Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral Video Pria Pertanyakan Makna Simbol Jempol Terjepit di Bonggol "Meriam Si Jagur" Kota Tua

Kompas.com - 08/02/2024, 12:37 WIB
Xena Olivia,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Beredar video di media sosial yang menayangkan seseorang mempertanyakan bonggol Meriam Si Jagur di Kota Tua, Jakarta Barat.

Bonggol meriam itu merupakan bentuk tangan terkepal yang jempolnya diimpit oleh jari tengah dan telunjuk. Umumnya, gestur itu dianggap mesum.

"Pak Gubernur, tolong jelaskan. Di sini banyak anak-anak loh, di sini banyak anak-anak. Ini Kota Tua, ya. Tolong banget ini gambar apa, ya?" tanya sang perekam video sambil menunjuk ke arah meriam.

"Ini kalau partai nomor 1 enggak begini, nomor 2 juga enggak begini. Nomor 3 pun enggak kayak gini. Ini nomor berapa, ya? Kalian lihat, banyak anak kecil, lho. Enggak etis banget, lho. Ini enggak bisa diganti, gitu? Nomor 4, gitu? Astaghfirullah," lanjut dia.

Baca juga: Bukan Porno! Ini Arti Hiasan Jari di Meriam Si Jagur

Merespons video itu, Kepala Unit Pengelola Museum Kesejarahan Jakarta Esti Utami mengatakan, sang perekam sebetulnya bisa bertanya kepada pemandu museum di lokasi.

"Kalau ada pertanyaan lebih lanjut, bisa ditanyakan ke teman-teman guide kami. (Mereka) bisa menjelaskan arti sebenarnya dari persepsi (seksual) itu," sambung Esti.

Esti berpendapat, setiap koleksi peninggalan bersejarah memiliki cerita tersendiri. Sejarah itulah yang sebaiknya diketahui oleh masyarakat.

"Saya pikir sebenarnya enggak apa-apa (diletakkan di Taman Fatahillah). Setidaknya, (pengunjung bisa) mendapatkan informasi yang benar," tutur dia.

Baca juga: Mengenal Meriam Si Jagur, Benda Bersejarah di Kantor Disparbud Karawang

Simbol jempol dijepit itu disebut "mano fico" atau "mano figa". Menurut bangsa Portugis, gestur itu merupakan simbol intuk menolak atau menangkal kejahatan.

"Arti dari simbol ini sebenarnya nasib baik atau keberuntungan bagi masyarakat Portugis. Meriam ini merupakan alat atau senjata untuk mengamankan dari serangan musuh, (simbol ini) diterapkan sehingga berarti nasib baik atau keberuntungan," papar Esti.

Kendati demikian, Esti mengakui kelalaian pihaknya dengan tidak memajang label informasi terkait sejarah Meriam Si Jagur di lokasi.

Dalam waktu dekat, ia akan mengatur agar ada label informasi yang menjelaskan sejarah dari meriam buatan Manuel Tavares Boccaro asal Portugis itu.

Baca juga: Cara ke Kota Tua Naik KRL dan Transjakarta, Lokasinya Strategis

"Ketika saya lihat lagi memang waktu itu pernah dipasang label informasi koleksi. Dengan adanya ini, tentunya kami akan segera pasang informasinya agar tidak menimbulkan persepsi," imbuh dia.

Bonggol mano fico pada Meriam Si Jagur yang berarti nasib baik atau keberuntungan di Taman Fatahillah, Kota Tua, Jakarta Barat, Senin (5/2/2024).KOMPAS.com/XENA OLIVIA Bonggol mano fico pada Meriam Si Jagur yang berarti nasib baik atau keberuntungan di Taman Fatahillah, Kota Tua, Jakarta Barat, Senin (5/2/2024).

Pantauan Kompas.com di Taman Fatahillah, Senin (5/2/2024), meriam sepanjang 3,85 meter itu diletakkan di atas sebuah undakan berwarna merah jambu. Di bawahnya, ada balok batu setinggi lebih kurang 1 meter.

Meriam itu dikelilingi oleh pagar besi sehingga pengunjung tidak bisa menyentuhnya secara langsung.

Selain itu, ada pot tanaman di masing-masing empat sudut pagar.

Tidak selayaknya koleksi museum yang diberi label informasi, tidak ada penjelasan terkait meriam itu. Bahkan, tidak ada tulisan yang menunjukkan bahwa meriam itu bernama "Si Jagur".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tepergok Hendak Curi Motor, Maling di Koja 'Video Call' Ibunya Saat Diciduk Warga

Tepergok Hendak Curi Motor, Maling di Koja "Video Call" Ibunya Saat Diciduk Warga

Megapolitan
Kronologi Remaja Tikam Seorang Ibu di Bogor, Berawal dari Mabuk dan Panik

Kronologi Remaja Tikam Seorang Ibu di Bogor, Berawal dari Mabuk dan Panik

Megapolitan
Maju Pilkada DKI Jalur Independen, Dharma Pongrekun: Mau Selamatkan Rakyat

Maju Pilkada DKI Jalur Independen, Dharma Pongrekun: Mau Selamatkan Rakyat

Megapolitan
Dishub DKI Minta Warga Laporkan ke Aplikasi JAKI jika Temukan Jukir Liar di Minimarket

Dishub DKI Minta Warga Laporkan ke Aplikasi JAKI jika Temukan Jukir Liar di Minimarket

Megapolitan
Buntut Penganiayaan Taruna STIP, Desakan Moratorium hingga Penutupan Sekolah Menguat

Buntut Penganiayaan Taruna STIP, Desakan Moratorium hingga Penutupan Sekolah Menguat

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Tergolong Tindak Pidana, Dishub DKI Bakal Terapkan Sidang di Tempat

Jukir Liar Minimarket Tergolong Tindak Pidana, Dishub DKI Bakal Terapkan Sidang di Tempat

Megapolitan
Polisi Sebut Tersangka Kasus Kematian Taruna STIP Masih Mungkin Bertambah

Polisi Sebut Tersangka Kasus Kematian Taruna STIP Masih Mungkin Bertambah

Megapolitan
Jukir Liar Tak Setuju Ditertibkan, Kadishub DKI: Siapa Pun yang Timbulkan Keresahan, Harus Ditindak Tegas

Jukir Liar Tak Setuju Ditertibkan, Kadishub DKI: Siapa Pun yang Timbulkan Keresahan, Harus Ditindak Tegas

Megapolitan
3 Korban Tewas Kebakaran Kapal di Muara Baru Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen

3 Korban Tewas Kebakaran Kapal di Muara Baru Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen

Megapolitan
Remaja di Bogor Ditangkap Polisi Usai Tusuk Seorang Ibu dalam Keadaan Mabuk

Remaja di Bogor Ditangkap Polisi Usai Tusuk Seorang Ibu dalam Keadaan Mabuk

Megapolitan
Temui Heru Budi di Balai Kota, Ahmed Zaki Pastikan Bukan Bahas Isu Pilkada DKI 2024

Temui Heru Budi di Balai Kota, Ahmed Zaki Pastikan Bukan Bahas Isu Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Warga Tangkap Pria yang Diduga Tusuk Perempuan di Bogor

Warga Tangkap Pria yang Diduga Tusuk Perempuan di Bogor

Megapolitan
Pemprov DKI Tertibkan 15 Rumah Kumuh di Tanah Tinggi, Direnovasi Jadi Tipe 36

Pemprov DKI Tertibkan 15 Rumah Kumuh di Tanah Tinggi, Direnovasi Jadi Tipe 36

Megapolitan
Ungkap Peredaran Sabu di Tebet, Polisi Selidiki Kemungkinan Asal Narkoba dari Kampung Bahari

Ungkap Peredaran Sabu di Tebet, Polisi Selidiki Kemungkinan Asal Narkoba dari Kampung Bahari

Megapolitan
Heru Budi Pastikan Pasien TBC yang Bukan KTP DKI Bisa Berobat di Jakarta

Heru Budi Pastikan Pasien TBC yang Bukan KTP DKI Bisa Berobat di Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com