Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bukan Air Kiriman, Ini Sejumlah Penyebab Kelurahan Gedong Jaktim Sering Kebanjiran

Kompas.com - 07/11/2023, 10:03 WIB
Nabilla Ramadhian,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kelurahan Gedong di Kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur, menjadi daerah langganan banjir setiap musim hujan tiba.

Sekretaris RT 010 RW 08 Kelurahan Gedong Darmansyah mengungkapkan, penyebab banjir di lingkungannya bukan air kiriman dari Bogor dan Depok.

Sebab, wilayah RW 08 tidak berdekatan dengan aliran kali.

"Saya di sini dari tahun 1974 awal. Dulu belum banjir. Banjir baru tahun 2000-an. Kenapa? Karena banyak klaster, jadi tanah serapan berkurang," ungkap dia kepada Kompas.com di Gedong, Senin (6/11/2023).

Baca juga: Tak Masuk Data BPBD DKI, Kelurahan Gedong Pasar Rebo Sempat Terendam Banjir Setinggi 80 Sentimeter

Saat Darmansyah pertama kali tinggal di wilayah itu, masih banyak kebun dan tanah kosong di sekeliling permukiman.

Lambat laun, pembangunan mulai terjadi. Semakin banyak permukiman warga, bangunan untuk berniaga, dan rumah kos bermunculan.

Kebun dan tanah kosong yang sebelumnya membantu menyerap air hujan semakin berkurang.

"Banjir di sini bukan karena air kiriman, (tetapi) karena debit air hujannya banyak dan hujannya lama. Akhirnya, air enggak ketampung. Lagi-lagi karena kurangnya tanah serapan," jelas Darmansyah.

Baca juga: Jalan di Depan AEON Tanjung Barat Dilanda Banjir, Sudin SDA: Ada Penyempitan Saluran Air

Dahulu, ketinggian air banjir terparah sekitar 50 sentimeter. Kini, ketinggian air bisa mencapai 70-80 sentimeter.

Untuk mengatasi banjir, selokan air di sisi kanan dan kiri jalan permukiman warga dilebarkan. Ada selokan yang kini lebarnya 60 sentimeter, ada pula yang 80 sentimeter.

Selokan air kurang memadai

Meskipun demikian, Darmansyah menerangkan, pelebaran selokan air di RW 08 Gedong masih belum cukup. Sebab, banjir kini semakin parah.

"Got dibuat, tapi tanah serapan habis, ya sama saja. Enggak ada perubahan karena masih banyak perumahan," kata dia.

Darmansyah berujar, selokan air di RT 006 dan RT 010 bermuara ke sebuah selokan sentral. Selokan sentral itu mengarah langsung ke Kali Cililitan.

Namun, lebar selokan sentral hanya dua meter. Padahal, selokan itu juga menerima air kiriman dari banyak wilayah.

"Got penampungan itu enggak cuma (menerima air) dari RW 08 yang punya 10 RT dan RW 02 yang punya 12 RT, tapi juga limpahan air dari Jalan Tol TB Simatupang. Got juga dangkal, jadinya enggak mampu," ujar dia.

Baca juga: Jakarta Banjir di Awal Musim Hujan, Dinas SDA DKI Klaim Sudah Lakukan Berbagai Pencegahan

Darmansyah dan warga setempat berharap selokan sentral dilebarkan masing-masing satu meter pada sisi kanan dan kirinya, atau setidaknya dikeruk.

Adapun wilayah RT 006 dan RT 010 di RW 08 Kelurahan Gedong terendam banjir setinggi 70-80 sentimeter pada Minggu.

Banjir muncul sekitar pukul 15.15 WIB usai dua wilayah itu dilanda hujan deras sejak pukul 14.15 WIB.

Setelah pukul 15.15 WIB, hujan berubah menjadi gerimis sampai pukul 16.00 WIB. Namun, banjir baru mulai surut pukul 17.00 WIB.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jadwal dan Daftar Kereta Api Tambahan 16-31 Mei 2024

Jadwal dan Daftar Kereta Api Tambahan 16-31 Mei 2024

Megapolitan
Putar Otak Jukir Liar Setelah Dilarang, Ingin Jadi Tukang Servis AC hingga Kerja di Warung

Putar Otak Jukir Liar Setelah Dilarang, Ingin Jadi Tukang Servis AC hingga Kerja di Warung

Megapolitan
Pelajar Depok Nyalakan Lilin dan Doa Bersama di Jembatan GDC untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga

Pelajar Depok Nyalakan Lilin dan Doa Bersama di Jembatan GDC untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga

Megapolitan
FA Curi dan Sembunyikan Golok Tukang Kelapa untuk Bunuh Pamannya di Tangsel

FA Curi dan Sembunyikan Golok Tukang Kelapa untuk Bunuh Pamannya di Tangsel

Megapolitan
Bentuk Tim Lintas Jaya untuk Tertibkan Juru Parkir Liar, Kadishub DKI: Terdiri dari Polisi, TNI, sampai Kejaksaan

Bentuk Tim Lintas Jaya untuk Tertibkan Juru Parkir Liar, Kadishub DKI: Terdiri dari Polisi, TNI, sampai Kejaksaan

Megapolitan
Korban Kecelakaan Bus di Subang Bakal Diberi Pendampingan Psikologis untuk Hilangkan Trauma

Korban Kecelakaan Bus di Subang Bakal Diberi Pendampingan Psikologis untuk Hilangkan Trauma

Megapolitan
Tak Setuju Penertiban, Jukir Liar Minimarket: Yang di Bawah Cari Makan Setengah Mati

Tak Setuju Penertiban, Jukir Liar Minimarket: Yang di Bawah Cari Makan Setengah Mati

Megapolitan
Mengaku Tak Pernah Patok Tarif Seenaknya, Jukir di Palmerah: Kadang Rp 500, Terima Saja…

Mengaku Tak Pernah Patok Tarif Seenaknya, Jukir di Palmerah: Kadang Rp 500, Terima Saja…

Megapolitan
Elang Kumpulkan Uang Hasil Memarkir untuk Kuliah agar Bisa Kembali Bekerja di Bank...

Elang Kumpulkan Uang Hasil Memarkir untuk Kuliah agar Bisa Kembali Bekerja di Bank...

Megapolitan
Pegawai Minimarket: Keberadaan Jukir Liar Bisa Meminimalisasi Kehilangan Kendaraan Pelanggan

Pegawai Minimarket: Keberadaan Jukir Liar Bisa Meminimalisasi Kehilangan Kendaraan Pelanggan

Megapolitan
Polisi Tangkap Tiga Pelaku Tawuran di Bogor, Dua Positif Narkoba

Polisi Tangkap Tiga Pelaku Tawuran di Bogor, Dua Positif Narkoba

Megapolitan
Yayasan SMK Lingga Kencana Sebut Bus yang Digunakan untuk Perpisahan Siswa Dipesan Pihak Travel

Yayasan SMK Lingga Kencana Sebut Bus yang Digunakan untuk Perpisahan Siswa Dipesan Pihak Travel

Megapolitan
Usai Bunuh Pamannya Sendiri, Pemuda di Pamulang Jaga Warung Seperti Biasa

Usai Bunuh Pamannya Sendiri, Pemuda di Pamulang Jaga Warung Seperti Biasa

Megapolitan
Kecelakaan Rombongan SMK Lingga Kencana di Subang, Yayasan Akan Panggil Pihak Sekolah

Kecelakaan Rombongan SMK Lingga Kencana di Subang, Yayasan Akan Panggil Pihak Sekolah

Megapolitan
Soal Janji Beri Pekerjaan ke Jukir, Heru Budi Akan Bahas dengan Disnakertrans DKI

Soal Janji Beri Pekerjaan ke Jukir, Heru Budi Akan Bahas dengan Disnakertrans DKI

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com