Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Remaja Bekasi Tawuran demi Konten biar Dianggap Keren, Sosiolog UI: "Violence for Fun" dan Cari Sensasi

Kompas.com - 13/03/2024, 09:57 WIB
Firda Janati,
Jessi Carina

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Belum lama ini viral video kelompok remaja tawuran di Bekasi. Ternyata setelah diselidiki polisi, aksi itu didasari karena kelompok tersebut ingin membuat konten agar terlihat keren.

Menurut sosiolog Universitas Indonesia Ida Ruwaida, maraknya tawuran antar-remaja ini salah satunya dilatarbelakangi rasa ingin "cari sensasi dan viral".

"Iseng atau yang disebut sebagai violence for fun. Artinya, tidak ada tujuan atau motif. Dalam konteks ini, tawuran untuk konten di media sosial termasuk cari sensasi dan viral," imbuhnya saat dihubungi Kompas.com, dikutip Rabu (13/3/2024).

Baca juga: Antisipasi Tawuran di Bekasi Selama Ramadhan, Polisi Gencar Patroli dan Koordinasi Polsek

Ida melanjutkan, bukan hanya untuk mencari sensasi, ada tiga hal lain yang menjadi penyebab maraknya remaja tawuran.

Tawuran, kata Ida, menjadi bagian "budaya" yang tampaknya yang ditradisikan dari angkatan ke angkatan. Para alumnus pun terkadang ikut dalam aksinya.

"Mensejarah, yang kemudian ditradisikan bahkan menjadi bagian dari budaya kekerasan yang diturunkan dari angkatan ke angkatan, kadang alumni juga ikut berkontribusi," jelasnya.

Di dalam aksi tawuran, menurut Ida, ada seseorang atau pihak yang sengaja membuat suasana rusuh dengan menempatkan anak-anak sebagai pelaku kekerasan.

Tujuannya untuk menciptakan keresahan atau mengalihkan perhatian masyarakat. 

Baca juga: Dua Kelompok Remaja Tawuran di Depan Masjid Jakarta Islamic Centre Usai Tarawih

"Dimungkinkan juga ada pihak-pihak yang mengondisikan 'suasana rusuh', dengan menempatkan anak-anak remaja sebagai pelaku kekerasan kolektif," papar dia.

"Tujuan pihak-pihak itu untuk meresahkan masyarakat atau mengalihkan perhatian masyarakat," tambahnya.

Ida menuturkan, kurangnya ruang berekspresi juga menjadi salah satu penyebab tingginya aksi tawuran di Kota Bekasi.

Maka itu, lanjut Ida, untuk membuka ruang berekpresi itu perlu adanya interversi terpadu dengan menempatkan anak sebagai subyek, bukan obyek yang disertai stigma.

"Tawuran adalah wujud ekspresi diri generasi muda yang termarginal dan terekslusi dalam pembangunan Kota termasuk minimnya ruang publik untuk mereka," ujarnya.

Adapun, awal bulan Maret ini terjadi tawuran remaja di daerah Bojong Koneng, Bekasi, pada Kamis (29/2/2024) yang rupanya didasari keinginan terlihat keren lewat konten media sosial.

Kapolsek Cikarang Barat Kompol Gurnald mengatakan, polisi telah meminta keterangan dua pelajar SMP yang terlibat dalam aksi tersebut.

"Mereka itu motifnya hanya untuk buat konten, tidak ada aksi balas dendam atau motif lain makanya tidak ada korban," kata Gurnald.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 13 Mei 2024

Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 13 Mei 2024

Megapolitan
Yayasan SMK Lingga Kencana: Perpisahan di Luar Kota Disepakati Guru dan Siswa

Yayasan SMK Lingga Kencana: Perpisahan di Luar Kota Disepakati Guru dan Siswa

Megapolitan
Tawuran Pecah di Gang Bahari Jakut, 1 Korban Jarinya Nyaris Putus

Tawuran Pecah di Gang Bahari Jakut, 1 Korban Jarinya Nyaris Putus

Megapolitan
Dharma Pongrekun Serahkan Bukti Dukungan Cagub Independen ke KPU Jakarta

Dharma Pongrekun Serahkan Bukti Dukungan Cagub Independen ke KPU Jakarta

Megapolitan
Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 13 Mei 2024

Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 13 Mei 2024

Megapolitan
Pungli di Masjid Istiqlal Patok Tarif Rp 150.000, Polisi: Video Lama, Pelaku Sudah Ditangkap

Pungli di Masjid Istiqlal Patok Tarif Rp 150.000, Polisi: Video Lama, Pelaku Sudah Ditangkap

Megapolitan
Orangtua Korban Tragedi 1998 Masih Menunggu Anak-anak Pulang Sekolah...

Orangtua Korban Tragedi 1998 Masih Menunggu Anak-anak Pulang Sekolah...

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, Senin 13 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, Senin 13 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
Peringati Tragedi Mei 1998, Peserta 'Napak Reformasi' Khusyuk Doa Bersama dan Tabur Bunga

Peringati Tragedi Mei 1998, Peserta "Napak Reformasi" Khusyuk Doa Bersama dan Tabur Bunga

Megapolitan
Diduga Bakal Tawuran, 33 Remaja yang Berkumpul di Setu Tangsel Dibawa ke Kantor Polisi

Diduga Bakal Tawuran, 33 Remaja yang Berkumpul di Setu Tangsel Dibawa ke Kantor Polisi

Megapolitan
Rute KA Dharmawangsa, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Dharmawangsa, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Megapolitan
Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Megapolitan
Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Megapolitan
Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com