Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trotoar Taman Manunggal Bogor "Dikuasai" PKL, Pejalan Kaki Tergusur

Kompas.com - 25/02/2024, 10:25 WIB
Ruby Rachmadina,
Abdul Haris Maulana

Tim Redaksi

BOGOR, KOMPAS.com - Sejumlah pedagang kaki lima (PKL) menjajakan dagangannya di atas trotoar Taman Manunggal, Kelurahan Menteng, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor.

Berdasarkan pantauan Kompas.com di lokasi, Minggu (25/2/2024), para pedagang sudah mulai berjualan di atas trotoar sejak pukul 08.00 WIB.

Trotoar tersebut dipenuhi 13 gerobak dari penjual jajanan makanan dan minuman.

Baca juga: Trotoar Jalan Dewi Sartika Bogor Dipenuhi PKL, Pejalan Kaki Harus Mepet ke Bahu Jalan

Beberapa pedagang juga menyediakan tempat duduk dari bangku plastik untuk pembeli yang ingin makan di tempat.

Kondisi yang demikian membuat trotoar tidak bisa dilintasi oleh para pejalan kaki.

Salah seorang pejalan kaki bernama Minta (49) mengatakan, pada hari kerja biasanya para pedagang mulai memenuhi area trotoar pada siang sampai malam hari.

Namun, pada hari libur, para pedagang sudah memenuhi lapaknya sedari pagi.

“Kalau biasanya gak libur itu (pedagang berjualan di trotoar) siang jam duaan lah, nah sekarang aja nih kayak gini pagi,” ucap Minta.

Baca juga: Sudah Dijaga Satpol PP, Trotoar Dewi Sartika Bogor Masih Digunakan PKL Berjualan

Kondisi semakin semrawut tatkala para pengunjung Taman Manunggal memakirkan kendaraan sepeda motor di pinggir jalan.

Padahal sudah ada tanda larangan parkir terpasang.

Seorang pengendara sepeda motor bernama Efendi (50) mengatakan, Jalanan Manunggal yang sempit ditambah parkir liar, membuat jalanan tersebut kerap mengalami kemacetan.

“Inikan jalanannya kecil, mobil atau motor harus saling ngalah, ditambah ini parkir motor jadi ya macet,” ujar dia.

Pejalan kaki lainnya, Amril (27) justru beranggapan, pedagang yang menempati trotoar untuk berjualan karena melihat peluang adanya pembeli di lokasi tersebut.

Baca juga: Trotoar Jalan Dewi Sartika Bogor Dikuasai PKL, Pejalan Kaki: Saya Harus Terbang?

Bahkan, kondisi seperti ini menurutnya sering terlihat di beberapa trotoar jalan di Kota Bogor.

“Ini trotoarkan mudah dijangkau, warga banyak yang datang, nah pedagang melihat itu. Kayaknya di semua trotoar ya ramai pedagang, apalagi di Alun-Alun Kota Bogor itu,” tutur Amril.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Megapolitan
Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Megapolitan
Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Megapolitan
'Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal'

"Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal"

Megapolitan
4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

Megapolitan
Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Megapolitan
Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Megapolitan
Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com