Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anak yang Diperkosa Ayah di Tangsel Jangan Sampai Diusir, Komnas Perempuan: Seharusnya Didukung Pulih

Kompas.com - 15/12/2023, 12:48 WIB
Larissa Huda

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - FN (17), anak yang diperkosa ayah kandungnya hingga hamil, kembali menghadapi kenyataan pahit karena terusir dari rumah kontrakannya.

Remaja perempuan itu diusir dari rumah kontrakannya di Pondok Aren, Tangerang Selatan, akibat perbuatan bejat ayahnya, MN (53). Kehadiran FN dianggap aib.

Komisioner Komisi Nasional (Komnas) Perempuan, Siti Aminah Tardi, memberikan perhatian serius terhadap kasus kekerasan seksual yang menimpa anak perempuan.

"Mengingat dampak yang keberlanjutan terhadap masa depan korban dan hambatan korban dalam mengakses keadilan karena faktor usia," ucap Siti kepada Kompas.com, dikutip Jumat (15/12/2023).

Baca juga: Dianggap Aib, Anak yang Diperkosa Ayah Kandungnya di Tangsel Diusir dari Kontrakannya

Menurut Siti, kasus inses dan kekerasan seksual terhadap anak perempuan menunjukkan bahwa perempuan sejak usia anak dalam situasi yang tidak aman dalam kehidupannya, bahkan oleh orang terdekat.

Dengan memahami bahwa korban inses adalah korban yang paling tidak berdaya, maka seharusnya didukung untuk pulih.

"Korban juga jangan dipersalahkan dan distigma sebagai aib," ucap Siti.

Siti berujar, memberikan stigma sebagai aib akan semakin menyurutkan korban-korban untuk bersuara atau mengadu.

"Hal ini akan mengakibatkan korban tidak akan mendapatkan penanganan yang baik," tutur Siti lagi.

Baca juga: Hindari Viktimisasi Berulang, Anak yang Diperkosa Ayah Kandung di Tangsel hingga Hamil Bisa Ganti Identitas

Kini, FN berserta ibunya, S (37) dan sang adik harus mencari kontrakan baru lantaran peristiwa kelam itu dianggap tetangganya membawa aib.

Tak ada yang suara yang membela nasib FN. Dia dan keluarganya akhirnya berencana pindah ke kontrakan lain di wilayah Pondok Betung, Tangerang Selatan.

Kepala UPTD Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Tangerang Selatan Tri Purwanto membenarkan kabar tersebut.

Kabar itu ia dapatkan dari pendamping kasus tersebut. Ia mengatakan FN mau tak mau harus pergi dari kontakannya pada Januari 2024.

Baca juga: Anak Diperkosa Ayah Kandung Belasan Kali hingga Hamil, P2TP2A Tangsel: Korban Trauma Ingat Bapaknya

"Keluarga klien memang sudah mau pindah dari kontrakan tersebut karena ibu klien (S) enggak mau klien (FN) teringat kejadian persetubuhan di kontrakan tersebut," klaim dia.

Adapun, pelaku MN tega memerkosa anaknya kandungnya itu di kediaman mereka, Pondok Aren, Tangerang Selatan. FN telah melahirkan anak pada Jumat (1/12/2023) pagi.

Halaman:


Terkini Lainnya

Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Megapolitan
Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Megapolitan
'Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal'

"Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal"

Megapolitan
4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

Megapolitan
Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Megapolitan
Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Megapolitan
Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com