KOMPAS.com - Meskipun mayoritas penduduk Indonesia didominasi oleh Muslim namun menemukan rumah ibadah untuk umat Buddha bukan hal sulit.
Seperti di Tangerang, banyak wihara yang memiliki fasilitas yang bagus. Jika mencari di kolom pencarian google maka sudah bisa menemukan wihara terdekat.
Berikut ini beberapa di antaranya tempat ibadah umat Buddha yang ada di Tangerang.
Vihara Boen San Bio merupakan salah satu wihara tertua yang ada di Tangerang. Lokasinya di Jalan KS Tubun Nomor 43, Koang Jaya, Tangerang.
Wihara ini juga dikenal dengan nama Vihara Nimmala.
Kelenteng yang didominasi oleh warna merah ini memiliki sejarah panjang.
Pembangunan Kelenteng Boen San Bio tak lepas dari keberadaan orang-orang Tionghoa di Tangerang.
Kelenteng ini selalu ramai dikunjungi saat hari kebaktian dan perayaan hari besar.
View this post on Instagram
Vihara Sasana Subhasita merupakan wihara yang ada di Kota Tangerang. Persisnya berada di Jalan Tegal Sari IV Nomor 32.
Dikutip dari situs resminya, Vihara Sasana Subhasita sudah berdiri sejak 31 Oktober 1991.
Wihara yang berada dibawah naungan Sangha Theravada Indonesia ini memiliki sejarah yaitu berasal dari ide inisiatif seorang umat Buddha, Bapak Gouw Kim Seng.
Mulanya tempat ibadah mereka hanya menempati rumah pribadi seorang umat Buddha yaitu Bapak Lim Liong An (anak dari AIm. Lim A Tjeng). Sehubungan pada masa itu kegiatan di Cetiya Atthadasi masih sangat kurang dan tidak mengalami perkembangan.
Pada tanggal 25 Agustus 1985, atas inisiatif seorang umat Buddha, Bapak Gouw Kim Seng dan dengan dukungan dana yang sepenuhnya disiapkan dan diusahakan oleh Ibu Tuin secara bersama-sama mencarikan suatu upaya agar umat Buddha yang berada di wilayah Cetiya yang cukup banyak jumlah umatnya.
Pada tahun 1988 dengan dana yang telah berhasil dikumpulkan maka secara sepakat diputuskan untuk membeli sebidang tanah milik seorang warga seluas 10,5 x 20 meter persegi beserta gedung sederhana yang telah berdiri diatasnya yang te terletak di Jalan Tegal Sari IV Nomor 32.
Nama Sasana Subhasita diberikan oleh Bapak Pdt. T. Harmanto yang mempunyai arti Ajaran Luhur Sang Buddha. Tiga tahun kemudian tepatnya pada tanggal 31 Oktober 1991.