Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DKI Jakarta Masih Kekurangan Stasiun Pemantau Kualitas Udara

Kompas.com - 26/01/2024, 11:38 WIB
Tria Sutrisna,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Jumlah stasiun pemantau kualitas udara (SPKU) di wilayah DKI Jakarta masih kurang. Hingga 2023, tercatat baru ada 13 SPKU yang dibangun di Ibu Kota.

“Sebelumnya sampai 2011 itu baru ada lima buah. Sekali lagi sampai 2011 baru ada lima titik,” ujar Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono di SPKU GOR Ciracas, Jakarta Timur, Jumat (26/1/2024).

Sejak saat itu, kata Heru Budi, SPKU di Jakarta baru ditambah lagi pada 2023 sebanyak sembilan unit. Jumlah ini pun belum menyentuh jumlah ideal SPKU di wilayah Ibu Kota.

“Melalui program Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Asisten Pembangunan DKI Jakarta, penambahan di 2023 ada sembilan buah, dan nanti penambahan di 2024 ada empat buah,” kata Heru Budi.

Baca juga: Heru Budi Targetkan 44 Kecamatan di Jakarta Punya TPS3R untuk Pengolahan Sampah

Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Asep Kuswanto mengatakan, jumlah ideal SPKU di Ibu Kota adalah 25 unit. Untuk itu, pihaknya akan menambah SPKU di Jakarta secara bertahap.

“Idealnya ada 25. Jadi 2011 baru ada 4, tambah 9 pada 2023, jadi 13. Tambah 5 pada 2024, total jadi 18,” kata Asep.

Menurut Asep, Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta akan terlebih dahulu mengkaji lokasi-lokasi yang tepat untuk pembangunan SPKU.

Dengan begitu, SPKU yang dibangun diharapkan dapat memberikan informasi yang akurat terkait kondisi kualitas udara di Ibu Kota.

“Jadi kami melihat titik-titik mana yang memang bisa menggambarkan secara real situasi udara di situ. Jadi karena memang jumlahnya terbatas, harus ada titik tertentu untuk men-support data kualitas udara kita,” kata Asep.

Baca juga: Heru Budi Resmikan RDF Plant Skala Kecamatan di Ciracas

Pantauan Kompas.com di lokasi, Heru Budi bersama Asep mengecek data hasil pemantauan SPKU di GOR Ciracas.

Heru mengeklaim bahwa kualitas udara di wilayah Ciracas dan sekitarnya dalam kondisi cukup baik.

“Contoh misalnya PM 2,5 tadi itu 41, standarnya itu 55. Kita di bawah. Terus untuk PM 10 standarnya 75, tadi 47,” ucap Heru Budi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dishub DKI Minta Warga Laporkan ke Aplikasi JAKI jika Temukan Jukir Liar di Minimarket

Dishub DKI Minta Warga Laporkan ke Aplikasi JAKI jika Temukan Jukir Liar di Minimarket

Megapolitan
Buntut Penganiayaan Taruna STIP, Desakan Moratorium hingga Penutupan Sekolah Menguat

Buntut Penganiayaan Taruna STIP, Desakan Moratorium hingga Penutupan Sekolah Menguat

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Tergolong Tindak Pidana, Dishub DKI Bakal Terapkan Sidang di Tempat

Jukir Liar Minimarket Tergolong Tindak Pidana, Dishub DKI Bakal Terapkan Sidang di Tempat

Megapolitan
Polisi Sebut Tersangka Kasus Kematian Taruna STIP Masih Mungkin Bertambah

Polisi Sebut Tersangka Kasus Kematian Taruna STIP Masih Mungkin Bertambah

Megapolitan
Jukir Liar Tak Setuju Ditertibkan, Kadishub DKI: Siapa Pun yang Timbulkan Keresahan, Harus Ditindak Tegas

Jukir Liar Tak Setuju Ditertibkan, Kadishub DKI: Siapa Pun yang Timbulkan Keresahan, Harus Ditindak Tegas

Megapolitan
3 Korban Tewas Kebakaran Kapal di Muara Baru Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen

3 Korban Tewas Kebakaran Kapal di Muara Baru Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen

Megapolitan
Remaja di Bogor Ditangkap Polisi Usai Tusuk Seorang Ibu dalam Keadaan Mabuk

Remaja di Bogor Ditangkap Polisi Usai Tusuk Seorang Ibu dalam Keadaan Mabuk

Megapolitan
Temui Heru Budi di Balai Kota, Ahmed Zaki Pastikan Bukan Bahas Isu Pilkada DKI 2024

Temui Heru Budi di Balai Kota, Ahmed Zaki Pastikan Bukan Bahas Isu Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Warga Tangkap Pria yang Diduga Tusuk Perempuan di Bogor

Warga Tangkap Pria yang Diduga Tusuk Perempuan di Bogor

Megapolitan
Pemprov DKI Tertibkan 15 Rumah Kumuh di Tanah Tinggi, Direnovasi Jadi Tipe 36

Pemprov DKI Tertibkan 15 Rumah Kumuh di Tanah Tinggi, Direnovasi Jadi Tipe 36

Megapolitan
Ungkap Peredaran Sabu di Tebet, Polisi Selidiki Kemungkinan Asal Narkoba dari Kampung Bahari

Ungkap Peredaran Sabu di Tebet, Polisi Selidiki Kemungkinan Asal Narkoba dari Kampung Bahari

Megapolitan
Heru Budi Pastikan Pasien TBC yang Bukan KTP DKI Bisa Berobat di Jakarta

Heru Budi Pastikan Pasien TBC yang Bukan KTP DKI Bisa Berobat di Jakarta

Megapolitan
Warga Bekasi Tertabrak Kereta di Pelintasan Bungur Kemayoran

Warga Bekasi Tertabrak Kereta di Pelintasan Bungur Kemayoran

Megapolitan
Faktor Ekonomi Jadi Alasan Pria 50 Tahun di Jaksel Nekat Edarkan Narkoba

Faktor Ekonomi Jadi Alasan Pria 50 Tahun di Jaksel Nekat Edarkan Narkoba

Megapolitan
Keluarga Taruna yang Tewas Dianiaya Senior Minta STIP Ditutup

Keluarga Taruna yang Tewas Dianiaya Senior Minta STIP Ditutup

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com