"Ya regulasi pemerintahannya, regulasi sekarang, ya kita saingan satu, JakLingko. Oke JakLingko gratis, sedangkan masyarakat yang mampu juga pakai JakLingko. Mereka kan enggak bayar. Untuk jarak-jarak dekat, sudah pasti hilang," ungkap Cipto.
Cipto menambahkan, penyebab lain turunnya orderan karena daya saing sesama rekan seprofesinya dari perusahaan lain.
"Berat. Sekarang, kayak Maxim, In Driver, harganya kan di bawah, lebih murah. Mereka cenderung lari ke situ," ujar Cipto.
"Cuma, sekarang daya belinya sudah pada turun kalau saya lihat. Karena karyawan juga banyak yang jadi driver online juga, sambi," tutur Cipto.
Sejak menjadi pengemudi ojol pada 2018, Cipto merasa kondisi sekarang ini adalah yang terparah.
Baca juga: Order Semakin Sepi, Cipto: Pekerjaan Driver Ojol Sudah Tidak Menjanjikan
Oleh sebab itu, ia berpendapat bahwa pekerjaan driver ojek online bukan lagi profesi yang menjanjikan.
“Sudah enggak menjanjikan. Dulu mah dapatkan Rp 500.000 sehari, merem. Karena saking banyaknya orderan dan bonus-bonus. Sekarang buat dapat bonus saja sulit, orderannya saja enggak ada,” imbuh Cipto.