Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Anaya Keluar dari Dilema Bunuh Diri...

Kompas.com - 17/03/2024, 11:00 WIB
Shinta Dwi Ayu,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Anaya (22) pernah nyaris bunuh diri. Ia berpendapat, dunia tidak berpihak padanya. Tetapi, keteguhan membuat dia mampu melalui dilema tersebut.

Anaya adalah seorang mahasiswi yang sedang mengenyam bangku kuliah di kampus swasta ternama di DKI Jakarta. Kini, ia memasuki semester empat dan mengambil bidang studi manajemen.

Berbincang dengan Kompas.com, Sabtu (16/3/2024), Anaya bercerita masa di mana ia begitu terpuruk, bahkan hendak mengakhiri hidupnya.

"Setelah lulus SMA tahun 2020, apa yang gue takutkan sejak SD terjadi. Keluarga enggak bisa mendukung secara finansial lagi. Ini yang bikin gue terpuruk secara mental," ujar Anaya.

Baca juga: Kronologi Anggota Basarnas Jayapura Meninggal Saat Menyelamatkan Pemuda yang Akan Bunuh Diri

Ayah Anaya meninggal saat ia berusia tujuh tahun. Sementara, sang ibunda juga meninggal akibat kecelakaan motor tiga tahun kemudian.

Anaya sebenarnya memiliki tiga kakak dan seorang adik. Tetapi, kondisi finansial ketiga kakaknya juga tidak baik.

Kakak pertamanya sudah berkeluarga. Suaminya berprofesi sebagai tukang ojek. Sementara, dua kakaknya tinggal di rumah orangtuanya dan bekerja serabutan.

Anaya dan sang adik memilih tinggal bersama tantenya di Bekasi, Jawa Barat. Sang bibi serta saudara orangtuanya yang lain membiayai sisa masa sekolah Anaya dan adiknya itu.

Situasi itu membuat Anaya seperti hanya seorang diri di dunia ini. Sepi serta terpuruk.

"Mau kerja ditolak sana sini. Rencananya, gue ikut SBMPTN supaya bisa kerja sambil kuliah gagal," ujar Anaya.

"Gue kayak kehilangan arah tujuan hidup. Cita-cita nyaris terkubur. Apalagi saat itu ada Covid-19 yang gerak geriknya terbatas," lanjut dia.

Baca juga: Bunuh Diri Jadi Ancaman bagi Kelas Menengah

Tidak disadari, ia mulai memasuki fase depresi. Ia seringkali menyakiti dirinya sendiri dengan cara membenturkan kepala ke tembok, menyundut tangan dengan rokok dan sebagainya.

Lama kelamaan, ia menyadari bahwa apa yang ia rasakan dan lakukan adalah kesalahan.

"Akhirnya gue konsultasi di telemedicine, sampai dirujuk ke poliklinik jiwa di RSUD Tebet. Diagnosisnya ada dua waktu itu, depresi mayor dan kepribadian ambang self harm," ujar Anaya.

Proses pengobatannya itu memakan waktu hingga sekitar satu tahun.

Selain meminum obat, Anaya dianjurkan untuk melakukan beberapa hal demi menghindarinya dari aktivitas menyakiti diri sendiri atau bunuh diri.

Antara lain, apabila keinginan menyakiti diri memuncak, Anaya dianjurkan untuk menggenggam es batu hingga mencair. Selain itu, Anaya dianjurkan menggambar atau menulis diary, menghindari lagu sedih, dan harus sering bertemu orang lain untuk memotivasi diri.

Baca juga: Sekeluarga Terjun dari Apartemen: Bunuh Diri dan Pembunuhan

 

Bangkit dan merajut mimpi

Beruntung, Anaya perlahan bangkit. Hasratnya untuk tetap hidup meningkat setelah sekitar dua tahun mengalami keterpurukan. Sedikit demi sedikit, ia mulai merajut mimpinya kembali.

Salah satu hal yang membuat semangat hidupnya naik adalah keinginannya untuk melanjutkan kuliah sembari bekerja demi membalas kebaikan keluarganya.

Ia berusaha mencari tahu tetang program beasiswa dari pemerintah, yakni Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP-K).

"Dengan modal handphone dan nekat, gue cari tahu tentang program beasiswa yang bisa menyelamatkan hidup gue," ujar dia.

Benar saja, semangat hidup yang tinggi membawa Naya ke hal baik. Ia diterima di tiga universitas sekaligus. Tetapi, ia memilih berkuliah di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YAI dan mengambil program studi manajemen.

Ia bercita-cita bekerja di bank sembari membuka bisnis salon. 

Baca juga: Sederet Kasus Sekeluarga Tewas Bunuh Diri, dari Kasus Kalideres sampai Apartemen Penjaringan

Bukan hanya dapat berkuliah secara gratis sampai lulus, Naya juga mendapatkan uang sangu per semester sebesar Rp. 8.400.000.

Kini Naya sudah duduk di semester empat. Bukan hanya sekedar kuliah, ia juga aktif mengikuti lomba dan organisasi.

Tak jarang pula, Naya menjadi pemenang dari lomba yang ia ikuti dan mendapatkan hadiah.

Ia ingin sekali membalas semua kebaikan keluarganya yang telah bantu membiayai selama masa sekolah.

"Rencana di masa depan pengin membalas semua kebaikan keluarga dan orang sekitar yang berperan penting ada pada saat proses gue jatuh bangun itu," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

3 Pemuda di Jakut Curi Spion Mobil Fortuner dan Land Cruiser, Nekat Masuk Halaman Rumah Warga

3 Pemuda di Jakut Curi Spion Mobil Fortuner dan Land Cruiser, Nekat Masuk Halaman Rumah Warga

Megapolitan
Seorang Wanita Kecopetan di Bus Transjakarta Arah Palmerah, Ponsel Senilai Rp 19 Juta Raib

Seorang Wanita Kecopetan di Bus Transjakarta Arah Palmerah, Ponsel Senilai Rp 19 Juta Raib

Megapolitan
3 Pemuda Maling Spion Mobil di 9 Titik Jakut, Hasilnya untuk Kebutuhan Harian dan Narkoba

3 Pemuda Maling Spion Mobil di 9 Titik Jakut, Hasilnya untuk Kebutuhan Harian dan Narkoba

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Tiga Pencuri Spion Mobil di Jakarta Utara Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Tiga Pencuri Spion Mobil di Jakarta Utara Ditembak Polisi

Megapolitan
Terungkapnya Bisnis Video Porno Anak di Telegram: Pelaku Jual Ribuan Konten dan Untung Ratusan Juta Rupiah

Terungkapnya Bisnis Video Porno Anak di Telegram: Pelaku Jual Ribuan Konten dan Untung Ratusan Juta Rupiah

Megapolitan
Rugi Hampir Rp 3 Miliar karena Dugaan Penipuan, Pria di Jaktim Kehilangan Rumah dan Kendaraan

Rugi Hampir Rp 3 Miliar karena Dugaan Penipuan, Pria di Jaktim Kehilangan Rumah dan Kendaraan

Megapolitan
Geramnya Ketua RW di Cilincing, Usir Paksa 'Debt Collector' yang Berkali-kali 'Mangkal' di Wilayahnya

Geramnya Ketua RW di Cilincing, Usir Paksa "Debt Collector" yang Berkali-kali "Mangkal" di Wilayahnya

Megapolitan
Mulai 1 Juni 2024, Ada Ketentuan Baru Pembatalan Tiket Kereta Api

Mulai 1 Juni 2024, Ada Ketentuan Baru Pembatalan Tiket Kereta Api

Megapolitan
Pilkada Jakarta 2024: Menguji Eksistensi Masyarakat Jaringan

Pilkada Jakarta 2024: Menguji Eksistensi Masyarakat Jaringan

Megapolitan
Jalur, Kuota, dan Syarat PPDB SMA, SMK, dan SLB Kota Bogor 2024

Jalur, Kuota, dan Syarat PPDB SMA, SMK, dan SLB Kota Bogor 2024

Megapolitan
Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 1 Juni 2024

Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 1 Juni 2024

Megapolitan
Nama Kaesang dan Anies di Bursa Pilkada Jakarta, Prediksi Pertarungan Sengit bak Pilpres 2024

Nama Kaesang dan Anies di Bursa Pilkada Jakarta, Prediksi Pertarungan Sengit bak Pilpres 2024

Megapolitan
6 Orang Ditangkap Terkait Kasus Pelat Palsu DPR, Polisi Ungkap Peran Masing-masing

6 Orang Ditangkap Terkait Kasus Pelat Palsu DPR, Polisi Ungkap Peran Masing-masing

Megapolitan
Unjuk Rasa Solidaritas Palestina di Kedubes AS, Massa Serukan Pembebasan Perempuan

Unjuk Rasa Solidaritas Palestina di Kedubes AS, Massa Serukan Pembebasan Perempuan

Megapolitan
8 Mobil Mewah Disita Polisi Terkait Kasus Pelat Palsu DPR, Ada Tesla, Lexus, dan Mercy

8 Mobil Mewah Disita Polisi Terkait Kasus Pelat Palsu DPR, Ada Tesla, Lexus, dan Mercy

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com