Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemilu 2024 Bawa Berkah, Pemilik Usaha Kaus Sablon di Bekasi Terima 3.000 Pesanan

Kompas.com - 16/01/2024, 13:18 WIB
Firda Janati,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Ratman, pemilik usaha konveksi kaus sablon di Kota Bekasi mendapat 3.000 pesanan pada masa kampanye Pemilu 2024.

Ratman menuturkan, pesanan untuk menyablon ribuan kaus dari tiga partai tersebut diterimanya dalam sebulan terakhir ini.

"Kemarin (sebulan terakhir) jasa sablon kira-kira 3.000 kaos, itu jasa sablon saja. Untuk tiga partai itu, jadi 1.000, 1.000, 1.000," ujar Ratman saat ditemui di rukonya, Juanda, Kota Bekasi, Selasa (16/1/2024).

Baca juga: Konfeksi Kaus Sablon di Bekasi Banjir Orderan Pemilu 2024, Omzet Meningkat Dua Kali Lipat

Ratman mengatakan, ia mendapat pesanan untuk menyablon nama-nama calon legislatif dari tiga partai yang memesan itu.

"Kemarin calegnya itu, (kaosnya) sudah dapat dari atas mungkin ya. Jadi ya itu saya cuma isi nama-nama caleg," kata dia.

Karena membludaknya pesanan jasa sablonnya, Ratman menambahkan karyawan yang bekerja hanya saat masa Pemilu 2024.

"Karyawan sih kalau ini kalau lagi banyak ya (orderan), cabutan saja sih, kalau yang tetap itu empat, pas layanin banyak bisa ada delapan orang," imbuhnya.

Ratman mengatakan, pesanan untuk kampanye para calon legislatif dari Kota Bekasi maupun luar Bekasi sudah mulai masuk sejak Oktober 2023.

"Ini saya ada yang buat di Papua, terus ada juga yang buat di Maluku, jadi dari luar (Bekasi) juga," tuturnya.

Baca juga: Lesunya Order Kaus Sablon di Pasar Senen Jelang Pemilu 2024

Sementara itu, untuk harga jasa sablonnya, Ratman mematok harga Rp 2.000 per sekali sablon untuk satu warna.

"Harga kaos partai kalau kemarin kan dapat jasa sablon saja, sablon satu (kaos) Rp 2.000, satu warna, satu kali sablon itu," imbuhnya.

Sebelumnya diberitakan, Ratman menyebut, masa kampanye Pemilu 2024 lebih ramai pesanan dibandingkan dengan Pemilu 2019.

"Untuk perbedaan kayak lebih rame sekarang ya tahun 2023/2024. Tahun 2019 kami enggak dapat jasa-jasa sablonnya, mungkin langsung ke konveksi besar kali ya," kata dia.

Ratman biasanya mendapatkan omzet kotor sebesar Rp 30 juta. Namun, pada masa kampanye ini dia bisa meraup dua kali lipatnya.

"Hari biasa per bulan ya, bisa dapat omzet kotornya itu ya biasa diangka Rp 30 juta. (Pemilu) bisa dua kali lah Rp 60 juta-an buat sebulan ya," ujar dia.

Baca juga: Kualitas dan Harga Bersaing, Pedagang Kaus Sablon Pasar Senen Dapat Banyak Langganan dari Daerah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Megapolitan
Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Megapolitan
Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas 'Bodong', Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas "Bodong", Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

Megapolitan
Pelanggan Minimarket: Ada atau Enggak Ada Jukir, Tak Bisa Jamin Kendaraan Aman

Pelanggan Minimarket: Ada atau Enggak Ada Jukir, Tak Bisa Jamin Kendaraan Aman

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com