Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aksi Saling Ejek dan Provokasi Bikin Gelap Mata, Siswi SMK Aniaya Pelajar SMP di Depok

Kompas.com - 01/11/2023, 08:42 WIB
Joy Andre,
Nursita Sari

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Nasib malang menimpa seorang siswi SMP berinisial ARN (14). Ia dirundung oleh seorang siswi SMK berinisial M (16) di Bedahan, Sawangan, Depok.

ARN ditendang, dijambak, dipukul, dan didorong hingga tersungkur ke tanah. Video perundungan itu beredar di Instagram.

Baca juga: Polisi Upayakan Mediasi Kasus Siswi SMK Aniaya Siswi SMP di Depok

Kapolsek Bojongsari Kompol Yefta Ruben mengatakan, korban menderita luka memar akibat perundungan itu.

"Kondisi memar. Intinya di bagian badan, saya lupa memar di mana saja, tapi ada memar di beberapa bagian tubuhnya," kata Yefta saat dihubungi Kompas.com, Selasa (31/10/2023).

Bermula saling ejek

Yefta menyebutkan, perundungan itu dipicu aksi saling ejek di aplikasi pesan singkat WhatsApp.

Aksi saling ejek kemudian berlanjut saat pelaku dan korban bertemu di Jalan H Tolib, Bedahan, pada Sabtu (28/10/2023).

Pelaku M saat itu datang bersama beberapa temannya.

Baca juga: Siswi SMK di Depok yang Aniaya Temannya Ditangkap

Wakasat Reskrim Polres Metro Depok AKP Markus Simaremare mengatakan, salah satu teman M memprovokasi pelaku untuk memukul korban.

"Mereka berselisih dan ada satu saksi masih kami dalami, seorang anak di bawah umur, seorang laki-laki dengan memprovokasi pelaku M dengan cara mengatakan, 'Ayo pukul, pukul', sehingga pelaku menyerang korban," kata Markus.

Akibatnya, korban mengalami luka memar di beberapa bagian tubuhnya.

Upaya mediasi setelah pelaku ditangkap

Markus berujar, pelaku M dan lima orang saksi dibawa ke kantor polisi untuk dimintai keterangan. Polisi akan menyelidiki penyebab pasti perundungan itu.

"Pelaku anak di bawah umur ini sudah diamankan dan kami akan lakukan pendalaman lagi apa motif sebenarnya," ujar Markus.

Baca juga: Siswi Korban Perudungan di Depok Derita Memar di Beberapa Bagian Tubuh

Setelah menangkap pelaku, polisi tidak menutup kemungkinan untuk melakukan mediasi antara korban dan pelaku.

Mediasi dilakukan mengingat pelaku dan korban masih di bawah umur.

"Iya, sementara (upaya mediasi), karena anak di bawah umur, tapi nanti kita lihat ke depannya," kata Markus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Megapolitan
Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Megapolitan
Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan 'Treadmill' untuk Calon Jemaah Haji

Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan "Treadmill" untuk Calon Jemaah Haji

Megapolitan
Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Megapolitan
Anggap Pendaftaran Cagub Independen DKI Formalitas, Dharma Pongrekun: Mustahil Kumpulkan 618.000 Pendukung

Anggap Pendaftaran Cagub Independen DKI Formalitas, Dharma Pongrekun: Mustahil Kumpulkan 618.000 Pendukung

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com