JAKARTA, KOMPAS.com - Jakarta menduduki posisi kedua sebagai kota dengan kualitas udara terburuk di dunia, Selasa (17/10/2023).
Berdasarkan data dari situs pemantau udara IQAir per pukul 07.16 WIB, indeks kualitas udara (AQI) di Jakarta berada di angka 186.
Konsentrasi polutan tertinggi dalam udara DKI Jakarta pagi ini yakni PM 2.5, dengan nilai konsentrasi 123 mikrogram per meter kubik.
Baca juga: Terus Tekan Polusi Udara di Jakarta, 161 Water Mist Sudah Terpasang di 130 Gedung
Konsentrasi tersebut 24,6 kali nilai panduan kualitas udara tahunan World Health Organization (WHO).
Dengan data itu, kualitas udara di DKI Jakarta pada pagi ini tercatat kategori tidak sehat. Indeks kualitas udara pagi ini lebih buruk dari hari Senin (16/10/2023) pagi.
Pada Senin kemarin, indeks kualitas udara (AQI) di Jakarta berada di angka 164. Posisinya keempat sebagai kota terburuk di dunia.
Kota dengan kualitas udara terburuk pertama di dunia pada pagi ini yakni Dhaka, Bangladesh dengan indeks kualitas udara 192.
Posisi ketiga kota dengan kualitas udara terburuk yakni Tashkent, Uzbekistan dengan angka 164.
Merespons buruknya kualitas udara di Jakarta, situs IQAir merekomendasikan masyarakat untuk mengenakan masker, menghidupkan penyaring udara, menutup jendela, dan hindari aktivitas luar ruangan.
Baca juga: Kualitas Udara DKI Masih Tak Sehat meski Sudah Terpasang 135 Water Mist di Jakarta
Melihat data tersebut, kualitas udara di Jakarta belum ada perubahan meski Pemprov DKI telah melakukan berbagai upaya. Salah satu langkah terbaru yakni pemasangan water mist generator.
Saat ini, sudah terpasang 135 water mist generator di setiap gedung perusahaan swasta dan pemerintah di Jakarta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.