Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kegerahan Warga Lihat APK Dipaku di Pohon Berujung Munculnya Gerakan Pasang Stempel "Tersangka Penusukan Pohon"

Kompas.com - 16/01/2024, 18:30 WIB
Abdul Haris Maulana

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemasangan alat peraga kampanye (APK) dengan cara dipaku di pohon membuat warga gerah.

Sebab, hal tersebut hanya memberi dampak negatif dan tidak begitu dipedulikan oleh warga.

Merusak estetika

Seorang warga bernama Dimas (27) berujar, pemasangan APK di pohon hanya mengganggu keindahan di suatu tempat.

Baca juga: Spanduk Caleg Dipaku di Pohon, Warga Kebon Jeruk: Merusak Estetika, Enggak Enak Dilihat!

"Pemasangan poster di pohon itu enggak benar, merusak estetika lingkungan saja," kata Dimas saat ditemui di Jalan Panjang, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Selasa (16/1/2024).

Dimas menuturkan, spanduk para peserta pemilu yang dipasang di pohon menyebabkan polusi visual.

Karena itu, ia berpandangan bahwa APK yang dipaku di pohon semestinya tidak boleh terjadi.

"Lingkungan itu harus bebas dari polusi visual menurut saya. Enggak enak dilihat aja gitu," ungkap dia.

Dimas menyarankan, sebaiknya para peserta pemilu memasang APK di pinggir jalan menggunakan tiang bambu, bukan dengan memakunya di pohon.

"Seharusnya dirikan saja dengan bambu, kalau di pohon merusak," tutur dia.

Tetap tidak kenal

Baca juga: Keluhkan APK Dipaku di Pohon, Warga Kebon Jeruk: Enggak Kenal Juga Siapa Calegnya

Warga lainnya bernama Nur Khasanah (31) turut menyayangkan banyaknya atribut kampanye yang dipaku di pohon.

Selain merusak pemandangan, ia juga tidak mengenal siapa para calon anggota legislatif (caleg) yang ada di poster yang dipasang di pohon.

"Saya saja tidak mengenal calegnya siapa, tapi ramai begini banner-nya, semrawut," kata Khasanah saat ditemui di Jalan Panjang, Selasa.

Khasanah mengatakan, seharusnya para caleg berkampanye bukan dengan banyak spanduk atau poster.

Menurutnya, para caleg harus lebih sering bertemu warga dengan daerah pemilihannya masing-masing.

"Mungkin lebih baik bagi-bagi sembako sambil bertemu warga saja daripada tempel poster," jelas dia.

Baca juga: Pasang Stempel Tersangka Penusukan Pohon di Poster Caleg, Insiator: Ini Hal Tragis

Halaman:


Terkini Lainnya

Bea Cukai Ungkap Perubahan Tren Penyelundupan Narkoba: Bukan Lagi Barang Siap Pakai, tapi Bahan Baku

Bea Cukai Ungkap Perubahan Tren Penyelundupan Narkoba: Bukan Lagi Barang Siap Pakai, tapi Bahan Baku

Megapolitan
Kronologi Kampung Susun Bayam Digeruduk Ratusan Sekuriti Suruhan Jakpro

Kronologi Kampung Susun Bayam Digeruduk Ratusan Sekuriti Suruhan Jakpro

Megapolitan
KPAI: Siswa SMP yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Rawat Jalan di Rumah

KPAI: Siswa SMP yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Rawat Jalan di Rumah

Megapolitan
BNN Ungkap Lima Kasus Peredaran Narkoba, Salah Satunya Kampus di Jaktim

BNN Ungkap Lima Kasus Peredaran Narkoba, Salah Satunya Kampus di Jaktim

Megapolitan
Antisipasi Percobaan Bunuh Diri Berulang, KPAI Minta Guru SMP di Tebet Deteksi Dini

Antisipasi Percobaan Bunuh Diri Berulang, KPAI Minta Guru SMP di Tebet Deteksi Dini

Megapolitan
Bus Transjakarta Bisa Dilacak 'Real Time' di Google Maps, Dirut Sebut untuk Tingkatkan Layanan

Bus Transjakarta Bisa Dilacak "Real Time" di Google Maps, Dirut Sebut untuk Tingkatkan Layanan

Megapolitan
Kampung Susun Bayam Dikepung, Kuasa Hukum Warga KSB Adu Argumen dengan Belasan Sekuriti

Kampung Susun Bayam Dikepung, Kuasa Hukum Warga KSB Adu Argumen dengan Belasan Sekuriti

Megapolitan
Fakta Penutupan Paksa Restoran di Kebon Jeruk, Mengganggu Warga karena Berisik dan Izin Sewa Sudah Habis

Fakta Penutupan Paksa Restoran di Kebon Jeruk, Mengganggu Warga karena Berisik dan Izin Sewa Sudah Habis

Megapolitan
KPAI Minta Hukuman Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar Diperberat

KPAI Minta Hukuman Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar Diperberat

Megapolitan
Pemerkosa Remaja di Tangsel Masih Satu Keluarga dengan Korban

Pemerkosa Remaja di Tangsel Masih Satu Keluarga dengan Korban

Megapolitan
Pabrik Narkoba di Bogor Terbongkar, Polisi Klaim 'Selamatkan' 830.000 Jiwa

Pabrik Narkoba di Bogor Terbongkar, Polisi Klaim "Selamatkan" 830.000 Jiwa

Megapolitan
Siasat Pabrik Narkoba di Bogor Beroperasi: Kamuflase Jadi Bengkel, Ruangan Pakai Peredam

Siasat Pabrik Narkoba di Bogor Beroperasi: Kamuflase Jadi Bengkel, Ruangan Pakai Peredam

Megapolitan
Ratusan Sekuriti Geruduk Kampung Susun Bayam, Perintahkan Warga Segera Pergi

Ratusan Sekuriti Geruduk Kampung Susun Bayam, Perintahkan Warga Segera Pergi

Megapolitan
Lima Tahun Berlalu, Polisi Periksa 5 Terduga Pelaku Penusukan Noven Siswi SMK Bogor

Lima Tahun Berlalu, Polisi Periksa 5 Terduga Pelaku Penusukan Noven Siswi SMK Bogor

Megapolitan
Pemerkosa Remaja di Tangsel Sudah Mundur dari Staf Kelurahan sejak 2021

Pemerkosa Remaja di Tangsel Sudah Mundur dari Staf Kelurahan sejak 2021

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com