Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Order Makin Sepi, Pengemudi Ojol: Karena "Driver" Makin Banyak, yang Untung Aplikator

Kompas.com - 26/10/2023, 15:00 WIB
Baharudin Al Farisi,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

 

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Cipto Yuda (47), salah satu pengemudi ojek online (ojol), mengeluhkan soal sepinya order beberapa waktu terakhir ini.

Menurut Cipto, setidaknya ada beberapa faktor yang menjadi penyebab sepinya order yang berdampak terhadap pendapat pengemudi ojol.

Salah satunya adalah semakin banyaknya orang yang mendaftar dan diterima sebagai pengemudi ojol.

"Regulasi penerimaan ojol enggak ada batasnya, unlimited, dia enggak ada kuota. (Seharusnya) misalnya Jakarta Utara kuotanya sekian. Nah ini enggak ada penetapan kuotanya," kata Cipto saat ditemui Kompas.com di Jalan Metro Kencana Raya, Papanggo, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (25/10/2023).

Baca juga: Rela Lepas Pekerjaan pada 2018, Driver Ojol: Sekarang Malah Nyungsep

Cipto menduga, perusahaan atau aplikator ojol memang sengaja menerima driver sebanyak-banyaknya karena hal itu tidak berpengaruh pada keuangan perusahaan. 

Status driver ojol sebagai mitra membuat perusahaan tak harus mengeluarkan uang untuk membayar gaji. 

Perusahaan justru diuntungkan dengan semakin banyaknya orang yang mendaftar sebagai ojol.

"Ya sudah, semaunya mereka (perusahaan). Makin banyak driver, ya keuntungan kan buat mereka," tutur Cipto melanjutkan.

Baca juga: Soal Wacana Pungutan Pajak, Driver Ojol: Bukannya Bantu, Malah Bebani Rakyat

Dengan tidak adanya penetapan kuota ini, Cipto menyebut tidak sedikit pekerja kantoran di Jakarta Utara menyambi jadi pengemudi ojol.

"Ya terkadang mereka selepas kerja, sambi jadi driver online. Carinya yang searah pulang atau gimana gitu," ucap Cipto.

Cipto mengungkapkan bahwa penyebab lain terjadinya penurunan order ini karena munculnya saingan baru sesama ojol dari perusahaan lain.

"Sekarang, kayak Maxim, In Driver, harganya kan di bawah, lebih murah. Mereka cenderung lari ke situ," kata Cipto.

Selain itu, Cipto juga merasa tersaingi karena kehadiran angkot JakLingko gratis.

"Ya regulasi pemerintahannya, regulasi sekarang, ya kita saingan satu, JakLingko. Oke JakLingko gratis, sedangkan masyarakat yang mampu juga pakai JakLingko. Mereka kan enggak bayar. Untuk jarak-jarak dekat, sudah pasti hilang," ungkap Cipto.

Baca juga: Curhat Driver Ojol, Sepi Orderan karena Tersaingi Angkot JakLingko Gratis

Tidak ingin omong kosong, Cipto menunjukkan hasil pekerjaannya selama dua pekan terakhir ini.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Juru Parkir Liar di JIS Bikin Resah Masyarakat, Polisi Siap Menindak

Juru Parkir Liar di JIS Bikin Resah Masyarakat, Polisi Siap Menindak

Megapolitan
Pegi Perong Bakal Ajukan Praperadilan Atas Penetapannya sebagai Tersangka di Kasus Vina Cirebon

Pegi Perong Bakal Ajukan Praperadilan Atas Penetapannya sebagai Tersangka di Kasus Vina Cirebon

Megapolitan
Viral Tukang Ayam Goreng di Jakbar Diperas dengan Modus Tukar Uang Receh, Polisi Cek TKP

Viral Tukang Ayam Goreng di Jakbar Diperas dengan Modus Tukar Uang Receh, Polisi Cek TKP

Megapolitan
Peremajaan IPA Buaran Berlangsung, Pelanggan Diimbau Tampung Air untuk Antisipasi

Peremajaan IPA Buaran Berlangsung, Pelanggan Diimbau Tampung Air untuk Antisipasi

Megapolitan
Jaksel Peringkat Ke-2 Kota dengan SDM Paling Maju, Wali Kota: Ini Keberhasilan Warga

Jaksel Peringkat Ke-2 Kota dengan SDM Paling Maju, Wali Kota: Ini Keberhasilan Warga

Megapolitan
Gara-gara Mayat Dalam Toren, Sutrisno Tak Bisa Tidur 2 Hari dan Kini Mengungsi di Rumah Mertua

Gara-gara Mayat Dalam Toren, Sutrisno Tak Bisa Tidur 2 Hari dan Kini Mengungsi di Rumah Mertua

Megapolitan
Imbas Penemuan Mayat Dalam Toren, Keluarga Sutrisno Langsung Ganti Pipa dan Bak Mandi

Imbas Penemuan Mayat Dalam Toren, Keluarga Sutrisno Langsung Ganti Pipa dan Bak Mandi

Megapolitan
3 Pemuda di Jakut Curi Spion Mobil Fortuner dan Land Cruiser, Nekat Masuk Halaman Rumah Warga

3 Pemuda di Jakut Curi Spion Mobil Fortuner dan Land Cruiser, Nekat Masuk Halaman Rumah Warga

Megapolitan
Seorang Wanita Kecopetan di Bus Transjakarta Arah Palmerah, Ponsel Senilai Rp 19 Juta Raib

Seorang Wanita Kecopetan di Bus Transjakarta Arah Palmerah, Ponsel Senilai Rp 19 Juta Raib

Megapolitan
3 Pemuda Maling Spion Mobil di 9 Titik Jakut, Hasilnya untuk Kebutuhan Harian dan Narkoba

3 Pemuda Maling Spion Mobil di 9 Titik Jakut, Hasilnya untuk Kebutuhan Harian dan Narkoba

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Tiga Pencuri Spion Mobil di Jakarta Utara Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Tiga Pencuri Spion Mobil di Jakarta Utara Ditembak Polisi

Megapolitan
Terungkapnya Bisnis Video Porno Anak di Telegram: Pelaku Jual Ribuan Konten dan Untung Ratusan Juta Rupiah

Terungkapnya Bisnis Video Porno Anak di Telegram: Pelaku Jual Ribuan Konten dan Untung Ratusan Juta Rupiah

Megapolitan
Rugi Hampir Rp 3 Miliar karena Dugaan Penipuan, Pria di Jaktim Kehilangan Rumah dan Kendaraan

Rugi Hampir Rp 3 Miliar karena Dugaan Penipuan, Pria di Jaktim Kehilangan Rumah dan Kendaraan

Megapolitan
Geramnya Ketua RW di Cilincing, Usir Paksa 'Debt Collector' yang Berkali-kali 'Mangkal' di Wilayahnya

Geramnya Ketua RW di Cilincing, Usir Paksa "Debt Collector" yang Berkali-kali "Mangkal" di Wilayahnya

Megapolitan
Mulai 1 Juni 2024, Ada Ketentuan Baru Pembatalan Tiket Kereta Api

Mulai 1 Juni 2024, Ada Ketentuan Baru Pembatalan Tiket Kereta Api

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com