Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bahan Pangan Mahal Bikin Gaji Cepat Ludes, Warga Terpaksa Rogoh Tabungan demi Penuhi Kebutuhan

Kompas.com - 21/02/2024, 21:39 WIB
Dinda Aulia Ramadhanty,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Kenaikan harga bahan pangan membuat beberapa warga terpaksa menyentuh tabungan demi menutup kebutuhan belanja.

Hal tersebut dialami seorang pekerja lepas pengurus tanaman, Madaris (54).

"Tabungan saya dan istri juga sudah terpakai. Keperluan belanja karena harga yang meningkat bulan ini kan terpaksa ambil dari tabungan. Baru tanggal 21 saja tabungan saya sudah keambil Rp 600.000," kata Madaris saat berbincang dengan Kompas.com, Rabu (21/2/2024).

Madaris mengungkapkan, gajinya yang biasa habis setiap mendekati tanggal 20, kini ludes lebih cepat.

"Uang segitu terpaksa diambil untuk belanja makanan saja, alias beli telur, dan ayam yang juga sudah menyentuh harga Rp 33.000 per kilogram," jelasnya.

Baca juga: Harga Beras Melonjak, Anak Indekos Pilih Masak Sendiri ketimbang Jajan

Hal serupa juga dialami seorang karyawan swasta dari Jakarta, Rinny (53).

"Sebulan terakhir ini kayaknya sudah terpakai Rp 500.000 dari tabungan pribadi. Ya itu, cuma buat beli tambahan beras, telur, terutama cabai buat bikin sambal itu lagi mahal banget," tutur Rinny.

Rinny merasa geram dengan lonjakan harga pangan, khususnya cabai. Kata dia, sebungkus cabai giling, harganya bisa mencapai Rp 30.000-Rp 35.000.

"Bayangin, baru cabai giling sebungkus sudah setinggi itu harganya. Makanya sekarang cabai saya giling sendiri saja, itu pun harga cabai kemarin tinggi banget lho, Rp 98.000 per kilogram, bikin males," kata dia.

Begitu juga dengan Yenny (55), seorang pegawai negeri yang sudah mengambil uang simpanan hingga Rp 1 juta untuk belanja bahan pangan.

"Dari akhir bulan Januari kayaknya itu sudah sekitar Rp 1 juta tabungan terpakai untuk belanja. Berasa dirampok," ungkap Yenny.

Akan tetapi, belum lama ini Yenny menyiasati dengan melakukan transaksi belanja pangan di e-commerce.

Baca juga: Harga Pangan Melambung, Menko Airlangga: Saya Khawatir Inflasi Akan Meningkat

Menurut Yenny, e-commerce cukup efisien membantu dirinya mengontrol pengeluaran.

"Itu saya kalau belanja di sana pasti langsung menuju barang yang dibutuhkan saja. Kalau belanja ke pasar atau supermarket kan suka ada pengeluaran tiba-tiba," tutur Yenny.

Selain itu, Yenny juga mencoba menekan pengeluaran dari uang tabungan dengan belanja di dua tempat, yakni pasar tradisional dan supermarket.

"Kalau di supermarket, untuk harga telur dan ayam misal lebih murah, saya belanja di situ. Nanti pulangnya baru saya lanjut ke pasar untuk beli beras di agen karena paling murah cuma di sana," ucap Yenny.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Paniknya Maling Motor di Koja, Ditangkap Warga Usai Aksinya Ketahuan sampai Minta Tolong ke Ibunya

Paniknya Maling Motor di Koja, Ditangkap Warga Usai Aksinya Ketahuan sampai Minta Tolong ke Ibunya

Megapolitan
Pengelola Minimarket Diminta Juga Tanggung Jawab atas Keamanan Kendaaraan yang Parkir

Pengelola Minimarket Diminta Juga Tanggung Jawab atas Keamanan Kendaaraan yang Parkir

Megapolitan
Soal Wacana Pekerjaan Bagi Jukir Minimarket, Pengamat: Tergantung 'Political Will' Heru Budi

Soal Wacana Pekerjaan Bagi Jukir Minimarket, Pengamat: Tergantung "Political Will" Heru Budi

Megapolitan
Heru Budi Janjikan Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket, Pengamat: Jangan Hanya Wacana!

Heru Budi Janjikan Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket, Pengamat: Jangan Hanya Wacana!

Megapolitan
Babak Baru Kasus Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Muncul 3 Tersangka Baru yang Ikut Terlibat

Babak Baru Kasus Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Muncul 3 Tersangka Baru yang Ikut Terlibat

Megapolitan
Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Megapolitan
Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Megapolitan
Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Megapolitan
'Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal'

"Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal"

Megapolitan
4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

Megapolitan
Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Megapolitan
Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Megapolitan
Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com