Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Kampung Pemilu" di Pancoran Mas Depok Hias TPS Berkonsep Kerajaan Nusantara

Kompas.com - 12/02/2024, 13:25 WIB
Dinda Aulia Ramadhanty,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Mendekati pemilihan umum (Pemilu) 2024 pada 14 Febuari 2024, RW 03 Pancoran Mas, Kota Depok, mendekorasi tempat pemungutan suara (TPS) dengan konsep "Kampung Pemilu Kerajaan Nusantara".

Pengurus RW 03 sekaligus panitia pelaksana Yasin (47) mengungkapkan, mereka mendekor TPS dengan konsep tujuh kerajaan yang tersebar di Indonesia.

"Masing-masing TPS mewakili setiap kerajaan dari belahan kota di Indonesia. Karena NKRI awalnya terbentuk dari kerajaan, yang kemudian raja-rajanya menyatu menjadi NKRI," kata Yasin kepada Kompas.com, Senin (12/2/2024).

Baca juga: Ada 80 TPS Khusus di DKI Jakarta pada Pemilu 2024, di RS hingga Lapas

Dari TPS 14-20 di RW 03, masing-masing mewakili Kerajaan Pasundan, Kerajaan Toraja, Kerajaan Batak, Kerajaan Buleleng, Kerajaan Sriwijaya, Kerajaan Fatahillah, dan Kerajaan Samudera Pasai.

Ini merupakan kali ketiga RW 03 Pancoran Mas mendandani TPS menjadi lebih ciamik.

"Periode sebelumnya juga pernah, termasuk dari jaman pilkada. Dulu kita ambil konsep Kampung Pemilu Karnaval, lalu Kampung Pemilu Pilkada, kali ini kerajaan," tutur Yasin.

Terkait latar belakang "Kampung Pemilu", Yasin menerangkan, hal ini untuk meningkatkan antuasiasme warga dalam meramaikan pesta demokrasi lima tahunan.

"Warga RW 03 merasakan aura pemilu, biar mereka juga semakin semangat nyoblos," jelas Yasin.

Tidak hanya itu, Kampung Pemilu tahun ini juga menyiapkan jajaran UMKM yang diharapkan bisa memfasilitasi wirausaha sekitar untuk berjualan.

Baca juga: Pemprov DKI Diminta Segera Siapkan Mitigasi di TPS Rawan Banjir

"Mau ada UMKM, sudah ada 10 yang daftar, jualan makanan dan minuman kebanyakan. Nantinya, letaknya akan berada di sebelah tenda TPS," tutur Yasin.

Menurut keterangan Yasin, RW 03 Pancoran Mas menggabungkan 11 RT dan membaginya ke dalam tujuh TPS dalam satu lokasi.

"Setiap TPS itu menampung sekitar dua hingga tiga RT, masing-masing minimal ada 250 daftar pemilih tetap (DPT), jadi total ada 1.500-an," ujar Yasin.

Pantauan Kompas.com, panitia pelaksana masih dalam proses mendekor masing-masing TPS yang dijejer dalam satu lokasi.

Sebanyak tiga dari tujuh TPS terpasang banner bergambar ciri khas kerajaan dan dilengkapi beberapa dekorasi kecil untuk Kerajaan Pasundan, Kerajaan Toraja, dan Kerajaan Batak.

Sejauh ini, panitia masih menata meja, kursi, dan memasang hiasan, salah satunya kain tenun.

Yasin menargetkan, proses mendekor akan diselesaikan pada Selasa (13/2/2024) sore.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KASN Telusuri Status Cuti Supian Suri Saat Datang ke Kantor PAN

KASN Telusuri Status Cuti Supian Suri Saat Datang ke Kantor PAN

Megapolitan
Soal Duet Keponakan Prabowo dan Kaesang di Pilkada DKI, PSI: Untuk Meramaikan Suasana Saja

Soal Duet Keponakan Prabowo dan Kaesang di Pilkada DKI, PSI: Untuk Meramaikan Suasana Saja

Megapolitan
Besi Ribar yang Jatuh di Lintasan MRT Masih Dievakuasi

Besi Ribar yang Jatuh di Lintasan MRT Masih Dievakuasi

Megapolitan
BNNP DKI Jakarta Musnahkan 3.449,7 Gram Barang Bukti Narkotika

BNNP DKI Jakarta Musnahkan 3.449,7 Gram Barang Bukti Narkotika

Megapolitan
Polisi: Besi Ribar yang Jatuh Mengenai Gerbong Kereta MRT

Polisi: Besi Ribar yang Jatuh Mengenai Gerbong Kereta MRT

Megapolitan
Menantu di Jakbar Diduga Aniaya Mertuanya karena Permasalahan Pembayaran Gaji ART

Menantu di Jakbar Diduga Aniaya Mertuanya karena Permasalahan Pembayaran Gaji ART

Megapolitan
Bandar Narkoba di Pondok Aren Diduga Masih Dalam Pengaruh Sabu Sebelum Tewas Dalam Toren Air

Bandar Narkoba di Pondok Aren Diduga Masih Dalam Pengaruh Sabu Sebelum Tewas Dalam Toren Air

Megapolitan
Operasional MRT Jakarta Dihentikan Sementara, Penumpang yang Sudah “Tap In” Bisa Minta Pengembalian Dana

Operasional MRT Jakarta Dihentikan Sementara, Penumpang yang Sudah “Tap In” Bisa Minta Pengembalian Dana

Megapolitan
Fasilitas Publik di Jaktim Sudah Baik, tapi Masih Perlu Pembenahan

Fasilitas Publik di Jaktim Sudah Baik, tapi Masih Perlu Pembenahan

Megapolitan
MRT Jakarta Pastikan Tidak Ada Korban Insiden Jatuhnya Besi Ribar ke Jalur Kereta

MRT Jakarta Pastikan Tidak Ada Korban Insiden Jatuhnya Besi Ribar ke Jalur Kereta

Megapolitan
KPU Tidak Persoalkan Pemasangan Spanduk hingga Baliho Bacawalkot Bogor Sebelum Masuk Masa Kampanye

KPU Tidak Persoalkan Pemasangan Spanduk hingga Baliho Bacawalkot Bogor Sebelum Masuk Masa Kampanye

Megapolitan
Kaesang Digadang Jadi Cawagub Jakarta, Pengamat: Sekelas Ketua Umum dan Anak Presiden Minimal Cagub

Kaesang Digadang Jadi Cawagub Jakarta, Pengamat: Sekelas Ketua Umum dan Anak Presiden Minimal Cagub

Megapolitan
Penahanan Ditangguhkan, Eks Warga Kampung Bayam Kena Wajib Lapor

Penahanan Ditangguhkan, Eks Warga Kampung Bayam Kena Wajib Lapor

Megapolitan
Warga Dengar Suara Dentuman dan Percikan Api Saat Besi Crane Timpa Jalur MRT

Warga Dengar Suara Dentuman dan Percikan Api Saat Besi Crane Timpa Jalur MRT

Megapolitan
Pemprov DKI Bangun Saluran 'Jacking' untuk Atasi Genangan di Jalan Ciledug Raya

Pemprov DKI Bangun Saluran "Jacking" untuk Atasi Genangan di Jalan Ciledug Raya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com