Salin Artikel

Jungkir Balik Petugas KPPS Pahami Aplikasi "Sirekap"

BOGOR, KOMPAS.com - Alsena Hasya (25) bercerita, pada Pemilu 2024 ia ditugaskan menjadi Anggota KPPS kelima. KPPS 5 bertugas menulis Plano C dan operator aplikasi Sirekap.

Seminggu menjelang pemungutan suara, Alsena mengikuti kegiatan bimbingan teknis (bimtek) dan simulasi terkait penggunaan aplikasi Sirekap yang hanya dikhususkan bagi KPPS anggota lima dan KPPS anggota empat.

Kendati telah mengikut bimtek, ia mengaku masih mengalami kendala dalam menggunakan aplikasi Sirekap.

Terlebih, Alsena tidak diberi tahu jika penggunaan aplikasi Sirekap hanya bisa menggunakan smartphone berbasis Android.

Sedangkan ia hanya memiliki satu handphone iOS, sehingga Alsena harus meminjam handphone orang lain.

“Saya jadi nyusahin orang, jadi minjem handphone anaknya ketua KPPS, minjemnya dari pagi sampai pagi, jadi merasa bersalah,” ujar Alsena.

Tak hanya itu, server Sirekap masih belum kuat, sehingga dirinya dilanda kepanikan ketika aplikasi ini bermasalah pada dini hari.

“Aplikasi Sirekap di jam tiga pagi down,” ujar Alsena.

Masalah lainnya adalah lambatnya notifikasi dari KPU untuk masuk, sehingga ia harus mengupdate Sirekap secara berkala agar bisa digunakan.

“Versinya juga harus di-update. Kemarin itu sampai ke versi42.2 di-update terus,” ujar dia.

Kesulitan lain yang dialami Alsena ketika proses pemindaian surat suara menggunakan aplikasi, di mana hasil pemindaian tidak langsung terbaca dan seringkali gagal.

Bahkan, Alsena harus menggunakan aplikasi secara offline agar bisa ter-update.

“Misalnya kita ngefotoin formulir satu-satu, tapi keadaan handphone-nya harus off data. Kalau udah selesai, nyalain datanya, itu baru ke-upload,” ungkap Alsena.

Usaha Alsena untuk memahami Aplikasi Sirekap memang cukup berat.

Karena hal itu, ia sempat merasa geram jika ada orang lain yang menuduh petugas KPPS dengan sengaja menggelembungkan hasil suara untuk salah satu paslon di aplikasi Sirekap.

“Saya jadi orang yang paling marah kalau dianggap curang. Karena kita kerja sejujur mungkin, dalam rekap aja disaksiin 13 orang,” ujar Alsena.

https://megapolitan.kompas.com/read/2024/02/16/18395891/jungkir-balik-petugas-kpps-pahami-aplikasi-sirekap

Terkini Lainnya

Tumpukan Sampah Menggunung di Kembangan, Warga Keluhkan Bau Menyengat

Tumpukan Sampah Menggunung di Kembangan, Warga Keluhkan Bau Menyengat

Megapolitan
Polisi Tilang Zoe Levana Usai Terobos Jalur Transjakarta

Polisi Tilang Zoe Levana Usai Terobos Jalur Transjakarta

Megapolitan
PPDB SMP Jakarta 2024: Kuota, Seleksi, Jalur, dan Jadwalnya

PPDB SMP Jakarta 2024: Kuota, Seleksi, Jalur, dan Jadwalnya

Megapolitan
Gudang Ekspedisi di Bogor Disebut Mirip Kelab Malam, Setel Musik Kencang hingga Diprotes Warga

Gudang Ekspedisi di Bogor Disebut Mirip Kelab Malam, Setel Musik Kencang hingga Diprotes Warga

Megapolitan
PPDB 'Online', Disdik DKI Jamin Tak Ada Celah bagi Oknum Jual Beli Kursi Sekolah

PPDB "Online", Disdik DKI Jamin Tak Ada Celah bagi Oknum Jual Beli Kursi Sekolah

Megapolitan
Selebgram Zoe Levana Bantah Tudingan Terjebak di Jalur Transjakarta Cuma 'Settingan'

Selebgram Zoe Levana Bantah Tudingan Terjebak di Jalur Transjakarta Cuma "Settingan"

Megapolitan
Kasus DBD di Tangerang Selatan Meningkat, Paling Banyak di Pamulang

Kasus DBD di Tangerang Selatan Meningkat, Paling Banyak di Pamulang

Megapolitan
'Flashback' Awal Kasus Pembunuhan Noven di Bogor, Korban Ditusuk Pria yang Diduga karena Dendam

"Flashback" Awal Kasus Pembunuhan Noven di Bogor, Korban Ditusuk Pria yang Diduga karena Dendam

Megapolitan
Ketua Kelompok Tani KSB Dibebaskan Polisi Usai Warga Tinggalkan Rusun

Ketua Kelompok Tani KSB Dibebaskan Polisi Usai Warga Tinggalkan Rusun

Megapolitan
Polda Metro: Dua Oknum Polisi yang Tipu Petani di Subang Sudah Dipecat

Polda Metro: Dua Oknum Polisi yang Tipu Petani di Subang Sudah Dipecat

Megapolitan
Pasar Jambu Dua Bogor Akan Beroperasi Kembali Akhir Juli 2024

Pasar Jambu Dua Bogor Akan Beroperasi Kembali Akhir Juli 2024

Megapolitan
PPDB SD Jakarta 2024: Kuota, Seleksi, Jalur dan Jadwalnya

PPDB SD Jakarta 2024: Kuota, Seleksi, Jalur dan Jadwalnya

Megapolitan
Larang Bisnis 'Numpang' KK Dalam Pendaftaran PPDB, Disdik DKI: Kalau Ada, Laporkan!

Larang Bisnis "Numpang" KK Dalam Pendaftaran PPDB, Disdik DKI: Kalau Ada, Laporkan!

Megapolitan
Anak-anak Rawan Jadi Korban Kekerasan Seksual, Komnas PA: Edukasi Anak sejak Dini Cara Minta Tolong

Anak-anak Rawan Jadi Korban Kekerasan Seksual, Komnas PA: Edukasi Anak sejak Dini Cara Minta Tolong

Megapolitan
Ditipu Oknum Polisi, Petani di Subang Bayar Rp 598 Juta agar Anaknya Jadi Polwan

Ditipu Oknum Polisi, Petani di Subang Bayar Rp 598 Juta agar Anaknya Jadi Polwan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke