Selain dua orang ini, terdapat tiga dari 20 pelaku yang disebut polisi sebagai pengelola media sosial kelompok yang berbeda-beda.
Dari hasil penangkapan ini, polisi menemukan sejumlah barang bukti yang hendak pelaku gunakan untuk tawuran.
Baca juga: Dua Remaja di Jakarta Timur Buat Bom Molotov untuk Tawuran, Belajar dari YouTube dan Tanya Teman
Remaja yang ditangkap karena hendak tawuran rupanya urunan untuk membeli sejumlah celurit.
“Mereka membeli celurit ini, jadi, urunan mereka, iuran dari uang-uang yang diberikan oleh orangtuanya, mereka simpan untuk membeli celurit,” ungkap Nicolas.
Dalam jumpa pers, Nicolas menunjukkan celurit yang disita untuk dijadikan barang bukti. Menurut dia, harga celurit-celurit tersebut berbeda-berbeda, sesuai dengan ukuran.
“Kalau untuk alatnya, ada yang Rp 500.000, ada yang Rp 700.000, ada yang Rp 300.000, tergantung panjangnya. Jadi, urunan mereka," kata dia.
“Tergantung panjang dan besarnya. Ini tajam semua rekan-rekan. Ini kalau kena leher, selesai kita, putus,” lanjutnya.
Nicolas berjanji, polisi menyelidiki pihak-pihak yang membuat atau menjual senjata tajam tersebut.
“Inilah, Polres Metro Jakarta Timur sedang berusaha untuk mengungkap para pelaku yang menjual air keras dan sebagainya,” tutur Nicolas.
(Tim Redaksi : Baharudin Al Farisi, Ambaranie Nadia Kemala Movanita, Irfan Maullana, Jessi Carina, Akhdi Martin Pratama)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.