Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mbah Ngatiyem Meninggal di Kontrakan, Dikenang Sebagai Sosok Ramah dan Bersahaja

Kompas.com - 04/11/2023, 18:59 WIB
Baharudin Al Farisi,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

Dalam kesehariannya, Mbah selalu terbangun dari tidur pada pukul 02.00 WIB untuk menumbuk bahan baku jamu yang akan dijualnya.

Suara tumbukan nyaring terdengar sampai ke telinga Yuli, mengingat rumah kontrakannya hanya berjarak beberapa meter.

Setelah bahan-bahan siap, Mbah mulai berangkat dari rumah kontrakannya pukul 05.30 WIB.

Tidak lupa, ia selalu berpamitan dengan tetangga apabila terlihat di depan rumah kontrakan.

"Setelah pulang dari Pasar Rusun, dia balik ke kontrakan jam 10.00 WIB, dia masak. Kalau sudah kelar, dia istirahat, tidur di dalam," ujar Yuli.

"Nah. Kan dia dagangannya satu hari itu dua kali. Entar sore, dia bikin jamu lagi. Sehabis asar, dia berangkat lagi, pulang maghrib. Kayak begitu terus kesehariannya," lanjut Yuli.

Baca juga: Satu Keluarga Tewas dalam Kebakaran Maut di Koja

Riwayat penyakit jantung

Selain menjalankan aktivitas sebagai pedagang jamu, Mbah selalu pergi terapi ke Kelapa Gading serta ikut pengajian.

Tidak sendiri, Mbah pergi bersama salah satu warga setempat yang juga ikut terapi di tempat yang sama.

Keduanya pergi dari Semper Barat ke Kelapa Gading menggunakan sepeda motor.

"Kadang saya suka tanya, 'Mbah, memangnya Mbah sakit apa?', 'jantung, Bu RT. Namanya sudah tua, Bu RT'. Iya, yang namanya sudah lansia, pasti ada saja penyakit. Ya terutama itu, dia sering rajin terapi," kata Juariah yang juga merupakan istri Ketua RT setempat.

"Ya itu, yang saya tahu dia juga darah tinggi. Terutama jantung. Dia soalnya kalau terapi, bilangnya suka sesak dadanya. Awal terapi, bilangnya enakan. Tapi, pas ke sini, katanya enggak ada perubahan," imbuh dia.

Baca juga: Tak Ditahan, Pelajar yang Terlibat Teror Bom Palsu di Koja Trade Mall hanya Dikenai Wajib Lapor

Selain terapi dan rajin mengikuti pengajian, Mbah hanya berdiam di rumah kontrakannya atau sekadar berbincang dengan tetangga.

Obrolan ngalor-ngidul kerap kali mereka lakukan di selasar rumah kontrakan. Bangku jongkok kayu berwarna cokelat selalu digunakan Mbah.

Sambil memasak menggunakan kompor minyak tanah, perbincangan ringan antara Mbah dan tetangga rumah kontrakan mengalir seiring berjalannya waktu.

"Duduknya di depan pintunya pakai bangku jongkok. Itu punya dia banget. Dia, pasti di situ, di depan kontrakan sambil nyalain kompor. Dia kan enggak berani pakai gas kalau masak, makanya pakai kompor minyak tanah. Ah, saya merinding," imbuh Yuli sambil mengusap tengkuknya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

3 Pemuda di Jakut Curi Spion Mobil Fortuner dan Land Cruiser, Nekat Masuk Halaman Rumah Warga

3 Pemuda di Jakut Curi Spion Mobil Fortuner dan Land Cruiser, Nekat Masuk Halaman Rumah Warga

Megapolitan
Seorang Wanita Kecopetan di Bus Transjakarta Arah Palmerah, Ponsel Senilai Rp 19 Juta Raib

Seorang Wanita Kecopetan di Bus Transjakarta Arah Palmerah, Ponsel Senilai Rp 19 Juta Raib

Megapolitan
3 Pemuda Maling Spion Mobil di 9 Titik Jakut, Hasilnya untuk Kebutuhan Harian dan Narkoba

3 Pemuda Maling Spion Mobil di 9 Titik Jakut, Hasilnya untuk Kebutuhan Harian dan Narkoba

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Tiga Pencuri Spion Mobil di Jakarta Utara Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Tiga Pencuri Spion Mobil di Jakarta Utara Ditembak Polisi

Megapolitan
Terungkapnya Bisnis Video Porno Anak di Telegram: Pelaku Jual Ribuan Konten dan Untung Ratusan Juta Rupiah

Terungkapnya Bisnis Video Porno Anak di Telegram: Pelaku Jual Ribuan Konten dan Untung Ratusan Juta Rupiah

Megapolitan
Rugi Hampir Rp 3 Miliar karena Dugaan Penipuan, Pria di Jaktim Kehilangan Rumah dan Kendaraan

Rugi Hampir Rp 3 Miliar karena Dugaan Penipuan, Pria di Jaktim Kehilangan Rumah dan Kendaraan

Megapolitan
Geramnya Ketua RW di Cilincing, Usir Paksa 'Debt Collector' yang Berkali-kali 'Mangkal' di Wilayahnya

Geramnya Ketua RW di Cilincing, Usir Paksa "Debt Collector" yang Berkali-kali "Mangkal" di Wilayahnya

Megapolitan
Mulai 1 Juni 2024, Ada Ketentuan Baru Pembatalan Tiket Kereta Api

Mulai 1 Juni 2024, Ada Ketentuan Baru Pembatalan Tiket Kereta Api

Megapolitan
Pilkada Jakarta 2024: Menguji Eksistensi Masyarakat Jaringan

Pilkada Jakarta 2024: Menguji Eksistensi Masyarakat Jaringan

Megapolitan
Jalur, Kuota, dan Syarat PPDB SMA, SMK, dan SLB Kota Bogor 2024

Jalur, Kuota, dan Syarat PPDB SMA, SMK, dan SLB Kota Bogor 2024

Megapolitan
Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 1 Juni 2024

Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 1 Juni 2024

Megapolitan
Nama Kaesang dan Anies di Bursa Pilkada Jakarta, Prediksi Pertarungan Sengit bak Pilpres 2024

Nama Kaesang dan Anies di Bursa Pilkada Jakarta, Prediksi Pertarungan Sengit bak Pilpres 2024

Megapolitan
6 Orang Ditangkap Terkait Kasus Pelat Palsu DPR, Polisi Ungkap Peran Masing-masing

6 Orang Ditangkap Terkait Kasus Pelat Palsu DPR, Polisi Ungkap Peran Masing-masing

Megapolitan
Unjuk Rasa Solidaritas Palestina di Kedubes AS, Massa Serukan Pembebasan Perempuan

Unjuk Rasa Solidaritas Palestina di Kedubes AS, Massa Serukan Pembebasan Perempuan

Megapolitan
8 Mobil Mewah Disita Polisi Terkait Kasus Pelat Palsu DPR, Ada Tesla, Lexus, dan Mercy

8 Mobil Mewah Disita Polisi Terkait Kasus Pelat Palsu DPR, Ada Tesla, Lexus, dan Mercy

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com