Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jungkir Balik Petugas KPPS Pahami Aplikasi "Sirekap"

Kompas.com - 16/02/2024, 18:39 WIB
Ruby Rachmadina,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

BOGOR, KOMPAS.com - Alsena Hasya (25) bercerita, pada Pemilu 2024 ia ditugaskan menjadi Anggota KPPS kelima. KPPS 5 bertugas menulis Plano C dan operator aplikasi Sirekap.

Seminggu menjelang pemungutan suara, Alsena mengikuti kegiatan bimbingan teknis (bimtek) dan simulasi terkait penggunaan aplikasi Sirekap yang hanya dikhususkan bagi KPPS anggota lima dan KPPS anggota empat.

Kendati telah mengikut bimtek, ia mengaku masih mengalami kendala dalam menggunakan aplikasi Sirekap.

Baca juga: Cerita Anggota KPPS Alsena, Rela Pergi Pagi Pulang Pagi Demi Jaga TPS 7 Bogor

Terlebih, Alsena tidak diberi tahu jika penggunaan aplikasi Sirekap hanya bisa menggunakan smartphone berbasis Android.

Sedangkan ia hanya memiliki satu handphone iOS, sehingga Alsena harus meminjam handphone orang lain.

“Saya jadi nyusahin orang, jadi minjem handphone anaknya ketua KPPS, minjemnya dari pagi sampai pagi, jadi merasa bersalah,” ujar Alsena.

Tak hanya itu, server Sirekap masih belum kuat, sehingga dirinya dilanda kepanikan ketika aplikasi ini bermasalah pada dini hari.

“Aplikasi Sirekap di jam tiga pagi down,” ujar Alsena.

Masalah lainnya adalah lambatnya notifikasi dari KPU untuk masuk, sehingga ia harus mengupdate Sirekap secara berkala agar bisa digunakan.

Baca juga: Nur “Happy” Jadi Ketua KPPS di Pemilu 2024 karena Koordinasinya Lebih Tertata

“Versinya juga harus di-update. Kemarin itu sampai ke versi42.2 di-update terus,” ujar dia.

Kesulitan lain yang dialami Alsena ketika proses pemindaian surat suara menggunakan aplikasi, di mana hasil pemindaian tidak langsung terbaca dan seringkali gagal.

Bahkan, Alsena harus menggunakan aplikasi secara offline agar bisa ter-update.

“Misalnya kita ngefotoin formulir satu-satu, tapi keadaan handphone-nya harus off data. Kalau udah selesai, nyalain datanya, itu baru ke-upload,” ungkap Alsena.

Usaha Alsena untuk memahami Aplikasi Sirekap memang cukup berat.

Karena hal itu, ia sempat merasa geram jika ada orang lain yang menuduh petugas KPPS dengan sengaja menggelembungkan hasil suara untuk salah satu paslon di aplikasi Sirekap.

“Saya jadi orang yang paling marah kalau dianggap curang. Karena kita kerja sejujur mungkin, dalam rekap aja disaksiin 13 orang,” ujar Alsena.

Baca juga: Anggota KPPS yang Kecelakaan di Tanah Abang Tewas Sebelum Dirujuk ke RSUD Tarakan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Cuma di Medsos, DJ East Blake Juga Sebar Video Mesum Mantan Kekasih ke Teman dan Keluarganya

Tak Cuma di Medsos, DJ East Blake Juga Sebar Video Mesum Mantan Kekasih ke Teman dan Keluarganya

Megapolitan
Heru Budi Usul Bangun 'Jogging Track' di RTH Tubagus Angke yang Diduga Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Usul Bangun "Jogging Track" di RTH Tubagus Angke yang Diduga Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Ketika Ketua RW di Kalideres Dituduh Gelapkan Dana Kebersihan lalu Dinonaktifkan Pihak Kelurahan...

Ketika Ketua RW di Kalideres Dituduh Gelapkan Dana Kebersihan lalu Dinonaktifkan Pihak Kelurahan...

Megapolitan
6 Anggota Polres Metro Jaksel Dipecat, Sebagian karena Jadi Pengedar dan Pengguna Narkoba

6 Anggota Polres Metro Jaksel Dipecat, Sebagian karena Jadi Pengedar dan Pengguna Narkoba

Megapolitan
Dua Maling Gasar Motor di Tanjung Priok, Polisi Bergerak meski Korban Enggan Lapor

Dua Maling Gasar Motor di Tanjung Priok, Polisi Bergerak meski Korban Enggan Lapor

Megapolitan
Hal-hal yang Belum Terungkap di Kasus Brigadir RAT: Motif hingga Sosok Pengusaha yang Dikawal

Hal-hal yang Belum Terungkap di Kasus Brigadir RAT: Motif hingga Sosok Pengusaha yang Dikawal

Megapolitan
Rute Transjakarta 8N Kebayoran - Petamburan via Asia Afrika

Rute Transjakarta 8N Kebayoran - Petamburan via Asia Afrika

Megapolitan
Ahok Beberkan Solusi Penanganan Macet Jakarta, Berharap Direalisasikan Gubernur DKI

Ahok Beberkan Solusi Penanganan Macet Jakarta, Berharap Direalisasikan Gubernur DKI

Megapolitan
DJ East Blake Terancam 12 Tahun Penjara akibat Sebar Foto dan Video Mesum Mantan Kekasih

DJ East Blake Terancam 12 Tahun Penjara akibat Sebar Foto dan Video Mesum Mantan Kekasih

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Pertimbangkan Usul DPRD DKI soal Sekolah Gratis Negeri dan Swasta

Pemprov DKI Jakarta Pertimbangkan Usul DPRD DKI soal Sekolah Gratis Negeri dan Swasta

Megapolitan
Komisi E DPRD DKI Desak Pemprov Wujudkan Sekolah Gratis Negeri dan Swasta, dari TK sampai SMA

Komisi E DPRD DKI Desak Pemprov Wujudkan Sekolah Gratis Negeri dan Swasta, dari TK sampai SMA

Megapolitan
Inikah Akhir Perjalanan Rosmini, Ibu Pengemis yang Marah-marah?

Inikah Akhir Perjalanan Rosmini, Ibu Pengemis yang Marah-marah?

Megapolitan
DJ East Blake Serahkan Diri ke Polisi Usai Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih

DJ East Blake Serahkan Diri ke Polisi Usai Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih

Megapolitan
Maju Mundurnya Ridwan Kamil untuk Pilkada DKI Jakarta...

Maju Mundurnya Ridwan Kamil untuk Pilkada DKI Jakarta...

Megapolitan
Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak: Pelaku Rekan Kerja, Motif Ekonomi Jadi Alasan

Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak: Pelaku Rekan Kerja, Motif Ekonomi Jadi Alasan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com