Ketua Pondok Pesantren Khoirur Rooziqiin, Ali Murthado mengatakan bahwa nihilnya akses jalan utama di pondok mereka bermula dari tembok yang dibangun warga sekitar.
Pembangunan tembok disebabkan oleh lahan pondok yang dulunya merupakan area pemancingan.
"Sebelumnya, lahan di sini belum ada apapun, hanya tanah biasa. Di sini ada pemancingan, peternakan ikan. Maka mereka (warga) menutup akses atas nama keamanan," kata Ali kepada Kompas.com, Senin (4/3/2024).
Ali mengungkapkan, pesantren yang dikelolanya tidak pernah punya akses utama sejak awal pondok berdiri pada 2019.
Menurut keterangan Ali, pihak pondok dan warga Rawa Maya, Beji, sempat berdiskusi membahas harga tanah untuk pembangunan akses.
Baca juga: Tak Punya Gerbang Utama, Pesantren Khoirur Rooziqiin Depok Akan Mediasi dengan Warga Hari Ini
"Dari warga Rawa Maya, kami dikasih waktu beberapa bulan. Mereka bilang, kalau mau beli tanah (untuk akses jalan), maka warga akan buka akses jalan," ungkap Ali.
Akan tetapi, warga meminta pihak pesantren membeli seluruh tanah tersebut yang berkisar 500 meter persegi.
"Kami ingin beli tapi hanya untuk jalan, tapi tidak diperbolehkan dan harus satu paket dengan lahan tanah luas itu," tutur Ali.
Hal itu lah yang kemudian memberatkan karena modal yang perlu dikeluarkan mencapai Rp 2,7 miliar.
"Saya tahu persis saldo pesantren ada berapa, jadi untuk nominal segitu sangat memberatkan, terlebih untuk kebutuhan operasional santri per bulan saja bisa sekitar Rp 250 Juta," jelas Ali.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.