“Maksudnya, lingkungannya sepi. Kalau di sini kan penuh orang, sampai kayak semut. Jadi, gembira saja gitu. Walau pun dapat duit Rp 10.000 atau Rp 15.000, ya senang saja. Jadi, ikut merayakan hari Imlek ini. Enggak mengharapkan uang besar juga,” lanjutnya.
Sudah empat jam berada di depan Wihara Dharma Bhakti, Yusuf mengaku baru mendapatkan uang Rp 5.000. Katanya, itu pun harus berebut dengan teman-temannya.
Dalam kesehariannya, Yusuf berprofesi sebagai pemulung dengan mengumpulkan botol plastik dan kardus.
Baca juga: Ahok Turun Gunung dan Ganjar Rayakan Imlek, TPN: Simbol Hormati Keberagaman
Pasar Pagi merupakan tempat bermalamnya. Ia tidur dengan beralaskan kardus di depan ruko-ruko yang telah tutup.
Dengan adanya perayaan Imlek ini, Yusuf selalu ingat dengan masa-masa Idul Fitri.
“Senang ramai, meriah. Ibaratnya kayak Idul Fitri, kayak takbiran, kayak tahun baru dan hari kemenangan-kemenangan umat-umat beragama lagi. Jadi, meriah. Tapi, di Imlek ini, kita ikut merayakan kemenangan juga, ramai,” pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.