Dalam praktik aborsi ilegal yang dilakukan D dan OIS, keduanya berpindah-pindah tempat berdasarkan perjanjian dengan para pasien.
"Jadi, mereka ini mobile ya. Kebetulan, si D domisilinya di luar Jakarta Utara. Jadi, dia mobile, sewa tempat, lalu operasi atau melakukan praktiknya. Lalu, nanti pindah lagi, sesuai dengan kliennya," ujar Gideon.
Maka dari itu, unit apartemen di Kelapa Gading yang menjadi lokasi para tersangka diringkus bukanlah tempat praktik tetap mereka.
Saat melakukan penggeledahan, pihak kepolisian menemukan dua janin tak bernyawa.
Baca juga: Polisi Temukan 2 Janin Saat Penangkapan Pelaku Aborsi Ilegal
“Di dalam lemari dan di pembuangan atau septic tank,” ungkap Kapolsek Kelapa Gading Kompol Maulana Mukarom saat dihubungi Kompas.com, Kamis (21/12/2023).
Berdasarkan hasil pemeriksaan, janin yang ditemukan polisi di dalam lemari merupakan hasil praktik aborsi ilegal D dan OIS terhadap kliennya di tempat lain.
“Ada satu lagi janin. Jadi, pada saat kami tangkap, dia (salah satu pasien D dan OIS) sudah minum obat, mulas-mulas dan kami bawa ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati. Ternyata, melahirkan di situ. Tapi, janinnya tidak bisa diselamatkan,” kata Maulana.
Maulana mengatakan, D nekat membuka praktik aborsi ilegal karena pernah menjadi calo dari sebuah agen praktik aborsi ilegal.
Dari pengalamannya menjadi calo ini, D belajar sedikit demi sedikit sampai akhirnya nekat membuka praktik aborsi ilegal sendiri.
“Dia ini memang sebelumnya calo juga, calo pasien yang mau aborsi. Jadi, dari pengalaman tersangka berada di lingkungan aborsi, akhirnya dia memberanikan diri untuk membuka praktik sendiri,” kata Maulana.
Baca juga: Berawal Jadi Calo, Pelaku Nekat Buka Praktik Aborsi Mobile
Kendati demikian, Maulana belum bisa mengungkapkan dari mana obat-obat keras yang tersangka miliki karena sedang pendalaman.
“Untuk obat sedang dalam pendalaman. Tapi, untuk alat-alat medis itukan bisa didapatkan di apotek, di online. Untuk obat kerasnya, ini sedang kita dalami, ini dapat di mana nih? Gitu,” ujar Maulana.
Lebih lanjut, Maulana mengungkapkan bahwa D dan OIS memasarkan jasanya dari mulut ke mulut, bukan media sosial.
(Tim Redaksi: Baharudin Al Farisi, Ambaranie Nadia Kemala Movanita, Nursita Sari, Fabian Januarius Kuwado, Akhdi Martin Pratama)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.