Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selesaikan Konflik GKI Yasmin, Bima Arya Terima Penghargaan Kepemimpinan Toleransi Terbaik

Kompas.com - 31/01/2024, 13:41 WIB
Ramdhan Triyadi Bempah,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

BOGOR, KOMPAS.com - Setara Institute memberikan penghargaan Kepemimpinan Toleransi Terbaik Tingkat Kota kepada Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto.

Penghargaan tersebut merupakan satu dari tiga penghargaan khusus yang diberikan Setara Institute dalam Indeks Kota Toleran dari hasil studi yang dilakukan di 94 wilayah kota di Indonesia melalui riset selama satu tahun.

Bima menyampaikan, Setara Institute merupakan lembaga yang spesial bagi masyarakat di Kota Bogor karena pernah memberikan predikat Kota Bogor sebagai kota Intoleran di tahun 2015.

Baca juga: Penyelesaian Konflik GKI Yasmin Dorong Peningkatan Indeks Kota Toleran di Bogor

"Saat itu tidak ada yang tidak gundah dan galau dengan predikat itu, karena kami merasa DNA kota kami itu DNA yang cinta atas kebersamaan dalam keberagaman," kata Bima di Bogor, Jawa Barat, Rabu (31/1/2024).

"Tapi teman-teman Setara tentu ada data, ada argumentasi, kami sadar bahwa banyak yang harus kami benahi ketika itu," tambahnya.

Bima menyadari, menjadi wali kota tidak hanya mengolah kata dan menata kota tapi juga membangun manusia. Sebab itu, sambungnya, ia berikhtiar untuk menuntaskan masalah intoleran di kotanya.

Baca juga: Saat Depok Berkali-kali Jadi Kota Intoleran tapi Tak Berbenah, Wali Kota Justru “Denial”

Semua capaian tersebut, lanjut Bima, merupakan ikhtiar yang tidak pernah berhenti selama 10 tahun untuk memastikan nilai-nilai kemanusiaan dan keberpihakan kepada minoritas.

"Kami terima kasih atas kolaborasi dan sinergi dengan semua. Karena banyak dukungan untuk menjadikan Kota Bogor menjadi kota yang lebih baik dan penghargaan ini kami persembahkan bagi warga Kota Bogor dan warga Indonesia," bebernya.

Bima juga berharap kepada siapapun wali kotanya nanti, Indeks Toleransi di Kota Bogor harus terus menguat serta tidak boleh mundur.

Baca juga: Singgung soal Tudingan Depok Kota Intoleran, Wali Kota Idris: Jangan Termakan Isu Recehan

"Tahun ini Indeks Toleransi Kota Bogor naik dari ke-17 ke-12 dan untuk ukuran kota besar naik dari peringkat ke-5 ke peringkat ke-3," imbuh dia.

Ketua Badan Pengurus Setara Institute Ismail Hasani mengatakan, Indeks Kota Toleran adalah satu kerja studi pengukuran terhadap kinerja kota-kota di Indonesia.

Ismail menilai di bawah kepemimpinan Bima Arya, Kota Bogor terus bertransformasi menjadi kota toleran. Salah satu indikator penilaian ialah penyelesaian masalah Gereja Kristen Indonesia (GKI) Yasmin.

"Jadi ekosistem toleransi ini di antaranya ditopang oleh tiga hal. Pertama, kepemimpinan politik toleransi. Kedua, kepemimpinan sosial. Ketiga adalah kepemimpinan birokrasi," pungkasnya.

Baca juga: Masa Jabatannya Segera Berakhir, Bima Arya Berpamitan kepada Jemaat GKI Yasmin Bogor

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Setuju Pendapatannya Dipotong untuk Tapera, Tukang Bubur: Masa Tua Terjamin

Setuju Pendapatannya Dipotong untuk Tapera, Tukang Bubur: Masa Tua Terjamin

Megapolitan
Hampir Terjaring Razia karena Dikira Jukir, Ojol: Saya 'Driver', demi Allah

Hampir Terjaring Razia karena Dikira Jukir, Ojol: Saya "Driver", demi Allah

Megapolitan
KPU Susun Pemetaan TPS, Jumlah Pemilih Pilkada DKI Bertambah 62.772 Orang

KPU Susun Pemetaan TPS, Jumlah Pemilih Pilkada DKI Bertambah 62.772 Orang

Megapolitan
Tak Setuju Program Tapera, Pekerja: Enggak Percaya Pemerintah Lagi buat Kelola Uang Rakyat

Tak Setuju Program Tapera, Pekerja: Enggak Percaya Pemerintah Lagi buat Kelola Uang Rakyat

Megapolitan
PKS Usulkan Anies Jadi Cagub Jakarta, Pengamat: Sosoknya Melekat dengan PKS

PKS Usulkan Anies Jadi Cagub Jakarta, Pengamat: Sosoknya Melekat dengan PKS

Megapolitan
Cegah Kecurangan Saat PPDB, Pemkot Bogor Bentuk Tim Khusus

Cegah Kecurangan Saat PPDB, Pemkot Bogor Bentuk Tim Khusus

Megapolitan
12 Jukir Liar Terjaring Razia, Ada yang Kabur ke Panti Asuhan

12 Jukir Liar Terjaring Razia, Ada yang Kabur ke Panti Asuhan

Megapolitan
DPRD Kota Bogor Buka Posko Pengaduan PPDB 2024, Warga Bisa Lapor jika Temukan Kecurangan

DPRD Kota Bogor Buka Posko Pengaduan PPDB 2024, Warga Bisa Lapor jika Temukan Kecurangan

Megapolitan
Jadwal PPDB Kota Bogor 2024 untuk Tingkat SD dan SMP

Jadwal PPDB Kota Bogor 2024 untuk Tingkat SD dan SMP

Megapolitan
ART Diduga Lompat dari Rumah Majikan di Tangerang, Pergelangan Kaki Patah dan Badan Sulit Gerak

ART Diduga Lompat dari Rumah Majikan di Tangerang, Pergelangan Kaki Patah dan Badan Sulit Gerak

Megapolitan
Video Viral ART di Tangerang Lompat dari Lantai Atas Rumah Majikan, Polisi Selidiki

Video Viral ART di Tangerang Lompat dari Lantai Atas Rumah Majikan, Polisi Selidiki

Megapolitan
Maling Mengendap-endap Curi Motor di Toko Laundry Depok, Aksinya Terekam CCTV

Maling Mengendap-endap Curi Motor di Toko Laundry Depok, Aksinya Terekam CCTV

Megapolitan
Pria Paruh Baya Cabuli 11 Bocah di Bogor, KPAI Soroti Soal Predikat Kota Layak Anak

Pria Paruh Baya Cabuli 11 Bocah di Bogor, KPAI Soroti Soal Predikat Kota Layak Anak

Megapolitan
Mitigasi Bencana, Pemprov DKI Perbanyak RTH dan Transportasi Ramah Lingkungan

Mitigasi Bencana, Pemprov DKI Perbanyak RTH dan Transportasi Ramah Lingkungan

Megapolitan
Hotman Paris Sebut Teman Vina yang Diduga Kesurupan Tak Boleh Jadi Saksi

Hotman Paris Sebut Teman Vina yang Diduga Kesurupan Tak Boleh Jadi Saksi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com