Oleh karena itu, ia menyayangkan tindakan GS yang nekat melepaskan dua tembakan ke arahnya, meski peluru mengenai kaca.
Andika juga menyayangkan langkah keluarga GS yang ingin berdamai dengan korban.
Namun, ia dengan tegas menolak.
"Sempat ketemu sama adiknya, dia minta damai. Cuma saya enggak mau," tegas korban.
Alasan keluarga GS meminta korban dan pelaku saling damai karena hubungan pertemanan antara keduanya.
"Alasannya sih karena teman lama. Teman lama sih teman lama, cuma kan saya ditembak, bukan berantem," ucap Andika.
Korban secara tegas menolak permohonan damai dan tetap akan menempuh jalur hukum.
"Saya enggak mau, saya mau lanjutin proses hukum," ujar dia.
Andika mengalami trauma usai menjadi sasaran tembak temannya.
"Trauma pasti. Pemulihan saya minta bantuan psikologis. Sempat ke psikolog di Petamburan," ujar Andika.
Meski berhasil menghindari dua peluru yang ditembakkan ke arahnya, psikis korban terguncang.
Andika belum pernah ditodong pistol, apalagi dua peluru ditembakkan ke arahnya.
Baca juga: Korban Penembakan di Jatinegara Trauma hingga Pergi ke Psikolog
Imbas kejadian itu, ia merasa cemas setiap mendengar suara kencang seperti ledakan petasan.
"Saya kaget soalnya belum pernah seumur hidup digituin. Sempat ke psikolog, cuma sudah enggak berjalan sekarang karena sudah pulih dan berani speak up," kata Andika.
Pemulihan Andika tergolong cepat, meski kekhawatirannya akan suara kencang belum hilang.
Namun, ia merasa bersyukur sudah berani buka suara tentang apa yang terjadi padanya walau membutuhkan waktu dua pekan.
"Makanya saya baru blow up kasus ini setelah dua minggu, karena saya masih trauma kemarin," jelas dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.