Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IPW Ingatkan Netralitas TNI, Polri, dan ASN pada Pemilu 2024

Kompas.com - 17/11/2023, 05:07 WIB
Rizky Syahrial,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia Police Watch (IPW) mengingatkan TNI, Polri, dan aparatur sipil negara (ASN) tetap bersikap netral saat Pemilu 2024.

"IPW ingatkan bahwa TNI, Polri, dan ASN wajib netral pada Pemilu 2024," ucap Ketua IPW Sugeng Teguh Santoso saat dihubungi Kompas.com, Kamis (16/11/2023).

Baca juga: Dilaporkan ke Polisi, Aiman: Kalau Ada Suara Kritis, Jangan Langsung Lapor

Menurut dia, netralitas dari ketiga aparat negara dinilai penting untuk menjaga marwah Pemilu 2024.

"Hal ini untuk menjaga legitimasi Pemilu 2024 tetap kuat," kata dia.

Permintaan IPW juga berkaitan dengan pernyataan politikus Aiman Witjaksono yang menyebut ada oknum polisi tidak pada Pemilu 2024.

Sugeng menilai, pernyataan Aiman hanya mengingatkan terkait soal netralitas. Hal itu tidak perlu diperpanjang dan diselesaikan secara damai.

"Memang Aiman harus diklarifikasi dan kemudian diselesaikan secara damai," kata Sugeng.

Baca juga: Laporan terhadap Aiman Tetap Diusut meski Kapolri Instruksikan Tunda Proses Hukum Peserta Pemilu

"Nah ini menjadi pengingat bersama saja untuk tidak berkembang," tambah dia.

Selain IPW, beberapa pihak juga mengingatkan soal netralitas pada Pemilu 2024.

Salah satunya calon presiden (capres) Ganjar Pranowo. Ia percaya aparat TNI dan Polri akan netral dalam Pilpres 2024.

Belajar dari pengalaman beberapa pemilu sebelumnya, Ganjar menyebut TNI dan Polri sudah menunjukkan sikap netralnya.

"Saya orang yang percaya aparat bisa netral," ujar Ganjar.

Latar belakang Ganjar merupakan anak dari seorang polisi. Ia yakin banyak aparat yang mempunyai hati nurani dan bersikap netral.

Baca juga: Ini Pernyataan Aiman Witjaksono soal Oknum Polri Tak Netral pada Pemilu 2024 yang Diperkarakan ke Polisi

"Apalagi saya anak polisi, jadi kita tahu ya. Saya anak militer waktu itu ABRI, saya anaknya, jadi kita sama-sama tahu, banyak yang punya nurani bagus di antara mereka," kata dia.

Selain itu, Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) juga meminta Presiden Joko Widodo untuk bersikap netral pada gelaran Pemilu 2024.

Sebab, KontraS mencium berbagai potensi pelanggaran, kecurangan, dan penyalahgunaan kewenangan, pada pemilihan calon presiden dan calon wakil presiden 2024.

Potensi itu terjadi karena sikap penguasa yang tidak netral atau memihak kepada salah satu calon tertentu.

"Untuk Presiden (Jokowi) kami merekomendasikan dan menyerukan untuk bersikap netral pada Pemilu 2024 dengan menghentikan segala bentuk dugaan penyalahgunaan kekuasaan baik lewat pengerahan TNI Polri, BIN, hingga ASN," kata Deputi Koordinator KontraS Andi Muhammad Rezaldy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Megapolitan
Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Megapolitan
Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Megapolitan
Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Megapolitan
Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Megapolitan
Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Megapolitan
Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Megapolitan
Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Megapolitan
Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Megapolitan
Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Megapolitan
Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Megapolitan
Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi 'Pilot Project' Kawasan Tanpa Kabel Udara

Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi "Pilot Project" Kawasan Tanpa Kabel Udara

Megapolitan
Keluarga Korban Begal Bermodus 'Debt Collector' Minta Hasil Otopsi Segera Keluar

Keluarga Korban Begal Bermodus "Debt Collector" Minta Hasil Otopsi Segera Keluar

Megapolitan
Masih di Bawah Umur, Pelaku Perundungan Siswi SMP di Bogor Tak Ditahan

Masih di Bawah Umur, Pelaku Perundungan Siswi SMP di Bogor Tak Ditahan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com