JAKARTA, KOMPAS.com - Peristiwa istri seorang pria yang mengaku sebagai anggota TNI dan memukul kru ambulans ramai di media sosial, Rabu (22/11/2023).
Kru Rasof Ambulans Service itu mendapatkan tindak kekerasan berupa pemukulan pada bagian wajah. Kejadian ini berlangsung di kawasan Matraman, Jakarta Timur, Senin (20/11/2023) siang.
Dalam narasi yang beredar, korban mengatakan bahwa pasangan suami istri itu tidak terima karena diklakson.
Kanit Reskrim Polsek Matraman Iptu Mochamad Zen angkat bicara mengungkap duduk perkaranya. Kata dia, peristiwa ini berawal dari istri oknum TNI yang tidak terima anaknya kaget karena motor yang mereka kendarai diklakson ambulans itu.
"Ibu-ibu menggendong bayi, dia dibonceng suaminya. Anaknya kaget akibat klakson ambulans, sehingga terjadi cekcok," ujar dia di Polsek Matraman, Rabu.
Baca juga: Istri Seorang Pria yang Mengaku Oknum TNI Pukul Kru Ambulans di Matraman
Polisi kemudian menghimpun informasi dari dua saksi yang telah diperiksa, yaitu petugas bus transjakarta berinisial MS (33) dan polisi lalu lintas berinisial PS (49).
Keduanya hadir di Polsubsektor Utan Kayu. Pos polisi ini merupakan tempat pelaku dan korban terlibat cekcok yang berujung pada pemukulan ke arah mulut korban.
Zen melanjutkan, mulanya mobil ambulans sedang melaju di jalur bus transjakarta di Jalan Ahmad Yani. Kemudian, pengendara motor yang diduga oknum TNI memotong jalur mobil ambulans dari sebelah kiri.
Pengendara motor itu mengenakan helm, sementara penumpang yang merupakan istri dan anaknya tidak memakai helm.
Ketika jalur dipotong, mobil ambulans membunyikan klakson yang mengagetkan anak mereka. Sang ibu tidak terima dan cekcok pun terjadi.
"Akhirnya mereka menepi. Kedua belah pihak kembali cekcok. Si ibu, alias yang terlapor, merasa tidak terima anaknya yang bayi kaget mendengar klakson ambulans. Kemudian, tiba-tiba (pelaku) menempeleng mulut korban," jelas Zen.
Baca juga: Pukul Kru Ambulans di Matraman, Istri Oknum TNI Marah karena Bayinya Kaget Usai Diklakson
Pada saat cekcok berlangsung di pos polisi, korban mengatakan bahwa ia diintimidasi oleh dua anggota TNI yang hadir di sana.
Namun, Zen meluruskan bahwa dua anggota TNI itu bukan untuk mengintimidasi melainkan melerai.
"Memang di situ ada saksi dari anggota TNI yang melerai kejadian. Namun, dianggap oleh warga, saksi salah paham dengan korban (mengintimidasi)," ujar Zen.
Pada saat cekcok dan pemukulan berlangsung, ada anggota TNI yang memang sedang berjaga di dekat pos polisi itu. Anggota TNI itu datang menggunakan motor.
Baca juga: Bukan Intimidasi, Dua Anggota TNI Ternyata Lerai Cekcok Kru Ambulans dan Istri Oknum TNI di Matraman
Anggota TNI tersebut merupakan seseorang yang korban duga sebagai saudara oknum TNI atau suami pelaku.
"(Pengendara motor yang tiba) itu saksi, anggota TNI yang sedang pengamanan di situ (sekitar pos polisi). Tujuannya (datang) untuk melerai," ungkap Zen.
Anggota TNI itu datang karena melihat ada keributan di pos polisi. Hanya seorang polisi lalu lintas (Polantas) saja yang berusaha melerai.
Anggota TNI itu datang untuk membantu. Ketika keduanya masih berusaha melerai, ada anggota TNI lain yang datang.
Kebetulan, ia adalah anggota TNI yang sedang berada di jalur penyeberangan orang (JPO) menuju Halte Transjakarta Pemuda Pramuka.
Karena melihat ada keributan yang berusaha dilerai oleh PS dan rekan sesama anggota TNI, ia turun ke pos polisi untuk membantu melerai.
"Jadi yang melerai itu tiga orang. Satu anggota Polantas dan dua anggota TNI," kata Zen.
Kasus pemukulan kru ambulans di Matraman ditangani Kepolisian meski pelakunya istri oknum TNI.
Sebab, pelakunya adalah warga sipil.
"Betul (penganiayaan dilakukan oleh) istrinya," kata Zen.
Baca juga: Polisi Selidiki Kasus Pemukulan Kru Ambulans di Matraman yang Diduga Dilakukan Istri Oknum TNI
Korban pun hanya melaporkan istri oknum anggota TNI itu ke Polsek Matraman. Sementara suami pelaku tidak ikut dilaporkan.
Hal yang dilaporkan adalah penganiayaan terhadap korban. Sebab, istri terduga oknum TNI itu memukul kru pada bagian wajah.
Saat ini, Polsek Matraman masih melakukan penyelidikan untuk mengidentifikasi pelaku dan memastikan apakah suami pelaku benar seorang anggota TNI.
Selanjutnya, pemeriksaan terhadap para saksi dan pelaku akan dilakukan. Sebab, kronologi yang diterima dari para saksi berbeda dengan yang beredar di media sosial Instagram.
"Setelah dicek, olah TKP (tempat kejadian perkara), dan melakukan pemeriksaan terhadap pelapor dan saksi-saksi, fakta-fakta kejadian yang didapat bertolak belakang," terang Zen.
Baca juga: Polisi Tangani Kasus Pemukulan Kru Ambulans di Matraman meski Libatkan Oknum TNI
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.