Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beras Mahal, Warung Nasi Nung Pertahankan Harga Seporsi Makanan untuk OB dan Ojol

Kompas.com - 19/02/2024, 22:49 WIB
Dinda Aulia Ramadhanty,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Seorang pemilik warung nasi di Jalan Margonda Raya, Depok, Nung (38) mematok harga berbeda untuk seporsi makanan pada setiap pembelinya.

Patokan harga tersebut dilihat dari jenis pekerjaan sang pembeli.

"Saya dari dulu gini prinsipnya, kalau ke office boy (OB) dan driver online, harga porsi tetap normal dan standar. Tapi, kalau ke mereka yang pakai baju wali kota, BRI, atau kantoran harganya dinaikkin dikit," ungkap Nung kepada Kompas.com, Senin (19/2/2024).

Nung mengungkapkan, perbedaan harga dari dua klasifikasi pekerjaan tersebut hanya berkisar Rp 1.000-Rp 2.000.

Baca juga: Beras Mahal, Harga Makanan di Warung Nasi Nung Tidak Berubah

"Misal harga nasi pakai telur dan sayur tahu tuh Rp 12.000, kalo ke mereka yang pakai seragam kantoran saya naikkin seribu jadi Rp 13.000," jelas Nung.

Taktik ini merupakan jalan keluar bagi Nung yang merasakan dampak langsung dari kelonjakan harga beras akhir-akhir ini.

Dalam sebulan, kenaikan harga beras di daerahnya sudah empat kali terjadi.

"Saya biasa beli beras petruk. Sekarang harganya Rp 14.500, naik empat kali dalam sebulan ini. Terakhir saya beli itu Rp 13.000," tutur Nung.

Baca juga: Harga Tomat Naik, Pemilik Warung Nasi Jadi Irit Kasih Sambal

Oleh karenanya, Nung juga mencoba mengurangi sedikit porsi nasi supaya dirinya tidak terlalu merugi dan harga seporsi makanan tidak meningkat banyak.

"Solusi saya sejauh ini mengurangi porsi nasi. Misal porsi nasi normal dua centong, itu saya kurangin dikit. Kalau nasi setengah juga saya kurangin lagi porsinya," tutur Nung.

Nung menjelaskan, perubahan porsi nasi atau harga makan tersebut sebenarnya tidak terlalu menjadi sumber masalah bagi karyawan kantoran, sebab mereka lebih sering membeli lauk saja.

"Biasanya dari karyawan kantor wali kota gitu porsi nasinya enggak banyak dan enggak mempermasalahkan (perubahan porsi nasi). Apalagi, orang kantor memang seringnya beli lauk aja sih, nasi sudah bawa sendiri," imbuh Nung.

Baca juga: Harga Beras Naik 4 Kali dalam Sebulan, Pemilik Warung Nasi: Pusing Banget!

Di samping itu, Nung mengungkapkan, pendapatannya tidak memiliki angka pasti per harinya, terlebih karena warung nasinya juga hanya buka setiap Senin-Jumat, atau mengikuti jadwal karyawan kantoran bekerja.

"Sekitar Rp 1 Juta ada, tapi hasil kotor. Kalau bersih saya enggak yakin karena selalu beda pendapatannya per hari. Apalagi hari Sabtu-Minggu libur, ikut jadwal jam kerja kantor," ucap Nung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Megapolitan
'Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal'

"Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal"

Megapolitan
4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

Megapolitan
Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Megapolitan
Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Megapolitan
Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com