BOGOR, KOMPAS.com - Upaya Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor, Jawa Barat, dalam membangun toleransi dan menjaga kerukunan antar umat beragama berbuah manis.
Berbagai program pemerintah kota untuk mendorong toleransi melalui pendekatan budaya, penciptaan ruang bersama, dan perhatian khusus kepada masyarakat minoritas menjadi kunci meningkatnya Indeks Kota Toleran di Kota Bogor.
Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto mengatakan, berakhirnya konflik GKI Yasmin selama 15 tahun menjadi contoh dan pelajaran berharga bahwa kasus intoleransi bisa diselesaikan dengan baik lewat pendekatan dialog.
Baca juga: 15 Tahun Konflik GKI Yasmin Bogor Berakhir, Jemaat Kini Bisa Beribadah di Gereja
Keterlibatan semua pihak dan kehadiran negara untuk menjamin hak kebebasan beribadah menjadi pintu masuk penyelesaian konflik yang berkepanjangan itu.
"Toleransi dan keberagaman hanya akan bisa diwujudkan dengan kebesaran hati dan kekuatan nyali. Keduanya tidak akan bisa tumbuh hanya dengan retorika dan narasi semata," ungkap Bima, Senin (10/4/2023).
Bagi Bima, kehadiran gereja GKI Yasmin yang baru diresmikan oleh Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD dan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian, pada Minggu (9/4/2023), punya makna tersendiri.
Ia melihat, gereja GKI Yasmin bukan hanya sebagai sarana tempat beribadah, tetapi juga menjadi monumen pengingat atas perjalanan panjang dalam merawat kerukunan beragama di Kota Bogor.
"ini adalah wujud dari mimpi yang dicita-citakan dan tempat yang diinginkan untuk beribadah. Ini adalah sumber hikmah dari keberagaman dan toleransi," kata dia.
Baca juga: GKI Yasmin Diresmikan, Bima Arya: Mohon Maaf Terlambat 15 Tahun
Bima menambahkan, praktik toleransi yang dilakukan selama ini turut membawa Kota Bogor beranjak menuju kota paling toleran di Indonesia.
Ia menyampaikan, dari hasil laporan Indeks Kota Toleran (IKT) 2022 yang dikeluarkan oleh Setara Institute baru-baru ini, Kota Bogor secara signifikan mampu melesat ke peringkat 17 dari sebelumnya di posisi 33 di tahun 2021.
Sementara berdasarkan penilaian dalam variabel tindakan pemerintah Indeks Kota Toleran, Kota Bogor menduduki peringkat ke-4 dari 94 kota lainnya.
Selain itu, berdasarkan peringkat kota dengan jumlah penduduk di atas satu juta jiwa, Kota Bogor juga berada di peringkat ke-4.
"Indeks ini menjelaskan bahwa merawat toleransi bukanlah hal mudah, terutama bagi kota-kota yang masuk kategori kota urban dengan kompleksitas sosial yang tinggi, seperti Kota Bogor," kata Bima.
Baca juga: Jalan Panjang Dirikan GKI Yasmin, Proses Hukum Sampai MA hingga 130 Pertemuan
Bima melanjutkan, hasil tersebut bisa dikatakan sebagai capaian besar mengingat Kota Bogor pernah berada di peringkat terendah pada tahun 2017 lalu.
Terlebih, kemajuan pesat di Kota Bogor selama lima tahun terakhir terjadi pada saat kota-kota lainnya mengalami dinamika penurunan.
"Capaian ini tentunya hasil kerja keras semua pihak yang kuncinya adalah komitmen pemerintah kota untuk menjalin kolaborasi dengan berbagai pihak," pungkas dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.