lewat Trotoar di Matraman, Warga: Sudah Jadi Pemandangan yang Umum Setiap Pagi

Banyak Motor Lewat Trotoar di Matraman, Warga: Sudah Jadi Pemandangan yang Umum Setiap Pagi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com