BEKASI, KOMPAS.com - Omzet para pedagang beras di Pasar Kranji, Bintara, Kota Bekasi, menurun hingga 50 persen imbas dari kenaikan harga beras selama beberapa bulan belakangan ini.
Salah satu pedagang bernama Ismail (29) mencontohkan, dulu omzetnya mencapai Rp 20 juta (sebulan) kini menjadi hanya Rp 10 juta setelah harga beras melonjak.
"Turun 50 persen lah, dari dulu (omzet) Rp 20 juta sekarang jadi Rp 10 juta. Isunya nanti mau naik lagi (harga beras) jelang puasa, isunya," kata Ismail saat diwawancarai di lokasi, Jumat (1/3/2024).
Baca juga: Cerita Warteg Sukirno Digempur Tingginya Harga Beras, tapi Tetap Bermurah Hati ke Pelanggan
Ismail menuturkan, kenaikan harga terutama pada bulan Februari ini merupakan yang paling tinggi selama dia berdagang beras.
"Saya terakhir belanja seminggu lalu itu. Iya paling tinggi, dari bulan delapan (Agustus 2023) naiknya sampai bulan ini," tuturnya.
Sebagai pedagang, Ismail mengaku tidak mengetahui secara jelas alasan bahan pokok utama warga Indonesia ini mengalami kenaikan.
"Saya enggak tahu karena apa, kalau kata Pemerintah sih cuma cuaca doang," imbuhnya.
Penurunan omzet juga dirasakan pedagang lain. Rahma (30) warga asli Aceh yang berdagang beras di Pasar Kranji juga mengaku omzetnya turun.
Baca juga: Menelusuri Pasar Induk Cipinang: Jokowi Klaim Harga Beras Turun, Konsumen Teriak Masih Mahal
"Ada, turun banget, enggak tahu gimana ini dagangnya sudah hancur-hancur banget, naiknya parah. 50 persen deh ada," ujar Rahma.
Rahma berharap kepada Pemerintah untuk menurunkan kembali harga beras seperti dulu yang dapat Rp 9.000 perliter.
"Kalau dulu banget ada yang Rp 9.000 tahun 2023. Kalau 2024 ini belum ada yang Rp 9.000, adanya Rp 12.000," kata Rahma.
Baca juga: Harga Beras Masih Mahal, Pembeli: Biasanya Nyetok 2 Karung, Sekarang Cuma 1
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.