Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluh Kesah Pengawas TPS Warakas, Capek Hitung Surat Suara hingga Dini Hari

Kompas.com - 15/02/2024, 16:03 WIB
Vincentius Mario,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Atanasius Kurnia Seran (26) kelelahan setelah menjalani tugasnya sebagai pengawas tempat pemungutan suara (PTPS) di TPS 27 RW 003 Kelurahan Warakas, Tanjung Priok, Jakarta Utara pada Rabu (14/2/2024).

Sius, sapaan akrabnya, mengaku harus mengawasi penghitungan atau rekapitulasi surat suara hingga pukul 01.00 WIB.

"Penghitungan surat suara mulai jam 13.00 sampai jam 01.00 WIB dini hari di TPS gue jaga. Kalau kendala di lapangan, paling pas penghitungan surat suara aja. Soalnya itu semuanya capek. Itu saya alami pusing, selisih surat suara, jadi harus hitung ulang lagi," kata Sius saat ditemui di kediamannya, Kamis (15/2/2024).

Baca juga: Diduga Kelelahan, Ketua KPPS TPS 70 Koja Meninggal Dunia 

Meski begitu, Sius menyebut menjadi petugas PTPS di Pemilu 2024 adalah pengalaman berkesan untuknya.

"Jadi lama di situ. Pas penghitungn surat suara. Tapi pengalaman berkesan berangkat pagi, pulang pagi. Kerja satu hari full," ujar Sius.

"Enggak ada yang terlihat capek. Petugas KPPS lainnya juga seru semua. Jadi enggak membosankan," lanjutnya.

Sius bersyukur tidak jatuh sakit akibat kelelahan itu. Namun dia mengakui rasa capek sempat membuatnya dan petugas lain kurang fokus. 

Baca juga: Surat Suara di TPS Jaksel Diduga Sudah Tercoblos untuk Prabowo-Gibran, Bawaslu: Itu Hoaks

"Gue enggak demam atau sakit kepala. Kelelahan, paling ngantuk pas penghitungan surat suara. Jadi harus fokus lihat ke lubang (di surat suara). Petugas juga kadang keliru. Di situ aja enggak fokusnya," ungkapnya.

Sius menyebut petugas PTPS bakal dibayar Rp 1,1 juta per harinya, sebuah honor yang menggirukan baginya.

"Selain itu, untuk honornya lumayan, di kisaran Rp 1 juta sampai Rp 1,1 juta. Makanya kemarin udah izin dari tempat kerja untuk ikut pembekalan, ikut pelantikan, sampai nanti di hari H Pemilu. Soalnya lumayan honornya, jauh lebih besar," tutup Sius.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sempat Ditutup Pengelola Mal, Jalan Tembus Menuju Pasar Jambu Dua Dibuka Pemkot Bogor

Sempat Ditutup Pengelola Mal, Jalan Tembus Menuju Pasar Jambu Dua Dibuka Pemkot Bogor

Megapolitan
Muncul Lagi Usai Ditertibkan, Jukir Liar Minimarket: RW yang 'Nanggung'

Muncul Lagi Usai Ditertibkan, Jukir Liar Minimarket: RW yang "Nanggung"

Megapolitan
Dianggap Mengganggu Warga, Restoran di Kebon Jeruk Ditutup Paksa Pemilik Lahan

Dianggap Mengganggu Warga, Restoran di Kebon Jeruk Ditutup Paksa Pemilik Lahan

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Jemaah Haji Asal Bogor Diimbau Waspada dan Jaga Kesehatan

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Jemaah Haji Asal Bogor Diimbau Waspada dan Jaga Kesehatan

Megapolitan
Tiap Hari, Jukir Liar Minimarket di Koja Mengaku Harus Setor ke RW

Tiap Hari, Jukir Liar Minimarket di Koja Mengaku Harus Setor ke RW

Megapolitan
Aturan Walkot Depok, Dishub Wajib Rilis Surat Kelayakan Kendaraan 'Study Tour'

Aturan Walkot Depok, Dishub Wajib Rilis Surat Kelayakan Kendaraan "Study Tour"

Megapolitan
Penyelenggara 'Study Tour' di Depok Diimbau Ajukan Permohonan 'Ramp Check' Kendaraan ke Dishub

Penyelenggara "Study Tour" di Depok Diimbau Ajukan Permohonan "Ramp Check" Kendaraan ke Dishub

Megapolitan
KNKT Telusuri Lisensi Pilot Pesawat Tecnam P2006T yang Jatuh di Tangsel

KNKT Telusuri Lisensi Pilot Pesawat Tecnam P2006T yang Jatuh di Tangsel

Megapolitan
KNKT Sebut Pesawat Jatuh di Tangsel Statusnya Bukan Pesawat Latih, tapi Milik Perseorangan

KNKT Sebut Pesawat Jatuh di Tangsel Statusnya Bukan Pesawat Latih, tapi Milik Perseorangan

Megapolitan
Jenazah Korban Pesawat Jatuh Telah Diambil dari RS Polri, Kini Dibawa Keluarga Menuju Rumah Duka

Jenazah Korban Pesawat Jatuh Telah Diambil dari RS Polri, Kini Dibawa Keluarga Menuju Rumah Duka

Megapolitan
948 Calon Jemaah Haji Asal Kota Bogor Diberangkatkan pada Musim Haji 2024

948 Calon Jemaah Haji Asal Kota Bogor Diberangkatkan pada Musim Haji 2024

Megapolitan
Casis Bintara yang Dibegal di Kebon Jeruk Dapat Hadiah Motor Baru

Casis Bintara yang Dibegal di Kebon Jeruk Dapat Hadiah Motor Baru

Megapolitan
Jenazah Korban Pesawat Jatuh di Tangsel Utuh, RS Polri: Kematian Disebabkan Benturan

Jenazah Korban Pesawat Jatuh di Tangsel Utuh, RS Polri: Kematian Disebabkan Benturan

Megapolitan
Jasad Wanita di Selokan Bekasi, Polisi Masih Dalami Dugaan Korban Hamil

Jasad Wanita di Selokan Bekasi, Polisi Masih Dalami Dugaan Korban Hamil

Megapolitan
Muncul Lagi meski Sudah Ditertibkan, Jukir Liar di Koja: Makan 'Gimana' kalau Dilarang?

Muncul Lagi meski Sudah Ditertibkan, Jukir Liar di Koja: Makan "Gimana" kalau Dilarang?

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com